Pentingnya Vaksin Influenza

Senin, 18 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tak hanya penting untuk si kecil, vaksinasi juga sebaiknya dilakukan untuk orang dewasa

Pentingnya Vaksin Influenza

Influenza atau yang sering disebut dengan “flu” adalah penyakit yang berasal dari virus influenza tipe A dan B, atau C. Flu kerap hadir di cuaca yang dingin atau sedikit lembab, seperti di musim dingin dan musim semi di luar negeri, dan musim hujan di Indonesia. 


Ketika dunia sedang dihebohkan dengan wabah novel Corona virus (COVID-19), ada outbreak lain yang saat ini juga sedang terjadi, yaitu influenza dengan virus tipe A. Virus ini sudah menyebabkan lebih dari 20.000 kematian di Amerika Serikat dalam 12 minggu terakhir, dan menyebar dengan cepat, termasuk ke daerah Asia Tenggara.


Di Cina sendiri, saat ini sudah mulai ditemukan infeksi virus baru, yaitu oleh strain H5N1 yang termasuk dalam keluarga influenza A dan dikatakan sangat menular. Oleh karena itu, penanganan tepat perlu dilakukan, agar virus cepat dapat dihilangkan.


Perlu diketahui, bahwa vaksin influenza hanya mencegah virus influenza, bukan virus SARS-CoV2 penyebab COVID-19, namun dalam kondisi pandemi seperti ini, di mana gejala flu dan COVID-19 mirip, tentunya menghindari kekhawatiran berlebihan akibat terserang flu sangatlah penting.


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa


Virus influenza yang mudah menular dari orang ke orang bila tidak dihentikan dapat diidap di banyak orang. Virus dapat menular ketika seseorang yang sedang sakit flu, bersin dan batuk tanpa ditutup dengan tisu atau masker, lalu mengeluarkan droplets atau aerosol ke udara, sehingga mengenai orang lain.


Droplets ini dapat menyebar sampai jarak 2 meter dan hinggap selama 48 jam di udara dan air. Sementara aerosol dapat bertahan dalam beberapa jam. Namun, jika droplets hinggap pada permukaan benda, jatuh di permukaan, atau masuk ke air dengan suhu dan kondisi ideal untuk virus, maka virus ini dapat bertahan hingga 2-3 minggu. Walaupun mudah mati jika terkena cairan disinfektan. 


Flu yang diakibatkan oleh berbagai virus influenza sebenarnya dapat sembuh dengan beristirahat dan mengonsumsi obat untuk meredakan gejalanya. Tetapi jika gejala flu disertai sesuatu yang lebih serius seperti: demam tinggi selama tiga hari lebih, sesak napas, perubahan warna lendir yang signifikan, hingga napas yang terasa memberat, segeralah berkonsultasi dengan dokter.


Dokter akan melakukan pemeriksaan klinis jika flu tersebut berlanjut ke tahap yang lebih serius. Flu bisa saja berkembang menjadi sebuah komplikasi atau mengarah ke gejala infeksi bakterial dan membutuhkan penanganan berupa konsumsi antibiotik. 


Namun, bila Anda ingin mencegah virus flu datang secara cepat atau mengurangi risiko sering tertular flu, disarankan untuk melakukan imunisasi influenza setiap satu tahun sekali. Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika, vaksin influenza efektif menurunkan risiko seseorang tertular flu sebesar 40 sampai 60 persen.


Vaksin influenza dapat diberikan kepada siapa saja mulai usia di atas 3 bulan. Namun, yang paling penting melakukan vaksinasi ini adalah kelompok rentan, yaitu kelompok anak kecil, ibu hamil, usia lanjut di atas 60 tahun, dan mereka yang sudah memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan HIV. 


Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal


Di Indonesia vaksin influenza yang tersedia sudah mencakup vaksin untuk mencegah virus influenza tipe A dan B, yaitu:


  • Trivalen yang menjaga kekebalan tubuh terhadap 3 strain (H1N1 dan H3N2) dan 1 strain influenza B, 
  • Kuadrivalen yang menjaga terhadap 2 strain influenza A dan 2 strain influenza B (victoria dan yamagata). 


Sekitar 2 sampai 4 minggu setelah imunisasi, biasanya kekebalan tubuh sudah terbentuk. Anda yang sudah divaksin masih mungkin mengalami gejala flu dan pilek, tetapi cenderung tidak berat, atau bisa saja disebabkan oleh virus lain yang bukan merupakan virus influenza (yang tersering adalah virus rhinovirus).


Di Indonesia, cakupan imunisasi influenza masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya vaksin, kesulitan dalam mendapatkan vaksin, hingga biaya vaksin yang cukup mahal.


Meskipun demikian, apabila dihitung secara ekonomi, tindakan pencegahan vaksinasi ini masih lebih ekonomis dibandingkan biaya pengobatan flu yang berulang. Mencegah lebih baik dari mengobati, bukan?