Robotic Prostate Biopsy: Teknologi Terkini Deteksi Kanker Prostat Lebih Akurat dan Presisi

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sebagian besar pasien kanker prostat di Indonesia baru melakukan pengobatan setelah memasuki stadium lanjut

Robotic Prostate Biopsy: Teknologi Terkini Deteksi Kanker Prostat Lebih Akurat dan Presisi

Padahal, salah satu kunci keberhasilan penanganan kanker prostat adalah apabila terdeteksi sejak dini atau pada stadium awal. Menurut WHO Global Cancer Observatory 2020, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai kanker terbanyak yang dialami pria di Indonesia.


Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat pada pria, yaitu usia, ras/etnik, geografi, riwayat keluarga, genetik, dan pola hidup. 


Gejala Kanker Prostat

Beberapa gejala yang biasa dialami pasien kanker prostat meliputi:


•   Sering berkemih

•   Pancaran kencing lemah

•   Ada darah pada cairan kencing 

•   Pada saat kencing nyeri 

•   Sering kencing pada malam hari 

•   Disfungsi ereksi 


Deteksi kanker prostat dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi, dimulai dengan wawancara riwayat penyakit, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik (misalnya colok dubur), dan pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA).


Jika ditemukan adanya benjolan atau nodul pada pasien dari hasil pemeriksaan fisik tersebut, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan yang meliputi pencitraan USG atau MRI, serta tindakan biopsi atau pengambilan sampel jaringan.


Selanjutnya, dokter akan mendiagnosis tingkat keganasan kanker prostat untuk kemudian menentukan pilihan terapi yang akan dilakukan. 


Siapa saja yang berisiko dan perlu melakukan deteksi dini? Ada beberapa kelompok, yaitu:


•   Pria berusia > 50 tahun

•   Pria berusia > 45 tahun, dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga

•   Pria berusia > 40 tahun, dengan kadar PSA > 1 ng/ml

•   Pria berusia > 60 tahun, dengan kadar PSA > 2 ng/ml


Biopsi dengan Teknologi Robotik

Biopsi prostat adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi untuk mengambil sampel jaringan dari kelenjar prostat yang bertujuan untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas atau tidak. Prosedur ini dilakukan dengan bius lokal, epidural/spinal, atau bius umum.


Dokter akan melakukan biopsi prostat dengan memasukkan jarum biopsi pada dinding rektum (transrectal) dan perineum atau bagian kulit di antara anus dan skrotum (transperineal).


Kini, RS Pondok Indah - Pondok Indah menghadirkan teknologi digital bernama Robotic Prostate Biopsy, yaitu teknologi biopsi terkini dengan detection rate serta akurasi yang tinggi. Teknologi ini mampu mendeteksi kanker prostat secara signifikan dengan lebih presisi dibandingkan dengan metode biopsi konvensional. 


Keunggulan lainnya, teknologi ini juga mampu meningkatkan akurasi pengambilan jaringan yang tepat sesuai target biopsi hingga 89,4 persen.


Dalam proses pengambilan sampel jaringan, teknik biopsi akan dipandu oleh gambar dari pencitraan MRI. Potongan gambar hasil MRI yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker akan dikontemplasi ke dalam sebuah robot platform yang akan melakukan scanning digital dan menggabungkannya dengan gambar USG real time, dan secara otomatis menentukan titik-titik lokasi biopsi. 


Berbeda dengan teknik biopsi konvensional yang menggunakan pencitraan USG, teknik Robotic MRI/US Fusion-guided prostate biopsy dapat membedakan jaringan prostat abnormal dengan lebih baik.


Hal ini tentu berkontribusi besar dalam meningkatkan peluang hidup pasien, karena kebanyakan lesi kanker seringkali tidak dapat divisualisasikan pada pemeriksaan USG.


Selain itu, tindakan biopsi dengan Robotic Prostate Biopsy juga termasuk tindakan yang minim risiko infeksi jika dibandingkan dengan teknik biopsi konvensional yang memiliki risiko infeksi sekitar 3-5 persen.


Kurangnya keakuratan teknik biopsi konvensional dalam menentukan titik lokasi biopsi juga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya false negative sebesar 30%, serta risiko terjadinya perdarahan dan sepsis.


Dengan teknik robotik ini, dokter juga dapat mengurangi atau menghilangkan trauma jaringan pada pasien. Selain itu, gambaran USG real-time untuk biopsi menjadi lebih terarah, sehingga luka menjadi lebih kecil dan risiko infeksi mendekati nol.


Keunggulan Robotic Prostate Biopsy


•   Mendeteksi kanker prostat dengan tingkat presisi yang tinggi

•   Pengambilan sampel jaringan lebih akurat dan lebih singkat

•   Minimal invasif sehingga mengurangi risiko komplikasi dan pendarahan pasca tindakan, serta minim risiko infeksi

•   Proses pemulihan lebih cepat

 

Informasi:

Klinik Urologi

RS Pondok Indah - Pondok Indah, Lantai 1

E-mail: services.rspi1@rspondokindah.co.id

Perjanjian: Call Centre (62-21) 765 7525 Ext. 2