Antenatal Care

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kata antenatal care mungkin terasa asing. Tapi jika disebut dengan kata periksa kehamilan, ini tentu bukan hal yang asing lagi

Antenatal Care

Kata antenatal care mungkin terasa asing. Tapi jika disebut dengan kata periksa kehamilan, ini tentu bukan hal yang asing lagi. Memeriksakan kehamilan menjadi kegiatan rutin para ibu yang sedang mengandung. Nah sebenarnya apa sih kunjungan antenatal care itu? Apa saja yang harus diperiksa selama kunjungan tersebut?


Tujuan antenatal care (ANC) adalah untuk memeriksa kondisi ibu dan janin, mengawal agar kehamilan dapat berjalan normal dan mempersiapkan persalinan, juga untuk memberi informasi pada calon orangtua untuk membuat keputusan dalam menangani persalinan yang akan datang.


Jumlah kunjungan dan jenis-jenis pemeriksaan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Apakah kehamilan merupakan kehamilan risiko tinggi; adakah penyakit-penyakit ibu hamil yang akan menambah risiko kehamilan; ataupun gaya hidup ibu hamil, semuanya akan menentukan jumlah dan jenis konsultasi dan pemeriksaan yang akan dijalani.


Secara garis besar, jumlah kunjungan selama kehamilan minimal 10 kali bagi yang pertama hamil dan 7 kali bagi yang sudah pernah melahirkan.

Berikut ini adalah beberapa panduan pertemuan penting selama melakukan ANC.


PERTEMUAN PERTAMA

Ini adalah pertemuan terpenting. Usahakan untuk melakukannya sebelum usia kehamilan 12 minggu. Pada pertemuan pertama ini, konsultasi terutama difokuskan pada informasi menyangkut kehamilan yang meliputi:


Pertama, pengumpulan data dasar pasien yang menyangkut riwayat penyakit, riwayat persalinan, riwayat keluarga, berat badan, tekanan darah, BMI.


Kedua, pengumpulan data-data menyangkut gaya hidup, diet, dan olahraga.


Ketiga, dokter akan memberikan informasi agar pasien mengerti dan dapat mengambil keputusan menyangkut pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan. Biasanya, pemeriksaan itu meliputi penapisan anemia, TORCH, HIV, dan Hepatitis B.


Keempat, penentuan usia kandungan dan taksiran partus.


Kelima, penapisan untuk sindroma down pada yang berisiko tinggi.


PERTEMUAN SELANJUTNYA


16 Minggu

Pada pertemuan pertama ini dilakukan diskusi tentang hasil pemeriksaan laboratorium pada pemeriksaan sebelumnya, dan menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, atau memberikan tambahan terapi.


18-20 Minggu

Pada usia kandungan ini, dokter akan memeriksa kelainan struktural pada janin dengan USG, juga untuk melihat letak plasenta. Bila pada saat ini plasenta menutupi jalan lahir, maka perlu dilihat ulang pada usia 36 minggu.


25-27 Minggu

Dokter akan memeriksa penapisan kencing manis. Berat janin juga mulai dihitung dengan pengukuran tinggi fundus atau dengan USG.


28 Minggu

Pemeriksaan allo antibodi terhadap sel darah merah akan dilakukan pada usia ini. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan penyuntikan anti-D terhadap wanita dengan golongan darah rhesus negatif. Sejak 2012, dilakukan pula vaksinasi pertussis untuk menurunkan penyakit pertussis pada neonatus.


36 Minggu

Pada usia ini mulai dilakukan penilaian mempersiapkan persalinan, di antaranya melihat posisi janin dan apakah plasenta masih menutupi jalan lahir.


38 Minggu

Selain melihat berat janin, juga dilakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan kapasitas panggul dan turunnya kepala janin. Pada usia ini telah bisa ditentukan apakah persalinan per vagina dapat berjalan lancar atau tidak.


39 Minggu

Dokter akan kembali melihat biometri janin dan turunnya kepala ke dalam panggul. Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap untuk persiapan persalinan.


41 Minggu

Dilakukan pemeriksaan kesejahteraan janin dengan USG dan CTG. Bila kondisi baik, dapat dilakukan induksi persalinan bagi yang belum melahirkan.


Selain semua pemeriksaan di atas, ANC juga memberi kesempatan bagi si dokter untuk lebih mengenal si pasien agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk si ibu dan bayinya.


Sebaliknya, ANC juga merupakan kesempatan pasien untuk mengenal dokternya, apakah karakter pelayanan si dokter sesuai dengan keinginannya, ataukah diperlukan masukan alternatif.