Relaksasi Otot dengan Fisioterapi

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Fisioterapi adalah salah satu bagian dari tim rehabilitasi medis, sebagai proses merehabilitasi seseorang agar terhindar dari gangguan fisik melalui serangkaian pencegahan, diagnosis, serta penanganan untuk menangani gangguan fisik pada tubuh akibat cedera atau penyakit

Relaksasi Otot dengan Fisioterapi

Fisioterapi bisa dilakukan pada pasien dari semua rentang usia, misalnya untuk menangani nyeri tulang belakang, persiapan olahraga, hingga persiapan operasi. Tujuan dari dilakukannya fisioterapi adalah mengembalikan fungsi tubuh setelah terkena penyakit atau cedera.


Jika tubuh menderita penyakit atau cedera menetap, maka fisioterapi dapat diprioritaskan untuk mengurangi dampaknya. Layanan ini dilakukan oleh fisioterapis dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dan fisioterapis.


Tim rehabilitasi medis biasanya menangani masalah kesehatan menggunakan terapi fisik. Terapi fisik menggunakan bantuan alat-alat medis atau ilmu fisika, seperti terapi setrum listrik, terapi laser, dan lainnya.


Sementara terpai fisik tanpa menggunakan alat medis berupa latihan penguatan dan melenturkan otot yang dapat bersifat mandiri dan serta dilakukan di rumah. 


Faktor Penyebab Kekakuan Otot

Otot kaku menjadi salah satu keluhan kesehatan yang dapat ditangani dengan rehabilitasi medis. Kekakuan otot bisa disebabkan karena beberapa hal berikut:


  • Faktor dari cairan tubuh, misalnya dehidrasi. Tujuh puluh persen kandungan dari otot kita adalah air, sehingga kalau kita kurang minum maka berisiko membuat otot menjadi kaku. Minumlah 30-40 cc per kilogram berat badan. Namun, perlu diingat takaran hidrasi tersebut hanya berlaku untuk Anda yang masih memiliki fungsi ginjal baik. 


  • Faktor mineral dan vitamin, akibat kekurangan kalium, magnesium, dan kalsium. Selain untuk memperkuat sendi, dan tulang, kalium, magnesium, dan kalsium juga dapat membantu mengontraksi otot, salah satunya mengontraksi otot jantung. Vitamin B, terutama B1, B6, B12, dan lainnya yang bisa diperoleh dari sayur-sayuran. Sementara vitamin D yang diperlukan dapat diperoleh dari sinar ultraviolet tipe B (UVB) yang dapat dinikmati di ruang terbuka pada pukul 09.00-12.00, kurang lebih selama 10 menit. Vitamin D juga bisa didapat dari ikan putih, salmon, tuna, dan kembung. Sementara kalsium dapat diperoleh dari yogurt, susu dan sebagainya. 


  • Faktor postur tubuh yang kurang tepat. Anda yang terbiasa bekerja di depan komputer dengan posisi duduk yang kurang benar dapat meningkatkan risiko otot kaku. Selain itu, faktor badan yang terlalu tinggi juga mengakibatkan postur tubuh ketika mengetik menjadi tidak benar. Postur tubuh ketika tidur juga harus diperhatikan demi meminimalisir risiko otot kaku. Sebaiknya gantilah posisi Anda secara berkala saat tidur dan berbaringlah dengan posisi yang sejajar dan sebaiknya hindari posisi tengkurap. 


Mengurangi Kekakuan Otot

Sebelum mengalami nyeri pada sendi dan tulang, biasanya otot sudah mengalami kekakuan terlebih dahulu. Oleh karena itu, penting untuk mengendurkan otot yang kaku sebagai langkah awal penanganan masalah kesehatan.


Bila otot kaku, khususnya untuk tulang belakang, dapat mengakibatkan penekanan berlebih pada bantal sendi yang membuat bantal sendi (discus) robek atau aus (degenerasi). Selanjutnya, apabila otot kaku dan dibiarkan, bebannya akan beralih ke sendi, sendipun akan menjadi lebih cepat aus sehingga mudah terjadi pengapuran. 


Pengapuran biasanya kerap terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Namun, tergantung kondisi Anda, apabila Anda banyak melakukan aktivitas naik turun tangga yang high impact, maka pengapuran lutut dapat terjadi bahkan sebelum usia beranjak 40.


Banyak kasus yang ditangani oleh tim rehabilitasi medik, dari pasien yang baru lahir sampai usia lanjut. Namun, yang utama biasanya tatalaksana nyeri, mengurangi kekakuan otot atau menguatkan otot, dan yang paling utama lagi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien agar tetap aktif dan terus bergerak.


Jenis terapi yang digunakan bergantung pada jenis penyakit dan kondisi pasien itu sendiri, di sebelah mana lokasi nyeri dan kekakuan ototnya dan di bagian mana otot yang lebih lemah serta postur yang terganggu.


Terapi yang dilakukan dari mulai terapi di fase akut sampai kronis. Salah satu contoh terapi untuk penyakit akut adalah menggunakan laser. 


Beberapa tren jenis fisioterapi yang saat ini banyak dilakukan adalah terapi regeneratif, lalu terapi laser untuk merangsang perbaikan jaringan, terapi gelombang kejut atau shock wave untuk membantu memperlancar sirkulasi darah, terapi ultrasound, dan masih banyak lagi.


Terapi dilakukan biasanya seminggu dua sampai tiga kali. Setelah dua minggu dokter akan melihat perkembangannya, apabila diperlukan tindakan yang lebih invasif misalnya memerlukan operasi dan injeksi obat-obatan tertentu, maka pasien akan dirujuk ke dokter spesialis lainnya sesuai keluhannya.  


Pijat atau Fisioterapi?

Pijat adalah salah satu jenis terapi yang menargetkan pada otot. Terkadang dikenal secara umum nyeri hanya berasal dari otot saja, padahal bisa saja nyeri berasal dari tendon, dan jaringan lunak lainnya.


Apabila Anda betul hanya memiliki nyeri atau masalah pada otot maka diperbolehkan pijat maksimal satu kali dalam seminggu. Namun, apabila belum jelas nyerinya berasal dari mana, ada baiknya Anda berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis rehabilitasi medis, agar dapat dilakukan penanganan yang lebih tepat.


Tatalaksana dari pijat dan fisioterapi berbeda. Fisioterapi, selain menggunakan terapi pijat oleh fisioterapis, juga menggunakan alat medis berbasis ilmu fisika dan latihan individual. Ketika pijat menawarkan teknik relaksasi otot secara pasif yang dibantu oleh terapis dalam relaksasi ototnya, fisioterapi di rehabilitasi medis menggunakan teknik relaksasi otot secara aktif, mereleksasi otot sembari menguatkan otot dengan menggunakan alat terapi.


Fisioterapi juga menawarkan berbagai alternatif relaksasi tidak hanya untuk menguatkan otot, tetapi juga sendi dan tulang.