Pentingnya Jaga Kesehatan Anak di Masa New Normal

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Saat ini kita masih berada dalam situasi pandemi COVID-19 yang belum jelas kapan akan berakhir

Pentingnya Jaga Kesehatan Anak di Masa New Normal

Pada masa pandemi ini pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang, stimulasi perkembangan yang sesuai dengan usia anak, serta pemberian imunisasi lengkap harus dilakukan seoptimal mungkin. Tak hanya itu saja, upaya pencegahan terhadap kemungkinan penularan berbagai penyakit terutama COVID-19 juga harus dilakukan.


Tetaplah berada di rumah dan hindari tempat-tempat umum atau keramaian, ajari si kecil untuk rajin mencuci tangan, dan kenakanlah masker saat harus melakukan aktivitas di luar rumah.


Tetap #dirumahaja untuk si kecil

Ada banyak sekali orang yang terinfeksi virus COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Orang tersebut tetap dapat menularkan virus melalui percikan/droplets saluran napas dari mulut maupun hidungnya saat ia sedang berbicara, tertawa, bersin, atau batuk.


Percikan yang mengandung virus dapat terhirup oleh orang lain yang berjarak 1-2 meter di sekitarnya. Semakin lama dan semakin dekat jarak anak saat berinteraksi dengan orang lain akan meningkatkan risiko anak terinfeksi.


Apalagi bila anak berada di dalam ruangan tertutup, karena lebih sulit menjaga jarak dengan orang lain di sekitarnya. Selain itu, ventilasi udara di dalam ruangan tertutup juga tidak sebaik pertukaran udara di ruangan terbuka. 


Bagi anak, terutama balita, tentunya akan sangat sulit untuk memberikan pengertian agar mereka tetap diam di satu tempat dan menjaga jarak minimal dengan orang lain di sekitarnya. Hal yang juga akan sukar dilakukan adalah melarang anak untuk tidak menyentuh berbagai barang di sekitarnya karena kelompok usia ini memang sedang senang melakukan eksplorasi berbagai hal baru yang ditemuinya.


Selain itu, menjaga agar anak tidak sering menyentuh mata, hidung dan mulutnya selama berada di luar rumah akan menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga, terutama saat anak harus menggunakan masker. Oleh sebab itu, tetap berada di rumah selama masa pandemi ini tetap merupakan rekomendasi utama dalam era new normal terutama bagi kelompok usia anak.


Imunisasi di masa new normal

Meskipun disarankan untuk tetap #dirumahaja selama masa pandemi, namun pemberian imunisasi bagi anak jangan sampai terlewat. Sangatlah penting untuk tetap melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).


Hal ini bertujuan untuk melindungi si kecil terhadap berbagai penyakit menular lain selain COVID-19. Semua vaksin yang tercakup dalam jadwal imunisasi boleh diberikan, terutama imunisasi dasar pada 18 bulan pertama kehidupan anak.


Jika kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan sesuai jadwal, maka imunisasi boleh ditunda dengan anjuran tidak lebih dari satu bulan dari jadwal. 


Apabila si kecil harus ke rumah sakit untuk imunisasi. Maka, berikut ini hal-hal yang perlu Anda perhatikan:


  • Pastikan anak selalu berada dengan jarak minimal 1-2 meter dengan orang lain di sekitarnya
  • Jagalah anak agar tidak menyentuh/memegang berbagai benda yang ada di dekatnya
  • Rajinlah mencuci tangan anak dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol selama minimal 20 detik
  • Pada anak yang berusia di atas 2 tahun, gunakanlah masker kain selama beraktivitas di luar rumah sesuai rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan rajin mengganti masker anak bila sudah mulai tampak basah atau kotor. Pada anak yang berusia di bawah 2 tahun dapat menggunakan faceshield atau kereta dorong yang di depannya memiliki penutup plastik.
  • Jangan lupa untuk segera mandi hingga bersih dan mengganti baju anak setelah anak tiba kembali di rumah


Apa yang harus dilakukan ketika si kecil sakit di masa pandemi?

Batuk dan pilek dengan atau tanpa demam merupakan tanda adanya infeksi saluran napas yang dapat disebabkan oleh berbagai macam kuman, termasuk virus COVID-19.


Saat anak masih tampak aktif dan masih mau makan/minum, maka Anda dapat melakukan observasi kondisi anak di rumah saja terlebih dahulu.


Selain itu, Anda dapat melakukan hal berikut ini untuk membantu si kecil tetap merasa nyaman meski sedang tidak fit:


  • Pastikan asupan cairan lebih banyak untuk membuat dahak menjadi lebih encer sehingga mudah dikeluarkan
  • Buatlah suhu ruangan cukup hangat dan lembab agar anak bisa bernapas lebih lega
  • Saat anak tidak mengalami demam, jemur di bawah matahari pagi juga dapat membantu proses penyembuhan
  • Penggunaan larutan garam steril tetes/semprot serta balsam bayi juga dapat membantu membuka hidung yang tersumbat
  • Selain parasetamol, kompres hangat juga dapat dilakukan untuk membantu menurunkan suhu badan anak


Bila demam si kecil berlangsung lebih dari tiga hari, anak mulai tampak lemas dan sulit diberi asupan, mulai terlihat sesak napas, atau bibirnya kebiruan. Maka sebaiknya anak dibawa ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. 


