Kuning pada Bayi Baru Lahir (Jaundice)

Jumat, 20 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jaundice atau kuning pada bayi merupakan warna kekuningan pada kulit dan lapisan mukosa (contoh: bagian putih mata) yang sering dialami bayi baru lahir.

Kuning pada Bayi Baru Lahir (Jaundice)

Jaundice atau yang populer disebut penyakit kuning pada bayi seringkali membuat para orang tua khawatir. Sebenarnya, apakah kuning pada bayi baru lahir ini berbahaya? Bagaimana menangani bayi dengan jaundice?


Jaundice adalah warna kekuningan pada kulit dan lapisan mukosa (contoh: bagian putih mata) dan merupakan kondisi yang sering dialami bayi baru lahir. Warna kuning ini terjadi akibat penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin.


Bilirubin itu sendiri merupakan produk ”sampah” dari sel darah merah (eritrosit). Eritrosit hanya hidup dalam jangka waktu tertentu. Setelah habis masa hidupnya, eritrosit akan hancur dan terbentuklah bilirubin. Selanjutnya, bilirubin akan diproses oleh hati untuk kemudian dibuang sebagai empedu.


Namun, hati sang bayi belum cukup “matang” untuk memproses bilirubin sehingga bilirubin pun menumpuk.


Jenis-jenis Jaundice pada Bayi

Jaundice umumnya mulai muncul di wajah, kemudian turun ke dada, perut, lengan, dan kaki. Bagian putih mata juga tampak kuning. Jaundice yang paling sering terjadi adalah:


1. Jaundice Fisiologis. Dapat terjadi pada 50 persen bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 hari, memuncak pada hari 4-5, dan menghilang dengan sendirinya pada usia 2 minggu.

2. Jaundice pada Bayi Prematur (karena kemampuan membuang bilirubin masih sangat kurang).

3. Breastfeeding Jaundice (5-10 persen bayi baru lahir): Hal ini terjadi pada minggu pertama setelah lahir pada bayi yang tidak memperoleh cukup ASI.


Jika bayi tidak memperoleh cukup ASI, gerakan usus tidak terpacu dan frekuensi buang air besar berkurang sehingga tidak banyak bilirubin yang dapat dikeluarkan. Karena itu, susui bayi minimal 8-12 kali per hari khususnya dalam beberapa hari pertama. Untuk menilai kecukupan asupan ASI, perhatikan:


  • Jika berat badan bayi berkurang ≥ 10 persen berat lahir pada hari ketiga, kecukupan ASI harus dievaluasi.
  • Bayi yang memperoleh cukup ASI popoknya akan basah kuyup 4-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali (usia 4 hari). Pada usia 3-4 hari, feses bayi berubah dari mekonium (warna gelap) menjadi kekuningan dan lunak.


4. Breastmilk Jaundice (1 persen bayi baru lahir): terjadi di akhir minggu pertama atau awal minggu kedua setelah lahir. Sebagian kecil ibu memiliki suatu zat dalam ASI mereka yang dapat menghambat pengolahan bilirubin oleh hati. Tipe ini ringan dan menghilang pada usia 3-10 minggu. Secara umum, jaundice karena sebab apapun tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan pemberian ASI.



Apakah Jaundice Berbahaya?

Sebagian besar jaundice tidak berbahaya. Namun sebagian kecil bayi bisa mengalami jaundice yang tidak normal (muncul pada usia < 24 jam) dan hebat. Hal ini bisa dialami oleh bayi dengan infeksi berat (sepsis), bayi yang mengalami hemolisis (penghancuran sel darah merah berlebihan) misalnya akibat ketidakcocokan golongan darah (ibu golongan darah O dan anak bukan O; ketidakcocokan rhesus), atau akibat kekurangan enzim G6PD.


Di situasi ini, jika kadar bilirubin sangat tinggi, bisa menimbulkan kerusakan otak. Jika jaundice terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir, atau jaundice tampak hebat, harus dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin.


Kapan Jaundice Harus Pergi ke Dokter?

  • Jaundice muncul pada usia < 24 jam
  • Jaundice semakin hebat 
  • Apabila suhu bayi (diperiksa di anus) > 37.8 derajat Celcius
  • Apabila bayi tampak sakit, tidak menyusu dengan kuat, lemah, tidur terus menerus



Cara Mengatasi Jaundice pada Bayi

  • Jaundice fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus; tidak ada obat yang bisa menurunkan kadar bilirubin
  • Beri ASI sesering mungkin
  • Kadang bayi harus menjalani terapi sinar (lihat tabel), ASI harus tetap diberikan
  • Exchange transfusion; transfusi tukar darah dalam jumlah yang sama, namun jarang sekali bayi kuning yang membutuhkan terapi ini


Tips Menangani Kuning pada Bayi

  • Jangan berikan obat-obatan seperti luminal, kolestiramine
  • Jangan hentikan pemberian ASI
  • Jangan menjemur bayi telanjang
  • Jangan terburu-buru memberikan susu formula kecuali bayi dehidrasi


FAQ Kuning pada Bayi (Jaundice)


Bagaimana Cara Menghilangkan Kuning pada Bayi?

Cara menghilangkan kuning pada bayi adalah dengan memberikan ASI lebih sering agar bayi buang air kecil dan besar lebih banyak, yang membantu mengeluarkan bilirubin. Jika kuning parah, fototerapi di rumah sakit mungkin diperlukan.


Berapa Lama Kuning pada Bayi akan Hilang?

Kuning pada bayi biasanya hilang dalam 1-2 minggu. Namun, jika kuning tidak hilang atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Kapan Bayi Kuning Dikatakan Berbahaya?

Bayi kuning dikatakan berbahaya jika muncul dalam 24 jam setelah lahir, tidak hilang setelah 2 minggu, atau disertai gejala seperti lemas, sulit menyusu, dan kejang. 


Apa yang Harus Dikonsumsi Ibu Saat Bayi Kuning? 

Ibu harus mengonsumsi makanan bergizi, seperti sayuran, buah, protein, dan banyak cairan agar produksi ASI optimal. ASI yang cukup membantu bayi mengeluarkan bilirubin lebih cepat.


Apa Saja yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Saat Bayinya Terkena Penyakit Kuning?

Saat bayinya terkena penyakit kuning, ibu sebaiknya hindari makanan pedas, kafein, alkohol, serta makanan olahan tinggi gula atau lemak.