Mikropenis, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Wednesday, 15 May 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mikropenis adalah kondisi ketika penis berukuran lebih kecil dari normal. Kondisi ini biasanya sudah dapat dideteksi sejak dini. Simak selengkapnya di sini!

Mikropenis, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Ukuran penis tidak hanya menjadi masalah ketika dewasa, kondisi ini bahkan sudah bisa dikenali sedari dini. Panjang penis bayi baru lahir setidaknya adalah 2,5 sentimeter, dan 3 sentimeter ketika mencapai usia 6 bulan. Bayi dikatakan mengalami mikropenis bila panjang penisnya kurang dari ukuran tersebut, tanpa ditemukannya kelainan yang lain. 


Selain mengukur penile length atau panjang penis, memeriksa diameter dan bentuk penis juga perlu dilakukan oleh orang tua. Sebab makin cepat diketahui adanya ketidaknormalan pada alat kelamin anak, semakin cepat pula penanganan bisa diberikan.


Mengenal Kondisi Mikropenis

Mikropenis, atau micropenis, adalah kondisi di mana penis berukuran lebih kecil dari normal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi ini biasanya sudah dapat dideteksi sejak bayi atau anak-anak.


Pada umumnya, pria dengan kondisi ini akan memiliki penis yang berbentuk dan berpenampilan normal, hanya saja ukurannya lebih kecil daripada normal. Selain memengaruhi ukuran penis, kondisi mikropenis juga terkadang dikaitkan dengan jumlah sperma yang lebih rendah, sehingga tingkat kesuburan bisa jadi lebih rendah.


Baca Juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil


Tanda-Tanda Mikropenis

Untuk mendiagnosis micropenis, yang harus diukur adalah stretched penile length (SPL). Jadi, penis akan diukur dari pangkal hingga ujung saat sedang tidak ereksi atau tegang.


Berikut adalah kriteria diagnosis mikropenis berdasarkan usia:


  • Pria dewasa: panjang penis berukuran kurang dari 9,3 cm
  • Anak laki-laki : panjang penis berukuran kurang dari 3,8 cm
  • Bayi laki-laki baru lahir: panjang penis berukuran kurang dari 1,9 cm



Penyebab Mikropenis

Sebenarnya, bila bayi laki-laki memiliki berat badan berlebih, penis bisa saja terlihat lebih kecil, karena terbenam di dalam lipatan lemak. Semakin gemuk anak, semakin tebal pula lipatan lemak tersebut, sehingga penis pun akan tampak semakin kecil.


Selain itu, ada juga beberapa kondisi medis penyebab mikropenis dan terhambatnya pertumbuhan penis, antara lain:


  • Kelainan susunan saraf pusat (hypogonadotropic hypogonadism)
  • Kelainan hormon
  • Kekurangan testosteron pada janin
  • Insensitivitas androgen
  • Kekurangan enzim 5 reduktase
  • Kelainan kromosom sindrom-sindrom tertentu yang berkaitan dengan kelainan bawaan
  • Penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)


Baca Juga: Testis Anak Tidak Turun? Ini Dia Penanganannya!


Pengobatan Mikropenis 

Mikropenis perlu dan bisa diobati. Pengobatan akan lebih efektif bila diberikan sebelum anak laki-laki berusia 6 bulan, atau setidaknya sebelum selesainya masa pubertas. Biasanya juga akan dilihat dari umur tulang atau ukuran testisnya.


Sebelum memutuskan pengobatan yang sesuai, dokter akan terlebih dulu memastikan apakah anak benar mengalami mikropenis atau gangguan perkembangan organ seksualnya, dengan beberapa pemeriksaan tambahan. Beberapa pemeriksaan tersebut meliputi analisis kromosom, pemeriksaan MRI, laparoskopi, USG, dan genitogram. Namun, bila mikropenis ditemukan setelah anak berusia lebih dari 6 bulan, pemeriksaan hormon tidak perlu dilakukan lagi.


Perawatan mikropenis umumnya tidak memakan banyak biaya dan tidak sulit, selama tidak disertai kelainan bawaan lain (mikropenis murni). Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi akan memberikan perawatan terapi seperti berikut ini:


  1. Suntikan hormon testosteron setiap 3-4 minggu, yang diulang sebanyak 4 kali. Dengan dosis yang tepat, terapi dengan hormon testosteron ini dapat membantu merangsang pertumbuhan penis. 
  2. Salep atau krim dehidrotestosteron, untuk mengatasi mikropenis akibat kekurangan enzim 5 reduktase. Biasanya kondisi ini akan disertai dengan keluhan lain, berupa hipospadia, dan harus dibuktikan dengan pemeriksaan uji hormonal yang lengkap dan spesifik.


Baca juga: Kelainan Testis pada Anak Laki-laki


Komplikasi Mikropenis

Komplikasi mikropenis dibagi atas komplikasi medis dan psikologis. 


  • Komplikasi medis bisa berupa masalah hormon, tergantung dari penyebab kelainan endokrinnya atau dari efek pengobatan hormon yang berlebihan (apabila diobati oleh pihak yang tidak kompeten). Beberapa contohnya adalah hipospadia, tidak punya testis, atau ukuran alat kelamin yang sangat kecil.
  • Komplikasi psikologis dampaknya lebih bervariasi, dari yang paling ringan, yaitu gangguan male sexual role, sampai berlanjut ke dewasa seperti penolakan untuk hubungan seksual.


Mikropenis adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai. Meski bisa ditangani, pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin tetap memegang peran penting untuk keefektifan pengobatan. Jadi, pastikan Anda memeriksa normal tidaknya ukuran penis si kecil, serta struktur alat kelamin anak, termasuk kondisi buah zakar dan letak lubang kencingnya.


Supaya lebih pasti, periksakan si kecil ke dokter spesialis anak saat baru lahir, maupun untuk kontrol rutin. Dengan begitu, dokter akan lebih mudah mengevaluasi atau mendeteksi adanya kelainan tumbuh kembang maupun kondisi medis, termasuk mikropenis, baru kemudian bisa menanganinya dengan tepat.