Si Kecil Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kehilangan kemampuan untuk mencium bau dan mengecap menjadi masalah tersendiri bagi anak yang sedang terpapar COVID-19

Si Kecil Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Kehilangan kemampuan untuk menghidu aroma/bau (anosmia) dan kehilangan kemampuan mengecap (ageusia) adalah dua gejala khas penderita COVID-19 yang cukup sering menyertai gejala demam, batuk kering, dan kelelahan.


Gejala anosmia terjadi akibat adanya gangguan pada proses penciuman. Proses penciuman terjadi ketika bau yang masuk ke dalam hidung diterima oleh sel-sel saraf pembau. Sel-sel saraf pembau ini kemudian mengirim sinyal tersebut ke otak untuk diolah dan dikirimkan kembali sehingga bau teridentifikasi.


Adanya gangguan pada proses penciuman ini akan menurunkan kemampuan indra penciuman. Sementara ageusia terjadi ketika virus penyebab COVID-19 menyentuh kulit mulut yang menyebabkan fungsinya sebagai tempat produksi air liur tidak dapat bekerja secara optimal. Hal ini berdampak pada berkurangnya kemampuan untuk mengecap rasa.


Semakin meningkatnya jumlah anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 menyebabkan kekhawatiran timbulnya masalah lebih jauh lagi akibat gejala anosmia dan ageusia sangat mungkin terjadi juga pada anak.


Masalah terutama terjadi pada anak yang masih kecil yang belum dapat mendeskripsikan apa yang dirasakannya dengan jelas atau gamblang. Saat anosmia dan ageusia terjadi, seringkali rasa dan bau makanan akan berubah, atau bahkan tidak dapat merasakan atau mencium bau makanan sama sekali.


Hal ini tentunya akan berpengaruh besar pada nafsu makan anak. 


Pada kondisi seperti ini, peran orang tua sangat penting dalam memastikan asupan anak tetap tercukupi dengan baik. Selama anak sakit, kebutuhan makro dan mikronutrien harus dipenuhi guna membantu melawan infeksi yang terjadi.


Berikut beberapa cara agar si kecil tetap mengonsumsi nutrisi yang optimal di kala mengidap COVID-19:


  • Orang tua dapat menawarkan berbagai macam makanan dan kudapan dalam porsi kecil dengan frekuensi lebih sering
  • Sediakan makanan yang berkalori tinggi, sehingga meskipun jumlah makanan yang masuk tidak banyak, tetap dapat memenuhi kebutuhan harian anak 
  • Buat bentuk makanan yang menarik dan siapkan berbagai variasi makanan favorit anak 
  • Jangan lupa untuk mengajak anak bicara agar ia dapat mengingat pengalaman menyenangkan saat anak mengonsumsi makanan tersebut sebelumnya 
  • Multivitamin yang sesuai dengan usia anak untuk sementara dapat diberikan selama anak sulit makan, agar asupan mikronutrien tetap optimal


Asupan makanan dan multivitamin menjadi kunci penting untuk memperkuat imunitas si kecil. Imunitas tubuh yang kuat dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap berbagai penyakit infeksi dan membantu memulihkan COVID-19 pada si kecil. 


Untuk melatih fungsi indra penciuman agar lekas pulih, anak yang berusia lebih besar dapat melakukan latihan penciuman dengan bahan-bahan yang sudah biasa dikenali anak, seperti jeruk, lemon, peppermint, minyak kayu putih, atau bahan lainnya yang beraroma kuat sebanyak dua kali per hari. 


Selain memastikan asupan anak tetap baik, orang tua dengan anak positif COVID-19 juga sebaiknya terus memantau kondisi si kecil, mulai dari pemantauan suhu tubuh dan saturasi oksigen minimal 3 kali sehari, serta mewaspadai adanya tanda bahaya pada tubuh si kecil.


Apabila terjadi beberapa gejala ini, sebaiknya segera bawa si kecil ke rumah sakit:


  • Anak banyak tidur
  • Napas cepat
  • Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
  • Saturasi oksigen kurang dari 95 persen
  • Mata merah, ruam, leher bengkak
  • Demam berlangsung lebih dari 7 hari
  • Kejang
  • Tidak bisa makan dan minum
  • Mata cekung
  • BAK berkurang
  • Terjadi penurunan kesadaran


Jangan lupa ajak si kecil untuk cukup beristirahat, tetap melakukan aktivitas ringan di rumah, menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan menjaga suasana hati si kecil agar tetap berbahagia.


Meskipun kelompok usia anak pada umumnya mengalami gejala ringan ketika terjangkit COVID-19, mereka tetap berpotensi menularkan virus pada orang lain. Jadi, tetap patuhi anjuran isolasi mandiri dari dokter, ya.