Waspadai Nyeri Perut Saat Haid

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Dalam ilmu penyakit kandungan terdapat satu penyakit kronis dengan gejala utama nyeri haid

Waspadai Nyeri Perut Saat Haid

Dalam ilmu penyakit kandungan terdapat satu penyakit kronis dengan gejala utama nyeri haid. Penyakit yang diderita oleh sekitar 5-10 persen kaum hawa ini dinamakan endometriosis, yang diakibatkan oleh pertumbuhan selaput lendir rahim (endometrium) di luar rongga rahim.


Penderitaan yang diakibatkan oleh penyakit ini begitu hebatnya, sehingga sebagian wanita sangat ketakutan dan stres setiap kali menjelang menstruasi.


Karena pengaruh hormon yang dihasilkan indung telur, setiap bulan endometrium normal bertumbuh dan bertambah tebal sebagai persiapan untuk menerima hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.


Bila tidak terjadi kehamilan, jaringan endometrium akan terlepas dari dinding rongga rahim yang diikuti dengan perdarahan, lalu keluar melalui saluran leher rahim dan vagina sebagai darah haid. 


Jaringan endometriosis mengalami perubahan-perubahan yang sama seperti yang terjadi pada endometrium normal. Namun karena tidak ada jalan keluar, jaringan endometriosis yang luluh dan disertai dengan perdarahan akan terperangkap dalam jaringan-jaringan tubuh.


Akibatnya, terjadi pembengkakan serta reaksi peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dan perlengketan.


Endometriosis sering ditemukan dalam rongga perut bawah serta rongga panggul. Selain nyeri haid, endometriosis yang sudah berlangsung lama bisa menyebabkan nyeri perut bawah yang kronis akibat perlengketan dan pergeseran letak organ-organ panggul, nyeri saat senggama, kista indung telur, kemandulan akibat penyumbatan saluran telur, susah dan nyeri saat buang air, buang air kecil berdarah, maupun perdarahan hebat saat datang bulan.


Gejala yang disebutkan terakhir ini ditemui pada endometriosis dalam otot rahim yang disebut adenomiosis. Walaupun jarang, endometriosis bisa terjadi juga dalam paru-paru dan otak. Diagnosis endometriosis dilakukan berdasarkan gejala yang timbul dan pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan ultrasonografis dan laparoskopi (teropong rongga perut) merupakan alat-alat diagnostik utama dalam mendeteksi endometriosis. Terkadang perlu dilakukan sistoskopi (teropong kandung kemih) maupun kolonoskopi (teropong usus besar) untuk mendeteksi endometriosis dalam dinding kandung kemih dan usus besar.


Apa penyebab terjadinya endometriosis?

Sebelum suatu penyakit bisa disembuhkan, sebagai langkah pertama perlu dicari penyebabnya. Karena penyebab pertumbuhan endometrium di luar rongga rahim belum bisa dipastikan, maka endometriosis tidak bisa dicegah ataupun disembuhkan. 


Berdasarkan pengamatan para ahli diketahui bahwa endometriosis terutama terjadi dalam usia reproduktif saat masih mengalami perdarahan menstruasi. Kesembuhan sering terjadi setelah menopause alami maupun menopause buatan lewat pengangkatan kedua indung telur.


Karena ada hubungannya dengan darah menstruasi, akhir-akhir ini banyak data penelitian mendukung teori bahwa endometriosis diakibatkan oleh aliran balik darah haid melalui saluran telur ke dalam rongga perut yang terjadi terlalu sering dan berulang-ulang setiap bulan. 


Aliran balik darah haid ini lebih banyak terjadi bila perdarahan waktu haid berlangsung lama, jumlah perdarahan haid banyak, siklus haid berulang-ulang setiap bulan dan tidak diselingi dengan kehamilan dan masa menyusui, dan pada wanita yang belum pernah melahirkan melalui jalan lahir.


Penanganan endometriosis bertujuan memperbaiki kualitas hidup dengan hilang atau mengurangi rasa nyeri, mencegah penyakit makin parah, menghilangkan gangguan fungsi organ, dan mengatasi kemandulan.


Penanganan penyakit ini tergantung pada jenis keluhan, stadium penyakit, rencana kehamilan, dan usia penderita.