Penanganan Batu Saluran Kemih Tanpa Sayatan

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penanganan batu saluran kemih kini tidak lagi memerlukan sayatan operasi

Penanganan Batu Saluran Kemih Tanpa Sayatan

Tinggal di negara tropis memiliki memiliki kelebihan serta kekurangan. Jika kelebihan merupakan hal yang patut disyukuri, kekurangan yang terjadi merupakan hal perlu diwaspadai, termasuk di antaranya mengenai kesehatan.


Berdasarkan data, salah satu penyakit yang kerap diidap oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia adalah batu saluran kemih atau batu ginjal. Sering menghabiskan waktu di luar ruang, kurangnya konsumsi air mineral, kurang aktivitas, serta konsumsi makanan yang tinggi protein (high protein diet) meningkatkan risiko pembentukan batu di saluran kemih. Selain itu, riwayat keluarga pun menjadi faktor risiko penyakit ini.


Bukan sekadar menimbulkan rasa nyeri pada pinggang, batu pada saluran kemih yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara permanen. Dan ketika ginjal mengalaminya, kualitas hidup yang dijalani pun menurun.


Secara umum, risiko pembentukan batu terbilang cukup tinggi. Sepanjang hidup (life time risk), risiko pembentukan batu berkisar antara 5 – 10 persen. Data juga mengungkapkan bahwa pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita untuk mengidap penyakit ini, dengan perbandingan 3:1.


Selain itu, penyakit ini paling tinggi dialami pada dekade keempat dan kelima kehidupan, rentang usia 40 – 50 tahun.


Nyeri pada pinggang menjadi gejala yang umum dialami oleh penderita batu saluran kemih. Selain itu, gejala lain yang sering timbul adalah mual dan muntah hingga gangguan fungsi ginjal. Meski demikian, terkadang keberadaan batu pada saluran kemih pada beberapa kasus tidak menimbulkan gejala sama sekali.


Pada kasus seperti ini, biasanya batu baru diketahui keberadaannya secara tidak sengaja, seperti saat melakukan medical check-up (pemeriksaan kesehatan). Karenanya, selain menjalani pola hidup sehat, penting pula untuk secara rutin melakukan medical check-up.


Teknologi Gelombang Kejut

“Operasi” menjadi momok tersendiri bagi banyak orang. Mendengarnya saja sudah menimbulkan rasa khawatir, bahkan takut. Belum lagi perawatan di rumah sakit yang relatif lama setelah melakukan operasi.


Tetapi, karena alasan penanganan kesehatan, tindakan medis ini perlu dilakukan misalnya untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.


Namun, itu paradigma lama. Perkembangan teknologi di bidang kedokteran, khususnya di bidang urologi, sudah memungkinkan dilakukan tindakan yang lebih nyaman. Operasi dengan sayatan yang minim (minimal invasive surgery) bahkan operasi tanpa sayatan (non-invasive surgery) sudah memungkinkan untuk dilakukan. Salah satunya adalah ESWL (Extracoporeal Shockwave Litothripsy).


Teknologi ini telah menjadi tindakan favorit dalam terapi kasus saluran batu kemih. Memanfaatkan gelombang kejut, penanganan dengan teknologi ini dapat memecahkan batu saluran kemih atau batu ginjal tanpa operasi atau sayatan.


Dengan proses tindakan yang berdurasi sekitar satu jam dan observasi setelah tindakan selama 1-2 jam, pasien pun langsung dapat kembali beraktivitas. Pasien yang menjalani ESWL memang tidak memerlukan rawat inap.


Selain itu, karena tidak adanya sayatan operasi, rasa sakit yang mungkin timbul selama proses penanganan pun terbilang sangat minim.


Pada pelaksanaannya, ESWL dapat digunakan pada hampir sebagian besar kasus batu, baik itu batu ginjal ataupun batu ureter. Tentunya faktor-faktor tertentu seperti lokasi, ukuran dan kekerasan batu, menentukan keberhasilan tindakan ESWL.


Angka keberhasilan ESWL berkisar 98 persen untuk batu ginjal berukuran hingga 1 cm.


Melengkapi pelayanan kesehatan yang diberikan, saat ini RS Pondok Indah - Pondok Indah menyediakan layanan ESWL. Penanganan batu saluran kemih atau ginjal pun menjadi semakin nyaman.