Sesuai perkembangan dan meningkatnya kebutuhan, si kecil memerlukan makanan pendamping selain ASI

Setelah usia enam bulan, tiba saatnya untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) pertama untuk si kecil. Pada usia ini, ASI dianggap sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan energi dan gizi si kecil—meski tidak berarti berhenti diberikan.


Selain itu, organ pencernaan buah hati Anda pun sudah siap menerima dan mengolah makanan yang masuk.


Untuk mempersiapkan MPASI pertama, beberapa peralatan dapat digunakan, seperti pengukus, perebus, blender, dan saringan kawat halus. Selain itu, perlu juga memperhatikan peralatan tambahan lainnya, seperti kursi makan bayi, piring, mangkuk, gelas, dan sendok.


Untuk peralatan makan, terutama sendok, penting untuk memilih yang ukurannya sesuai dengan mulut si kecil. Hal ini agar memudahkan pemberian makanan.


MPASI pertama yang diberikan sebaiknya mempertahankan rasa alami dari bahan makanan yang digunakan. Jangan dulu menambahkan gula, garam, atau zat tambahan lainnya. Orangtua pun harus memperhatikan tekstur makanan.


Tingkat kehalusan makanan dapat dikurangi seiring bertambahnya usia—hingga buah hati Anda dapat mengonsumsi makanan solid.


Tidak ada aturan yang mengikat untuk pemberian bahan makanan. Tapi pada tahap awal, disarankan memilih bahan makanan yang mudah dicerna serta rendah risiko menimbulkan reaksi alergi.


Pepaya, pisang, wortel, labu, ubi jalar, pir, apel, kentang, dan bubur beras bisa menjadi pilihan menu MPASI pertama.


Sementara untuk porsi yang diberikan, mulailah dengan jumlah yang sedikit. Sekitar 1–3 sendok makan per hari sudah cukup untuk pengenalan makanan pertama. Pada masa tersebut, si kecil pun masih mendapatkan asupan ASI sehingga MPASI sekadar penambah dan pengenalan makanan.


Seiring bertambah usia buah hati, Anda dapat menambahkan jumlah porsi makanan yang diberikan.


Anda bisa coba memberikan satu jenis makanan per tiga hari—untuk kemudian berganti menu pada hari berikutnya. Selain mencegah terjadi kebosanan, hal ini juga dapat memudahkan Anda mengetahui jika ada bahan makanan yang tidak dapat ditoleransi (alergi) oleh si kecil.


Pada masa pemberian MPASI pertama ini, penting bagi orangtua untuk memperhatikan tanda atau gejala yang timbul akibat intoleransi terhadap suatu bahan makanan. Gejala atau tanda yang muncul biasanya berupa bercak merah pada kulit, perut kembung, anak menjadi rewel, muntah, diare, konstipasi, gatal, bengkak pada wajah, bibir, lidah, pilek, batuk, dan napas mengi.


Jika mendapat tanda atau gejala seperti itu, sebaiknya hentikan pemberian jenis makanan tersebut. Ganti dengan bahan makanan lain.


Menghentikan pemberian suatu jenis bahan makanan bukan berarti si kecil akan tidak dapat mengonsumsi bahan makanan tersebut untuk seumur hidup. Coba berikan kembali bahan makanan yang menimbulkan tanda atau gejala intoleransi tersebut pada satu bulan kemudian.


Jika tanda atau gejala yang sebelumnya muncul tidak ditemukan kembali, artinya pemberian bahan makanan tersebut dapat diteruskan.


Anda pun perlu mempertimbangkan memiliki ‘food diary’ untuk mencatat asupan harian yang diberikan pada si kecil. Beri keterangan jika muncul tanda atau gejala intoleransi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi jenis makanan yang cocok dan tidak.


Jika ada keluhan, segera bawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Jika Si Kecil Defisiensi Zat Besi

Ketika si kecil terdiagnosa mengalami defisiensi zat besi, penting bagi orangtua untuk mengubah menu MPASI yang diberikan. Untuk kasus seperti ini, perbanyak asupan makanan yang tinggi kandungan zat besi, seperti daging sapi, telur, dan sayuran hijau.


Pemberian suplemen zat besi elemental, vitamin C, dan asam folat juga dapat dilakukan. Selain itu, hindari pemberian makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh.