Gejala Autoimun yang Sering Terabaikan, Ketahui Sekarang!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 14 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kenali gejala penyakit autoimun seperti kelelahan berlebihan, nyeri sendi, ruam kulit, demam ringan, mati rasa, hingga perubahan berat badan.

Gejala Autoimun yang Sering Terabaikan, Ketahui Sekarang!

Gejala penyakit autoimun bisa sangat beragam, mulai dari kelelahan, nyeri sendi, ruam kulit, hingga demam ringan. Gejala-gejala ini sering kali mirip dengan penyakit lain, sehingga penting untuk mengenalnya sejak dini untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Mengetahui gejala-gejala umum ini sangat penting untuk diagnosis dini, sehingga Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa gejala penyakit autoimun yang perlu diwaspadai.


Gejala Penyakit Autoimun


1. Kelelahan yang Berlebihan

Salah satu gejala utama dari penyakit autoimun adalah rasa lelah yang berlebihan. Meskipun Anda sudah cukup tidur, tubuh tetap merasa sangat lelah dan tidak bertenaga. Kelelahan ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh terus-menerus aktif melawan sel tubuh yang sehat, yang mempengaruhi tingkat energi dan membuat tubuh merasa lelah sepanjang waktu.


2. Nyeri Sendi atau Otot

Rasa nyeri pada sendi atau otot bisa menjadi tanda adanya penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Nyeri ini bisa datang secara tiba-tiba dan sering disertai dengan pembengkakan atau kekakuan pada sendi. Nyeri tersebut bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari tangan, lutut, hingga punggung bawah.


3. Ruam Kulit

Ruam kulit bisa menjadi salah satu gejala awal penyakit autoimun, seperti lupus. Ruam ini bisa muncul di berbagai area tubuh, sering kali berbentuk seperti bercak merah atau ungu. Selain itu, kulit juga bisa menjadi sensitif, gatal, atau tampak lebih kering dari biasanya.


Baca juga: Multiple Sclerosis: Penyakit Autoimun yang Merusak Saraf



4. Demam Ringan

Beberapa penderita penyakit autoimun mengalami demam ringan yang sulit dijelaskan. Demam ini sering datang tanpa tanda-tanda infeksi dan bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini terjadi karena peradangan kronis yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.


5. Mati Rasa atau Kesemutan

Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, atau area tubuh lainnya bisa menjadi tanda gangguan autoimun. Sensasi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang saraf atau jaringan tertentu, menyebabkan gangguan pada sinyal saraf dan memberikan sensasi tidak nyaman seperti kesemutan atau bahkan mati rasa.


6. Perubahan Berat Badan

Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan juga bisa menjadi gejala penyakit autoimun. Beberapa kondisi autoimun, seperti hipertiroidisme, dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cepat meskipun nafsu makan tetap normal. Sebaliknya, penyakit seperti lupus atau rheumatoid arthritis bisa menyebabkan penambahan berat badan akibat peradangan.


Baca juga: Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya


Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas atau merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Anda, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam. Diagnosis yang cepat sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah kondisi ini berkembang menjadi lebih serius. Hubungi WhatsApp RS Pondok Indah untuk konsultasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.


FAQ


Mengapa Penderita Autoimun Sering Merasa Lelah?

Kelelahan pada autoimun disebabkan oleh peradangan kronis yang menguras energi tubuh. Sistem imun yang terus aktif melawan sel sendiri memicu produksi zat kimia (sitokin) yang menyebabkan badan terasa "sakit semua". Selain itu, kerusakan organ (seperti kelenjar tiroid pada Hashimoto) mengganggu metabolisme energi. Kelelahan ini berbeda dari sekadar kurang tidur—biasanya disertai gejala lain seperti nyeri atau demam ringan.


Mengapa Autoimun Menyebabkan Nyeri Sendi?

Nyeri sendi terjadi karena sistem imun menyerang lapisan pelindung sendi (sinovium), menyebabkan pembengkakan dan kerusakan. Pada rheumatoid arthritis, sendi tangan/kaki sering kaku di pagi hari (>30 menit). Pada lupus, nyeri bisa berpindah-pindah. Berbeda dengan nyeri cedera, nyeri autoimun biasanya disertai kemerahan, bengkak, atau rasa hangat di sendi.


