Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Memasuki usia 50 tahun, kondisi dan fungsi organ tubuh menurun

Apa Itu Prostat?

Prostat merupakan kelenjar yang hanya dimiliki oleh pria. Kelenjar ini berukuran kurang lebih sebesar buah kenari dan terletak di bawah kandung kemih serta menyelubungi saluran kencing yang disebut urethra.


Kelenjar ini berperan dalam proses reproduksi pria, dengan menyumbang sekitar 30 persen dari cairan ejakulasi. Cairan yang dihasilkan prostat berfungsi untuk memberikan proteksi dan nutrisi bagi sperma.


Kanker Prostat

Kanker prostat adalah kanker yang paling umum terjadi pada pria di atas usia 50 tahun. Kanker prostat terjadi ketika sel­sel prostat tumbuh tidak terkontrol. Kanker prostat merupakan kanker yang berkembang lambat, umumnya pasien dengan kanker prostat tidak memiliki gejala hingga penyakitnya berkembang ke tahap lanjut.


Kanker prostat yang berhasil didiagnosa pada tahap awal memiliki peluang survival yang baik. Pada tahap lanjut, kanker prostat dapat menyebar ke kelenjar betah bening lokal dan jauh, tulang, hati, paru­paru, dan otak.


Penyebab dan Faktor Risiko

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti faktor penyebab terjadinya kanker prostat.


Hanya saja, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker prostat.


  • Riwayat keluarga dengan kanker prostat. Kanker prostat dapat diturunkan secara genetik, meskipun banyak juga ditemukan kasus kanker prostat tanpa riwayat keluarga dengan kanker prostat. Seorang pria dengan ayah atau saudara laki­laki dengan kanker prostat memiliki risiko dua kali lipat memiliki kanker prostat.


  • Usia. Kanker prostat pada umumnya terjadi pada pria di atas 50 tahun. Tetapi, pada pria dengan riwayat keluarga positif kanker prostat, batas usia dapat lebih awal.


  • Ras tertentu. Berdasar penelitian di Amerika Serikat, pria kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat, begitu pula dengan ras kaukasia.


  • Pola makan. Mengonsumsi daging merah dan makanan tinggi lemak dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat.


  • Infeksi prostat. Pria dengan riwayat  infeksi prostat kronis atau berulang dapat meningkatkan risikonya untuk mendapatkan kanker prostat.


Gejala dan Tanda Kanker Prostat

Kanker prostat tidak memiliki gejala khusus pada fase awal sehingga sulit untuk dikenali. Pada tahap perkembangan lebih lanjut, gejala yang dapat ditemukan antara lain kencing darah serta gangguan berkemih berupa pancaran kencing lemah, meningkatnya frekuensi berkemih, dan sering terbangun untuk buang air kecil pada malam hari dan urgensi berkemih.


Pada late stage ketika kanker sudah menyebar keluar dari prostat, penderita  dapat  mengalami  gejala  bengkak  pada  tungkai, nyeri  tulang, sesak napas, hingga penurunan kesadaran. 


Deteksi Dini

Medical check-up merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk deteksi dini kanker prostat, mengingat pada fase awal penyakit ini tidak memiliki gejala dan tanda khusus. Pemeriksaan prostat rutin harus dilakukan oleh pria berusia 50 tahun ke atas.


Pada pria dengan faktor risiko tinggi menderita kanker prostat, pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada usia lebih awal (40 tahun). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan rutin setiap enam bulan atau setahun sekali.


Pemeriksaan Awal


  1. Digital rectal examination (colok dubur). Pada kanker prostat, sering dijumpai nodul/benjolan pada prostat dan perabaan prostat yang mengeras
  2. Prostate Specific Antigen (PSA).  PSA adalah protein yang spesifik dihasilkan prostat. Nilai PSA normal berkisar antara 0–4. Peningkatan nilai PSA di atas normal merupakan indikasi pemeriksaan lanjutan kanker prostat
  3. Tes pancaran kencing (uroflowmetry). Pembesaran pada prostat akan menekan saluran kencing (uretra) sehingga menimbulkan gejala sulit buang air kencing. Uroflometry akan memberikan penilaian objektif terhadap kekuatan pancaran kencing seseorang terganggu atau tidak akibat pembesaran prostat tersebut
  4. USG prostat dan biopsi prostat. USG akan memberikan gambaran anatomi prostat. Ukuran volume prostat ataupun perubahan homogenitas dan lesi spesifik pada kelenjar prostat bisa ditemukan pada pemeriksaan USG. USG transrectal juga dapat digunakan sebagai guiding pada tindakan biopsi prostat. Indikasi dilakukan biopsi meliputi peningkatan nilai PSA lebih dari 4 dan penemuan positif pada colok dubur. Saat ini, sudah berkembang tindakan biopsi prostat menggunakan MRI fusion biopsy untuk meningkatkan sensitivitas diagnostik


Pemeriksaan Lanjutan

Untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar keluar dari prostat, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi Bone Scan, CT scan whole abdomen, MRI whole abdomen, atau dengan PET Scan.