Mengajarkan Si Kecil Beradaptasi dengan New Normal

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Transisi menuju era new normal sedang berlangsung

Mengajarkan Si Kecil Beradaptasi dengan New Normal

Transisi menuju era new normal sedang berlangsung. Pemerintah DKI Jakarta menetapkan masa transisi berlangsung hingga akhir Juni 2020. Meskipun sekolah yang berada di zona merah belum akan dibuka setidaknya sampai akhir tahun, namun Anda tetap harus mempersiapkan si kecil mulai beradaptasi dengan era new normal ini.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat sampai bulan Mei 2020 terdapat 3.324 anak berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), 129 di antaranya meninggal dunia. Anak yang positif COVID-19 sebanyak 584 orang dan 14 di antaranya meninggal dunia. Anak merupakan populasi khusus yang rentan dan harus dilindungi, karena masih berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Maka, pernyataan bahwa kelompok usia anak tidak rentan terhadap COVID-19 merupakan pernyataan yang kurang tepat. 

Anak rentan akan infeksi

Anak mudah terserang flu atau demam bila virus, bakteri, atau jamur masuk ke dalam tubuhnya. Daya tahan tubuh yang masih rentan, menyebabkan kelompok usia anak mudah terserang penyakit, tak terkecuali COVID-19 dan penyakit infeksi lainnya. Maka itu, Anda perlu waspada dan selalu memastikan higienitas dan kesehatan si kecil, terutama di masa pandemi ini.

Infeksi COVID-19 pada anak-anak tidak dapat disepelekan. Karena bila si kecil terkena, maka risiko kerusakan organ paru atau organ lainnya akan mengintai, bahkan setelah anak dinyatakan sembuh. Salah satu risiko yang dapat membahayakan si kecil akibat COVID-19 adalah multisystem inflammatory syndrome. Peradangan ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, kulit, mata, atau saluran cerna. Beberapa kasus multisystem inflammatory syndrome pada anak dilaporkan di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, karena jumlah kasusnya masih sedikit, belum ada data yang cukup untuk mengetahui secara tepat apa penyebab dari kondisi ini. Biasanya anak yang mengalami sindrom ini sebelumnya tidak menunjukkan gejala yang berat dan tidak memiliki penyakit lain ketika menderita COVID-19.

Gejala multisystem inflammatory syndrome pada anak antara lain demam selama empat hari atau lebih, nyeri perut tanpa penjelasan penyebab lain, kemerahan pada kedua mata, pembesaran kelenjar getah bening di salah satu sisi leher, bibir atau lidah yang memerah dan pecah-pecah, ruam pada kulit, dan/atau pembengkakan pada tangan dan kaki. Penanganan kepada pasien-pasien anak dengan multisystem inflammatory syndrome adalah dengan perawatan di rumah sakit dan pengobatan untuk meredakan peradangan serta mencegah efek jangka panjang pada pembuluh darah tubuh dan jantung anak.

#####

Pencegahan COVID-19 pada anak

Orang tua harus melakukan berbagai upaya untuk menjaga anak tetap sehat. Pencegahan bisa dilakukan mulai dari rumah Anda. Misalnya, dengan membersihkan rumah lebih sering, mengajak si kecil mencuci tangan minimal 20 detik dengan sabun, menjauhkan si kecil dari orang yang sakit, dan batasi anak bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain. Berdasarkan konferensi pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 15 Juni 2020, sekolah tatap muka hanya akan dibuka di daerah zona hijau ketika new normal diberlakukan. Bila mereka harus belajar kembali di sekolah, maka orang tua beserta guru perlu lebih waspada. Sifat anak yang suka bermain dan belum dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri, membuat mereka lebih sulit menjaga jarak atau menerapkan physical distancing dengan teman atau orang di dekatnya. Pihak sekolah dan orang tua harus memastikan bahwa kegiatan belajar dilakukan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Namun, saat ini kegiatan belajar mengajar belum secara menyeluruh diterapkan dengan tatap muka.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memulai aktivitas di sekolah. Salah satu yang penting untuk diperhatikan, aktivitas di sekolah harus mengikuti imbauan dari pemerintah, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi COVID-19 di masyarakat. Walau demikian, orang tua memiliki kewenangan untuk mengizinkan anak bersekolah atau tidak. 

Apabila aktivitas di sekolah sudah dimulai, maka hal-hal berikut perlu Anda perhatikan di sekolah si kecil:

  • Individu-individu yang sakit, seperti guru, karyawan, atau murid yang sedang sakit atau yang baru berkontak dengan individu yang menderita COVID-19 harus tetap tinggal di rumah dan dipantau kondisinya secara berkala. Protokol ini harus dimiliki oleh setiap sekolah
  • Ajarkan dan terapkan kebiasaan mencuci tangan yang benar dengan sabun selama 20 detik
  • Ajarkan dan terapkan penggunaan masker untuk seluruh guru, karyawan, dan murid di sekolah
  • Tutupi mulut dengan tisu saat batuk atau bersin kemudian dibuang dan cuci tangan
  • Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti meja, pegangan pintu, dan lain-lain
  • Ajarkan si kecil untuk tidak berbagi atau saling menukar peralatan yang digunakan di sekolah, seperti alat tulis, alat makan, mainan, dan lain-lain
  • Atur kursi dan meja sehingga satu murid dengan lainnya berjarak minimal 1,5 meter

Selain itu, Anda juga harus membekali si kecil dengan peralatan pribadi, seperti masker, hand sanitizer, alat tulis, bekal makan, dan alat makannya sendiri, sehingga tidak saling meminjam atau bertukar dengan murid lain. 

Jangan lupa, jelang masuk sekolah anak-anak memerlukan nutrisi yang lengkap dan berimbang agar daya tahan tubuh tetap terjaga. Kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, serat, maupun zat gizi mikro seperti vitamin A, B, C, D, E, folat, zinc, besi, asam lemak omega 3, dan selenium harus dipenuhi setiap hari. Apabila kebutuhan nutrisi sudah tercukupi dari makanan, maka sebenarnya anak tidak memerlukan suplemen atau vitamin tambahan.

Namun, apabila kebutuhan nutrisinya tidak selalu dapat tercukupi dari makanan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, agar dapat menentukan jenis nutrisi apa saja yang masih kurang dan perlu dipenuhi dengan suplemen tambahan. Masing-masing anak memiliki kondisi dan pola makan yang berbeda-beda, sehingga jenis suplemen nutrisi tambahan yang dibutuhkan pun akan berbeda.

Si kecil harus tetap sehat dan terhindar dari penyakit, termasuk COVID-19. Kita sebagai orang tua perlu mensosialisasikannya kepada anak mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk terhindar dari virus dan membantunya beradaptasi dengan pandemi ini. Harapannya, dengan adanya waktu transisi oleh pemerintah menuju era new normal, semua pihak dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Anda dan si kecil dapat beradaptasi dengan kebiasaan dan protokol kesehatan baru, sehingga merasa aman dan nyaman menjalaninya.