Kista Ovarium yang Mengintai Perempuan

Rabu, 03 Juni 2015

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kista Ovarium yang Mengintai Perempuan

Kista adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada permukaan atau di dalam indung telur. Banyak wanita selama hidupnya, terutama masa reproduksi, akan memiliki kista di indung telur. Sebagian besar kista yang tumbuh itu merupakan kista jinak (benign) yang tidak menimbulkan gejala, tidak berbahaya, dan akan hilang dengan sendirinya. Kista jenis ini dinamakan kista fungsional.

Namun, sebagian kecil dari kista yang tumbuh bisa merupakan tumor ganas (malign). Dari semua kista, yang paling sering dijumpai adalah kista fungsional yang tumbuh dari folikel. Kista fungsional ini kadang bisa mencapai ukuran 10cm atau lebih. Kista fungsional dapat dilihat dengan USG transvaginal.

Sebagian kecil dari kista jinak yang tumbuh tersebut bisa merupakan kista yang lebih berbahaya, misalnya kista dermoid yang mengandung jaringan rambut, kulit, atau gigi karena tumbuh dari sel- sel yang menghasilkan telur. Kista jenis ini jarang menjadi ganas, namun bisa tumbuh sangat besar sehingga keluar dari rongga panggul dan akan menyebabkan mudah terpuntir sekaligus menutup suplai darah.

Jika kista terpuntir, akan memberikan rasa nyeri yang sangat kuat, bahkan kadang menimbulkan syok. Kista jinak lain yang juga sering ditemui adalah endometrioma, atau kista endometriosis yang tumbuh dari keadaan di mana lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim.

Kadangkala jaringan semacam ini menempel di indung telur dan tumbuh menjadi endometrioma. Kista semacam ini pun bisa tumbuh sangat besar. Terakhir adalah kistadenoma yang tumbuh dari jaringan indung telur dan berisi cairan encer atau lendir. Kista semacam ini bisa tumbuh sampai 25 cm dan juga bisa terpuntir.

Apa saja gejala dan tanda yang perlu diperhatikan?

Salah satu permasalahan dalam penanganan kista ovarium adalah kebanyakan penderita tidak memberikan gejala atau tanda apa pun. Kalaupun ada, misalnyanya pada saat kista robek atau terpuntir, maka gejala dan tanda yang dirasa kan mirip dengan penyakit lain, seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik, radang usus buntu atau kanker ovarium. Kebanyakan kista baru bisa ditemukan saat pemeriksaan rutin. Namun demikian, tetap ada gejala tertentu yang mengarah pada kecurigaan adanya kista.

Pemeriksaan dan Penanganan

Pada saat konsultasi, selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan USG transvaginal untuk melihat ukuran, bentuk, komposisi, asal, dan kadang-kadang aliran darah kista. Selain itu, pemeriksaan CA 125 darah juga akan membantu, terutama untuk menentukan kista ganas pada wanita post-menopause.

Untuk menangani kista ovarium, ada beberapa pilihan. Bila kistanya mengarah pada kista fungsional dan tidak terlalu besar (<4 cm), maka tidak perlu mengambil tindakan tergesa-gesa. Lakukan pemeriksaan ullang 1-2 bulan kemudian. Biasanya, kista fungsional akan hilang dengan sendirinya setelah 1—2 siklus menstruasi.

Untuk mencegah timbul kembalinya kista fungsional, pasien bisa mengonsumsi pil KB yang dapat mencegah pertumbuhan folikel. Bila kistanya besar dan menimbulkan gejala, maka dapat dipertimbangkan operasi untuk mengangkatnya. Adapun cakupan operasi tergantung dari tipe dan ukuran kista, usia penderita, keinginan punya anak, serta gejala yang timbul.

Gejala yang mengarah pada kecurigaan adanya kista: 

  1. Ketidakteraturan menstruasi
  2. Nyeri panggul
  3. Nyeri panggul sesaat sebelum atau setelah menstruasi
  4. Nyeri panggul saat berhubungan intim
  5. Nyeri saat BAB
  6. Mual, muntah atau nyeri payudara seperti pada saat hamil
  7. Rasa penuh dan berat di perut
  8. Tekanan pada kandung kencing dan anus

Persiapan sebelum periksa ke dokter kandungan:

  1. Catat semua gejala yang dialami
  2. Catat semua obat atau vitamin yang dikonsumsi
  3. Kalau memungkinkan, ajaklah seorang anggota keluarga atau teman dekat untuk membantu mengingat informasi yang diberikan dokter
  4. Bawalah buku catatan untuk mencatat semua informasi
  5. Siapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan ke dokter

 

dr. Handi Suryana, Sp. OG

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPI-Puri Indah