Apa dan Bagaimana Kemoterapi Kanker?

Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Dalam perkembangannya, memang terdapat cara pengobatan lain sebagai pendukung terapi kanker, namun yang paling sering dilakukan adalah melalui kemoterapi

Apa dan Bagaimana Kemoterapi Kanker?

Dalam perkembangannya, memang terdapat cara pengobatan lain sebagai pendukung terapi kanker, namun yang paling sering dilakukan adalah melalui kemoterapi.


Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan memakai obat-obat khusus yang dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan atau perkembangan sel kanker, baik dalam bentuk obat yang diinjeksikan/diinfuskan maupun obat minum (obat oral).


Sampai saat ini, belum ada satu pun obat yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker saja. Dalam prosesnya, obat-obatan itu juga mempengaruhi sel-sel tubuh sehat yang sedang aktif membelah, sehingga sel sehat turut serta terkena dampaknya.


Sel-sel aktif membelah/bertumbuh dalam tubuh itu seperti sel-sel darah, sel selaput lendir saluran makanan maupun saluran pernapasan, sel rambut, dan juga sel-sel kelamin (sel telur/ovum dan sel mani/spermatozoa).


Itu sebabnya orang yang menjalani kemoterapi mengalami penurunan sel darah yang sering disertai sariawan, mencret-mencret, rambut rontok, dan warna kuku berubah. Tetapi kerusakan yang dialami sel-sel kanker lebih berat dibanding sel-sel sehat di dalam tubuh. Agar sel badan kita dapat beristirahat, maka selang waktu pemberian kemoterapi biasanya dilakukan 3-4 minggu.


Berikut beberapa efek samping yang akan terjadi selama proses kemoterapi.


Salah satu yang sering terjadi adalah rasa mual dan muntah. Keadaan ini merupakan akibat langsung dari obat-obat kemoterapi yang digunakan. Rasa mual dan muntah ini dapat disebabkan oleh sisa-sisa sel kanker yang mati juga sel-sel normal badan kita. Untuk mengurangi mual dan muntah, dapat digunakan obat muntah. Dianjurkan untuk sebanyak mungkin meminum air agar zat racun dapat cepat dikeluarkan dari tubuh kita melalui air seni. Dianjurkan pula untuk tidak makan terlalu banyak, karena lambung yang penuh lebih mudah atau peka untuk terjadinya muntah.


Selain mual dan muntah, biasanya diikuti kehilangan nafsu makan, tetapi keadaan ini normal dan akan kembali membaik dalam 3-5 hari. Hal lain yang perlu diingat selama menjalani kemoterapi adalah akan menurunnya daya tahan tubuh, maka dari itu, perlu diusahakan menghindari kemungkinan infeksi dengan membatasi interaksi dengan orang banyak.


Perbanyaklah konsumsi jus buah, sayuran, serta buah segar. Kurangi makanan berlemak yang dapat merangsang mual dan muntah. Selain itu, efek yang juga terjadi adalah kerontokan rambut. Kerontokan rambut dapat terjadi selama pemberian kemoterapi.


Tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena biasanya dalam 2-3 bulan setelah berakhirnya kemoterapi 6 siklus (selama 4-6 bulan) dengan interval 3-4 minggu, rambut akan kembali tumbuh bahkan menjadi ikal/keriting pada beberapa orang.


Selama pengobatan berlangsung pasien dapat menggunakan penutup kepala seperti topi, kerudung, atau rambut palsu. Penggunaan produk penumbuh rambut pun dapat dilakukan untuk membantu merangsang pertumbuhan rambut.


Bagi penderita yang berada pada kategori usia produktif, tidak ada larangan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan saat menjalani proses kemoterapi. Meskipun begitu, kehamilan harus dihindari karena dapat menimbulkan cacat pada anak jika masih menjalani proses kemoterapi.


Dalam menjalankan proses kemoterapi, tekad dan semangat yang kuat merupakan kunci untuk bisa melampaui semua tahapan pengobatan ini dengan baik. Yang tidak kalah penting adalah dukungan keluarga, terutama suami atau istri, yang akan sangat berarti dalam pengobatan kanker.