Ragam Kelainan Payudara: Kenali Sedini Mungkin

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Banyak cara untuk mengenali kelainan di payudara, antara lain memeriksanya setiap bulan pada hari ketujuh hingga kesepuluh dihitung sejak hari pertama menstruasi, atau mulai hari kelima setelah selesai menstruasi

Ragam Kelainan Payudara: Kenali Sedini Mungkin

Banyak cara untuk mengenali kelainan di payudara, antara lain memeriksanya setiap bulan pada hari ketujuh hingga kesepuluh dihitung sejak hari pertama menstruasi, atau mulai hari kelima setelah selesai menstruasi. Selain itu, lakukan pemeriksaan USG payudara setiap enam bulan.


Macam-macam Kelainan Payudara

Ada beragam kelainan yang dapat terjadi pada payudara. Kelainan tersebut dapat ditangani dengan pengobatan hingga tindakan bedah. Beberapa di antara kelainan payudara tersebut antara lain:


Fibro Adenoma Mamma (FAM)

FAM adalah tumor jinak payudara dan kelainan yang paling banyak dijumpai. Kelainan ini mencapai sekitar 45-50 persen dari kelainan payudara. Sebanyak 15 persen di antaranya bersifat multiple (lebih dari satu atau terdapat pada kedua payudara).


Ciri khas FAM adalah padat kenyal, mudah digerakkan, berbatas tegas, bulat/lonjong, tidak nyeri, tidak ada perubahan pada kulit payudara, serta tumbuh sangat lambat. Namun demikian, FAM merupakan faktor risiko tinggi kanker payudara.


Jika terdapat gejalanya, dianjurkan tidak mengonsumsi hormonal, seperti obat kontrasepsi atau pemberian hormonal pada wanita pre-menopause. Pengobatan FAM hanya dapat dilakukan dengan operasi pengambilan benjolan tumor.


Philodestumor

Gejala awalnya mirip FAM, tapi pertumbuhannya cepat. Tumor padat kenyal berbatas tegas, berbenjol-benjol kadang-kadang berbentuk kantong. Bila dibiarkan, akan terus tumbuh, bahkan bisa melebihi ukuran payudara normal.


Kulit payudara akan jadi tegang, mengkilap, tapi tidak lengket ke kulit payudara maupun ke dasar payudara. Umumnya bersifat jinak, namun sebagian ada yang bersifat ganas. Pengobatan terbaik adalah masektomi karena sifatnya yang mudah kambuh.


Baca juga: 3D Sonomammogram: Deteksi Dini Kelainan Payudara


Fibrokistik

Gejalanya sering disertai rasa nyeri. Pada perabaan, dijumpai benjolan padat kenyal, berbatas tidak tegas, dapat berupa kantong, baik soliter (satuan) maupun multiple (banyak). Jaringan payudara teraba padat dengan permukaan benjolan granuler.


Yang harus Anda waspadai adalah ketika ada pembesaran yang progresif atau bagian-bagian dari payudara yang teraba keras. Bila dijumpai salah satu atau kedua hal tersebut, harus segera ditindaklanjuti dan segera berkonsultasi ke dokter spesialis bedah konsultan onkologi. Beberapa laporanmenyebutkan bahwa 2-4 persen kasus fibrokistik berkembang menjadi keganasan.


Galactocele

Saat tumor terbentuk akibat tersumbatnya saluran kelenjar susu pada ibu yang sedang menyusui atau baru saja selesai masa laktasi, maka kelainan ini dikenal dengan galactocele. Gejalanya, tumor berbatas tegas, bulat, berisi ASI yang kental berupa kantong. Pengobatan dengan operasi.


Baca juga: Pengaruh Gaya Hidup pada Kesehatan Payudara


Mastitis

Kelainan ini terjadi akibat infeksi pada kelenjar payudara wanita yang sedang menyusui. Namun tidak jarang mastitis juga dijumpai pada ibu-ibu yang sudah bertahun-tahun selesai menyusui, terutama dengan riwayat ASI yang kurang lancar dari salah satu payudara.


Mastitis pada ibu yang sedang menyusui umumnya bersifat akut. Sering disertai rasa nyeri, terkadang badan terasa meriang, dan biasanya diawali dengan lecet ringan, atau retakan pada puting susu yang menjadi jalan masuknya bakteri.


Pada bagian yang meradang akan tampak benjolan merah, terasa nyeri, keras, agak hangat. Bila berlanjut, akan terjadi abses (radang bisul). Pengobatannya, bila ringan, cukup dengan antibiotik yang sesuai bagi ibu yang sedang menyusui.


Namun, kalau sudah terjadi abses, harus dilakukan insisi abses. Ada beberapa laporan bahwa beberapa kasus mastitis berisiko menjadi kanker sebanyak 2,9 kali (Donelly, 1975).


Kanker Payudara

Sejak beberapa dekade terakhir ini, kasus kanker payudara sangat meningkat tajam. Sayangnya, masih banyak penderita yang datang sudah dalam stadium lanjut. Atau, pada awalnya sudah datang ke dokter, namun tidak terus berlanjut dan malah pergi berobat di luar jalur kesehatan.


Setelah parah, baru kembali ke dokter. Awalnya, kanker payudara tidak berbeda dengan FAM dan fibrokistik. Tidak ada keluhan sama sekali. Namun, benjolan akan semakin keras, batas tidak jelas, permukaan tidak rata.


Pada stadium lebih lanjut, mulai tampak adanya kelainan pada kulit payudara, seperti kulit jeruk, kadang-kadang mencekung karena tertarik benjolan. Bila tumor dekat dengan puting susu, akan tampak puting susu tertarik dan susah digerakkan/lengket, bahkan mengeras.


Semakin lanjut, akan tampak benjolan-benjolan kecil di kulit payudara dan akhirnya tumor akan pecah, mudah berdarah, bahkan berbau sangat menyengat bagi orang-orang sekitarnya.


Baca juga: Cegah Kanker Bersarang di Payudara, Lakukan Deteksi Dini


Pengobatan terbaik adalah operasi. Bila masih stadium awal, dilakukan operasi BCS (breast conserving surgery). Tumor akan diangkat tanpa membuang payudara. Kemudian, sesuai dengan letak tumor, jenis PA (patologi anatomi) pengobatan dapat dilanjutkan dengan kemoterapi, hormonal terapi, atau radioterapi.


Gambaran klinis lain yang mungkin dijumpai sebagai kanker payudara adalah pagets disease (kelainan kulit seperti alergi di puting susu dan di kulit areola payudara). Kadang-kadang disertai rasa gatal. Bila tidak dijumpai benjolan di payudara, ini termasuk kanker payudara stadium awal.


Gejala lainnya adalah nipple discharge (keluarnya cairan dari puting susu yang jernih, sedikit kekuningan, atau bahkan merah). Penyebabnya antara lain 80 persen hanya karena poliphalus di dalam saluran kelenjar.


Sekitar 20 persen kasusnya karena kanker payudara intraductal. Namun tidak jarang ada beberapa kasus normal, pada wanita yang mengeluarkan cairan dari puting susu, tapi biasanya bersifat bilateral (kanan-kiri) dan umumnya tetap berwarna jernih.