Menjaga daya tahan tubuh si kecil

Asupan nutrisi si kecil harus lebih diperhatikan di masa new normal ini. Nutrisi yang tepat dan seimbang dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya, sehingga menghindarkan si kecil terkena penyakit.


Tingkatkan daya tahan tubuh anak secara alami dengan memberikan ASI sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih, rajin mencuci tangan dengan benar untuk mencegah penularan penyakit, lengkapi imunisasi anak sesuai jadwal yang dianjurkan, tidur cukup setiap harinya, serta mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang.


Apabila diperlukan, bawalah si kecil berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memastikan asupan vitaminnya sudah terpenuhi.


Secara umum, multivitamin dan mineral atau suplemen peningkat daya tahan tubuh tidak dibutuhkan pada anak yang tumbuh secara normal dan mau mengonsumsi makanan yang bervariasi. Sumber alami terbaik dari berbagai nutrien adalah makanan yang anak konsumsi sendiri.


Pada umumnya makanan anak yang bervariasi termasuk kudapannya sudah dapat memenuhi kebutuhan harian anak, termasuk saat anak mengonsumsi berbagai makanan yang terfortifikasi seperti sereal, susu, dan jus. Hati-hati, pemberian vitamin yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan toksisitas. 


Cegah obesitas anak selama periode #dirumahaja

Akibat pandemi ini, anjuran untuk tetap berada di rumah menyebabkan kesempatan anak untuk beraktivitas fisik menjadi jauh berkurang. Menonton televisi atau main game pada akhirnya akan menjadi pilihan anak untuk mengisi waktunya selama berada di rumah.


Biasanya selama melakukan kegiatan tersebut anak juga cenderung lebih sering mengonsumsi berbagai kudapan. Gabungan ketiga hal tersebut tentunya akan meningkatkan risiko obesitas pada anak.


Untuk dapat mencegah obesitas anak selama masa pandemi ini, maka biasakan si kecil untuk:


  • Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan jumlah secukupnya serta menghindari kudapan berkalori tinggi
  • Minum air putih dengan jumlah cukup 
  • Makan sayur dan buah setiap hari agar si kecil cepat merasa kenyang dengan makanan yang sehat
  • Membuat kesepakatan jadwal bersama keluarga untuk mengurangi waktu menonton televisi atau main video games dan digantikan dengan aktivitas fisik seperti jalan pagi atau main sepeda dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan 


Rekomendasi aktivitas fisik untuk anak

Selain memastikan asupan nutrisi si kecil, aktivitas fisik secara rutin pun menjadi salah satu kunci dalam menjaga daya tahan tubuh. Maka itu, selagi masih #dirumahaja, ada baiknya Anda mengajak si kecil untuk beraktivitas bersama.


Jenis kegiatan fisik atau lamanya olahraga yang dilakukan tentunya harus disesuaikan dengan usia anak serta kemampuan perkembangannya. Bila si kecil masih bayi, mengajaknya bermain dalam posisi tengkurap, mencoba meraih benda dengan merangkak, mendorong benda, atau bermain bola dalam posisi duduk selama 30 menit per hari sudah merupakan bentuk olahraga pada kelompok usia tersebut. 


Untuk batita, aktivitas fisik ringan seperti berjalan-jalan di taman sambil mencari kupu-kupu, bermain pasir, membantu menyiram tanaman dengan total 180 menit sehari akan menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi anak.


Untuk anak yang lebih besar tentunya membutuhkan olahraga dengan intensitas lebih tinggi berdurasi 60 menit dalam satu hari seperti main petak umpet, naik sepeda, hiking, menari, atau berlari. 


Apabila anak tidak menyukai olahraga tertentu, kegiatan harian di rumah seperti berkebun, membantu orangtua mencuci motor/mobil, bahkan menyapu pun sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang baik.


Buatlah variasi pilihan kegiatan setiap harinya dan libatkanlah anak yang berusia lebih besar untuk menentukan aktivitas yang ingin dilakukannya. Keterlibatan seluruh anggota keluarga saat melakukan aktivitas fisik dalam suasana yang menyenangkan tentunya juga akan membuat anak lebih bersemangat untuk berolahraga. 


Keadaan new normal ini memang mengharuskan kita beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru. Beri pengertian kepada si kecil agar lama kelamaan ia juga dapat menjaga dirinya sendirinya.


Anda dan keluarga tetap dapat berkegiatan, namun ingat, tetap terapkan protokol kesehatan yang ketat ya, agar Anda sekeluarga tetap sehat.