Apakah Ruam Kulit Selalu Tanda Autoimun?

Tidak semua ruam terkait autoimun, tetapi ruam yang tidak biasa dan sulit sembuh patut diwaspadai. Contohnya:

  • Ruam kupu-kupu di pipi dan hidung (lupus).
  • Bercak merah bersisik di siku/lutut (psoriasis).
  • Luka di mulut atau hidung yang sering kambuh.
  • Ruam autoimun biasanya simetris (muncul di kedua sisi tubuh), gatal atau perih, dan tidak mempan dengan krim biasa.


Apakah Gangguan Pencernaan Seperti Kembung Bisa Jadi Gejala Autoimun?

Ya. Autoimun seperti celiac atau Crohn’s disease langsung menyerang usus, menyebabkan diare, sakit perut, atau intoleransi makanan. Pada penyakit lain (misalnya Hashimoto), peradangan sistemik mengganggu keseimbangan bakteri usus (dysbiosis), memicu kembung atau sembelit. Jika gejala pencernaan disertai penurunan berat badan atau darah di tinja, segera periksakan diri.


Apakah Rambut Rontok Termasuk Gejala Autoimun?

Rambut rontok parah (hingga botak) bisa jadi tanda alopecia areata, di mana imun menyerang folikel rambut. Pada lupus, rambut sering menipis secara merata, terutama di bagian depan. Rontok biasanya terjadi secara tiba-tiba dan disertai gejala lain seperti ruam atau kelelahan. Berbeda dari rontok karena stres, rambut autoimun sering tidak tumbuh kembali tanpa pengobatan.


Bagaimana Autoimun Memengaruhi Berat Badan?

Autoimun bisa menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan drastis, tergantung organ yang diserang. Contoh:

  • Hipertiroidisme (Graves’) meningkatkan metabolisme, membuat berat badan turun meski makan banyak.
  • Hipotiroidisme (Hashimoto) memperlambat metabolisme, menyebabkan berat mudah naik.
  • Diabetes tipe 1 memicu penurunan berat karena tubuh tidak bisa menyerap gula dengan baik.


Bagaimana Membedakan Gejala Autoimun dengan Penyakit Biasa?

Autoimun biasanya memiliki kombinasi gejala yang tidak kunjung hilang (>2 minggu) dan tidak mempan dengan obat biasa. Contoh pola khas:

  • Nyeri sendi + ruam + demam ringan.
  • Kelelahan ekstrem + rambut rontok + sensitif dingin.
  • Jika ragu, catat semua gejala dan durasinya, lalu konsultasi ke dokter. Tes darah (seperti ANA atau CRP) bisa membantu mendeteksi adanya peradangan atau antibodi abnormal.


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Lupus - Symptoms & causes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lupus/symptoms-causes/syc-20365789). Diakses pada 28 April 2025.
  2. Cleveland Clinic. Lupus (SLE) in Children, Pediatric Lupus: Causes & Treatment. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14796-systemic-lupus-erythematosus-sle-in-children). Diakses pada 28 April 2025.
  3. Healthline. Parents' Guide to Immune Disorders in Children. (https://www.healthline.com/health/immune-disorders-in-children). Diakses pada 28 April 2025.
  4. Cleveland Clinic. Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) Symptoms, Causes & Treatment. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10370-juvenile-idiopathic-arthritis). Diakses pada 28 April 2025.
  5. Cleveland Clinic. Juvenile Dermatomyositis (JDM): Symptoms, Causes & Treatment. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14808-juvenile-dermatomyositis). Diakses pada 28 April 2025.
  6. Mayo Clinic. Rheumatoid arthritis - Symptoms and causes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rheumatoid-arthritis/symptoms-causes/syc-20353648). Diakses pada 28 April 2025.
  7. Mayo Clinic. Sjögren's syndrome - Symptoms and causes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sjogrens-syndrome/symptoms-causes/syc-20353216). Diakses pada 28 April 2025.