Periksa Benjolan di Leher ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 21 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Benjolan di leher bisa terjadi karena infeksi ataupun kondisi medis yang lebih serius. Karena itu, kondisi ini harus segera ditangani oleh dokter spesialis bedah onkologi!

Periksa Benjolan di Leher ke Dokter Apa?

Benjolan di leher umumnya disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening, yang terjadi karena infeksi virus atau bakteri. Namun, benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh penyakit gondok, lipoma, kista, gangguan kelenjar tiroid, bahkan tumor ganas (kanker).


Beda penyebab, beda pula cara mengobatinya. Untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai, benjolan di leher perlu diperiksa secara detail oleh dokter spesialis yang tepat.


Benjolan di Leher ke Dokter Apa?

Bila Anda mengalami benjolan di leher yang tidak kunjung menghilang atau justru membesar bahkan menyebabkan nyeri, segera memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah onkologi.


Dokter onkologi akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebab benjolan di leher dan menentukan tingkat keparahan dari kondisi tersebut, sebelum memberikan penanganan yang sesuai.


Dokter Spesialis Bedah Onkologi

Dokter yang memiliki gelar Sp.B, Sbsp. Onk ini memiliki kewenangan medis untuk menangani benjolan di leher yang termasuk ke dalam penyakit tumor dan kanker. Dokter bedah onkologi juga dapat memberikan penanganan intervensi, berupa prosedur pembedahan, untuk mengangkat benjolan di leher.


Pemeriksaan Benjolan di Leher oleh Dokter Spesialis Bedah Onkologi

Pemeriksaan benjolan di leher yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah onkologi mencakup anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, dan akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang.


Pemeriksaan diawali dengan menanyakan riwayat kesehatan pasien secara umum, gejala yang dialami, dan sudah berapa lama benjolan disadari. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien, salah satunya untuk menilai karakteristik benjolan di area leher pasien.


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya, dengan melakukan:


  • USG leher, untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan benjolan 
  • CT scan atau MRI, untuk mengetahui ukuran dan karakteristik benjolan dengan lebih jelas
  • Biopsi, untuk mengambil sampel jaringan dan memastikan benjolan bersifat jinak atau ganas (kanker)


Penanganan Benjolan di Leher oleh Dokter Spesialis Bedah Onkologi

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter spesialis bedah onkologi dapat menentukan pengobatan yang sesuai, antara lain:


  • Tindakan pembedahan atau operasi, untuk mengangkat benjolan di leher jika tumbuhnya sangat cepat dan mengganggu, atau dokter mencurigai benjolan ini adalah kanker
  • Pemberian obat antibiotik, untuk mengobati infeksi bakteri yang menyebabkan timbulnya benjolan di leher
  • Pemberian obat antivirus, untuk mengobati infeksi virus, seperti herpes, yang menyebabkan terjadinya benjolan di leher
  • Pemberian obat antinyeri, untuk meredakan demam dan nyeri yang dirasakan akibat tumbuhnya benjolan
  • Pemberian obat antiperadangan, untuk mengatasi peradangan tiroid
  • Kemoterapi dan radioterapi, untuk mengatasi benjolan di leher untuk mengobati benjolan di leher yang sudah terkonfirmasi kanker


Benjolan di leher bukanlah kondisi yang bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat bebas tanpa resep dokter. Sebab penanganannya perlu disesuaikan dengan kondisi yang mendasari timbulnya benjolan. 


Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah onkologi di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mendapatkan penanganan yang sesuai. Penanganan yang diberikan oleh dokter spesialis berpengalaman dengan didukung fasilitas medis terkini akan mengoptimalkan hasil penanganan yang Anda terima.


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


Dr. dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk. (K)

Dr. dr. M. Yadi Permana, Sp.B. Subsp. Onk (K)

Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp. B, Subsp. Onk. (K), M.Epid, MARS (via Call Center)

dr. Cahyo Novianto, M.Si.Med, Sp. B, Subsp. Onk. (K)

dr. Ismairin Oesman, Sp. B, Subsp. Onk. (K)

dr. Kristina Maria Siswiandari, Sp. B. Subsp. Onk. (K)

dr. Maelissa Pramaningasih R., Sp.B, Subsp. Onk. (K)

dr. Rachmawati, Sp. B, Subsp. Onk. (K)




Referensi:

  1. Gupta A, Sharma S, et al,. Neck masses: clinico-radio-pathological evaluation. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9895209/). Diakses pada 3 Juli 2025.
  2. Cleveland Clinic. Lipoma. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15008-lipomas). Direvisi terakhir 13 Oktober 2020. Diakses pada 3 Juli 2025.
  3. Cleveland Clinic. Swollen Lymph Nodes. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/15219-swollen-lymph-nodes). Direvisi terakhir 17 Mei 2022. Diakses pada 3 Juli 2025.
  4. Mayo Clinic. Head and neck cancers. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/head-and-neck-cancers/symptoms-causes/syc-20354171). Direvisi terakhir 16 November 2023. Diakses pada 3 Juli 2025.
  5. Mayo Clinic. Swollen lymph nodes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swollen-lymph-nodes/symptoms-causes/syc-20353902). Direvisi terakhir 25 April 2025. Diakses pada 3 Juli 2025.