Ketahui Masa Subur Rencanakan Kehamilan

Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengetahui masa subur sangat penting dalam perencanaan kehamilan secara alami. Penghitungannya pun terbilang mudah

Ketahui Masa Subur Rencanakan Kehamilan

Kehadiran buah hati memang menjadi dambaan dari setiap pasangan, khususnya bagi pasangan muda. Usai mengikat janji dalam pernikahan, rumah tangga yang dijalin akan semakin paripurna dengan kehadiran anak. Walau begitu, bukan berarti sekadar mendapatkan keturunan.


Segala hal dalam kehidupan alangkah bagusnya jika terencana, termasuk dalam memiliki keturunan. Berbicara mengenai kehamilan (memiliki keturunan) juga menyangkut berbagai konsekuensi yang menyertainya. Jadi, bukan sekadar mengenai biologis, tapi juga faktor-faktor lain seperti finansial, psikologis, dan lain-lain.


Perencanaan kehamilan dilakukan bukan sekadar oleh pasangan yang ingin memiliki keturunan. Dengan perencanaan, dapat dilakukan usaha untuk membuat hamil atau tidak hamil (tergantung pada kesepakatan pasangan tersebut). Karenanya, penting untuk melakukan perencanaan kehamilan agar perjalanan rumah tangga dapat berjalan melalui tahap demi tahap yang tersusun.


Memahami Kesuburan

Proses atau peristiwa hamil merupakan pertemuan antara sperma dengan sel telur. Dalam perencanaan kehamilan, utamanya bagi pasangan yang ingin memiliki keturunan, penting untuk mengetahui masa subur.


Karena, meski rutin melakukan hubungan suami-istri tapi tidak di masa subur maka kemungkinan terjadi hamil pun sangat minim, bahkan tidak ada.

Wanita mengeluarkan satu sel telur setiap bulannya. Sel telur ini akan bertahan selama 24 jam di dalam tubuh.


Sementara, sperma yang dihasilkan pria dapat bertahan 2 – 3 hari di dalam tubuh wanita. Merencanakan kehamilan secara alami dilakukan dengan mengetahui masa subur wanita (ketika sel telur dikeluarkan) agar dapat dibuahi oleh sperma.


Penghitungan paling mudah adalah dengan mengetahui siklus menstruasi. Nomalnya, siklus menstruasi berada pada rentang 28 – 30 hari, meski dapat bervariasi dari 21 – 35 hari. Pada wanita dengan siklus menstruasi yang teratur, penghitungan masa subur dilakukan dengan membagi dua rentang siklus menstruasi.


Misal rentang siklus menstruasi berada pada 28 hari, maka masa suburnya adalah 28 : 2 = 14 hari setelah menstruasi. Untuk meningkatkan kemungkinan hamil, dianjurkan melakukan hubungan suami-istri pada rentang kurang atau lebih tiga hari dari hari ke-14 setelah menstruasi (lebih disarankan pada 1 – 2 hari sebelum masa subur karena tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding dengan pada masa subur dan setelah masa subur).


Selain itu, tubuh wanita pun sebenarnya memberikan tanda ketika memasuki masa subur. Tanda yang diberikan adalah suhu tubuh meningkat (sekitar 10 celsius) pada pagi hari, lendir di daerah vagina yang lebih encer, serta terkadang timbul rasa nyeri sekejap di perut (karena sel telur lepas).


Di sisi lain, penting pula peran suami untuk mendukung program kehamilan. Menjalani hidup sehat merupakan hal penting untuk mendukung tingkat keberhasilan program yang dijalani. Selain itu, jika diperlukan juga bisa memeriksakan kondisi tubuh untuk mengetahui jika ada hal-hal yang dapat menghambat program kehamilan.


Golden Period

Meski merupakan hal penting untuk program kehamilan secara alami, penghitungan masa subur tidaklah terlalu signifikan bagi pasangan sehat yang berada di golden period (usia 26 hingga 32 tahun).


Pasangan yang menikah pada rentang usia ini, selama rutin melakukan hubungan suami-istri dua hari sekali, selama satu tahun, memiliki keberhasilan kehamilan hingga 80 persen. Tetapi, jika pada periode satu tahun tersebut belum juga menghasilkan kehamilan, sebaiknya pasangan tersebut memeriksakan diri ke dokter.


Pemeriksaan juga perlu dilakukan bagi wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur (intervalnya kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari), kadar menstruasi yang tidak menetap (terlalu sedikit atau terlalu banyak), tidak menstruasi, mengalami rasa sakit yang hebat saat menstruasi, atau menikah di usia lebih dari 35 tahun.


Sementara bagi pria, pemeriksaan perlu dilakukan jika mengalami obesitas, kencing manis, merokok, serta pernah mengalami infeksi/operasi pada organ reproduksi atau hernia.


Penghitungan Memanfaatkan Aplikasi

Dalam penghitungan masa subur, pencatatan siklus menstruasi sangatlah penting. Sayang, banyak yang sekadar mengandalkan ingatan. Tanggal menstruasi terakhir memang ingat, tapi bagaimana dengan bulan-bulan sebelumnya?


Padahal, dokter sangat memerlukan data tersebut, setidaknya untuk enam bulan terakhir. Saat ini, ada begitu banyak aplikasi di smartphone yang bisa digunakan untuk mencatat siklus menstruasi.


Bahkan, beberapa aplikasi juga menyediakan data mengenai masa subur (berdasarkan data siklus menstruasi yang sudah dimasukkan) hingga kemungkinan terjadinya kehamilan saat siklus menstruasi lebih lambat dari biasanya.


Selain itu, terdapat pula test pack untuk mengecek masa subur yang dijual bebas. Meski tidak memiliki tingkat akurasi yang presisi, pemanfaatan alat seperti ini dapat membantu mengetahui masa subur.


Namun, sebelum merencanakan kehamilan, yang terpenting diskusikan dengan pasangan: sudah siapkah menjadi orangtua?