Pembesaran Prostat Jinak, Bagaimana Solusinya?

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jika selama ini Anda khawatir dengan kanker prostat, sebenarnya ada satu penyakit lain yang banyak terjadi menjelang usia lanjut, yakni pembesaran prostat jinak atau dalam istilah kedokteran sering disingkat PPJ

Pembesaran Prostat Jinak, Bagaimana Solusinya?

Bayangkan prostat adalah sebuah bola yang terdiri dari beberapa zona. Kanker prostat umumnya timbul pada zona yang disebut dengan zona perifer, sedangkan pembesaran prostat jinak berkembang pada zona transisional, yaitu sebuah zona yang mengelilingi uretra.


Seiring dengan bertambahnya usia, prostat menunjukkan adanya pembesaran glandular dan perubahan lain yang disebabkan oleh menurunnya kadar kolagen dalam tubuh. Oleh karena itu, pembesaran prostat jinak merupakan salah satu diagnosa tersering yang dirujuk ke urologist.


Pada 10 persen pria, pembesaran prostat jinak mulai terbentuk pada usia 40 tahun, dan sebanyak 50 persen terdeteksi pada usia 60. Menurut para ahli, hampir 80 persen pria akan mengalami pembesaran prostat jinak, dan 30 persen di antaranya menjalani pengobatan.


Diagnosa Pembesaran Prostat Jinak

Untuk menentukan diagnosa, seorang urologist akan melihat beberapa parameter yang menentukan apakah pengobatan perlu dilakukan, seperti:


  1. Ukuran prostat
  2. Pengukuran nilai pancaran urin saat berkemih
  3. Penentuan volume residu urin pasca berkemih (tuntas atau tidak)
  4. Seberapa sering frekuensi berkemih
  5. Seberapa sering pasien tidak dapat menahan diri saat ingin berkemih dalam sebulan
  6. Seberapa sering pasien harus mengedan saat berkemih
  7. Seberapa sering pasien terbangun di malam hari untuk berkemih


Dari parameter tersebut, dokter akan menentukan tindakan selanjutnya, apakah perlu terapi dengan obat-obatan, atau ada pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa.


Jenis-jenis Terapi Pengobatan Pembesaran Kanker Prostat

Apabila dokter mendiagnosa Anda mengalami pembesaran prostat, ada beberapa jenis terapi atau pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain:


1. Terapi Medikamentosa

Atau dikenal dengan terapi dengan obat-obatan. Terapi ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran prostat, menghentikan pertumbuhan pembesarannya, atau membuka saluran uretra di dalam prostat.


2. Terapi Minimal Invasif

Apabila terapi dengan obat-obatan tidak efektif, maka sejumlah prosedur minimal invasif bisa menjadi pilihan untuk mengurangi gejala pembesaran prostat jinak.


Beberapa di antaranya adalah transurethral microwave procedures atau disebut juga dengan transurethral microwave thermotherapy (TUMT) yang menggunakan gelombang mikro untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan prostat yang berlebih, transurethral needle ablation (TUNA) yang menggunakan energi dalam frekuensi rendah melalui 2 jarum untuk membakar daerah prostat yang membesar, water-induced thermotherapy yang menggunakan cairan yang dipanaskan untuk menghancurkan jaringan berlebih pada prostat, serta high-intensity focused ultrasound (HIFU) yang menggunakan gelombang ultrasound frekuensi rendah untuk menghancurkan jaringan prostat.


3. Terapi Operasi Konvensional

Terapi pembedahan reseksi prostat transuretral atau dikenal dengan TURP telah menjadi gold standard pengobatan pembesaran prostat jinak pada pria. Pada sebagian besar pasien, dokter biasanya telah mempertimbangkan untuk memberikan terapi medikamentosa sebelum dilakukan TURP. Secara umum, TURP baru dilakukan pada pasien dengan gejala yang sangat mengganggu, atau bagi mereka yang mengalami komplikasi infeksi saluran kemih, dan penyerta lainnya.


Prosedur bedah ini menggunakan serat fiber yang menembakkan laser dan laser Nd:YAG untuk menghilangkan jaringan prostat yang menghambat juga bisa digunakan sebagai terapi pembesaran prostat jinak.


Apabila Anda atau kerabat terdekat mengalami gejala-gejala yang mengarah pada pembesaran prostat jinak, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah urologi untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.