Ginjal Sehat, Tumbuh Kembang Anak Optimal

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Di kalangan pembaca, sindrom nefrotik mungkin masih terasa asing. Padahal, ini merupakan gangguan kesehatan pada ginjal yang paling sering dijumpai pada anak

Ginjal Sehat, Tumbuh Kembang Anak Optimal

Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala klinis yang ditandai beberapa kondisi, seperti adanya protein dalam kadar yang tinggi di air seni, kadar protein yang rendah dalam darah, pembengkakan pada seluruh tubuh (edema), serta kadar kolesterol darah yang tinggi. 


Menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sindrom nefrotik ditemukan pada enam per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun.


Sindrom nefrotik lebih banyak dijumpai pada anak laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan 2:1. Sementara, gejala sindrom nefrotik paling sering ditemukan pada usia dua hingga lima tahun.


Secara umum, masalah kesehatan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu primer (terjadi akibat mutasi genetik atau kelainan imunologi) dan sekunder (terjadi akibat penyakit lain, seperti infeksi, Henoch-Schonlein purpura, obat-obatan, atau lupus eritematosus sistemik). 


Sindrom nefrotik dapat terjadi pada siapapun, terlebih anak dari keluarga yang memiliki riwayat sindrom nefrotik.


Karenanya, orang tua perlu segera memeriksakan kondisi anak ketika melihat ada gejala sebagai berikut: 


  • bengkak di kedua kelopak mata, perut, kaki, atau seluruh tubuh; 
  • air seni berbuih atau terlihat keruh serta volume air seni dan frekuensi buang air kecil berkurang; 
  • penambahan berat badan secara drastis dalam waktu singkat; atau 
  • mengalami nyeri perut atau sesak napas. 


Untuk mendiagnosis sindrom nefrotik, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Selain itu, dilakukan pemeriksaan protein pada urin, kadar albumin darah, serta koles terol darah. Jika diperlukan, akan dilakukan pula pemeriksaan biopsi ginjal. 


Pengobatan utama untuk sindrom nefrotik adalah obat-obatan penekan sistem imun (immunosuppressant), meski pada kondisi tertentu dapat ditambahkan dengan obat-obatan lainnya.


Pemberian obat-obatan ini dilakukan agar sindrom nefrotik dapat terkontrol dengan baik (remisi) yang ditandai dengan tidak terdeteksinya protein pada air seni. 


Selain memastikan kepatuhan berobat anak, orang tua dari anak dengan sindrom nefrotik pun perlu melakukan pemantauan tumbuh kembang.


Anak dengan sindrom nefrotik tidak memiliki batasan asupan cairan maupun nutrisi. Hanya saja, jika mengalami bengkak atau kekambuhan (relaps), perlu dilakukan pembatasan asupan garam dan makanan tinggi kolesterol.


Penanganan sejak dini dapat menghindarkan anak dari gangguan yang lebih serius akibat sindrom nefrotik.


Jika tidak ditangani dengan baik, sindrom nefrotik dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah (syok), infeksi berat (sepsis), sesak berat, gangguan elektrolit, stroke, bahkan jika dibiarkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah.