Osteoarthtritis, Nyeri Sendi yang Mengganggu

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pernah merasakan nyeri hebat pada bagian persendian sampai membuat Anda sulit beraktivitas? Hati-hati, bisa jadi Anda terkena osteoarthritis

Osteoarthtritis, Nyeri Sendi yang Mengganggu

Penyakit ini ditandai dengan kerusakan atau hilangnya kartilago (tulang rawan) sendi yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas, dan ketidakmampuan bergerak.


Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.


Oleh karena sifatnya yang kronik-progresif, osteoarthritis mempunyai dampak sosio-ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan satu sampai dua juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena osteoarthritis.


Prevalensi Penderita Osteoarthritis

Di Amerika, penderita osteoarthritis saat ini diperkirakan mencapai 30 juta dan akan terus meningkat menjadi 67 juta di tahun 2030. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004, osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara.


Osteoarthritis dialami sepertiga populasi di atas 65 tahun. Prevalensi total osteoarthritis di Indonesia diperkirakan hampir 40 juta. Diperkirakan 40 persen dari populasi usia di atas 70 tahun menderita osteoarthritis, dan 80 persen pasien osteoarthritis mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya.


Sendi yang paling sering terserang oleh osteoarthritis adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan sevikal, dan sendi-sendi pada jari.

Prevalensi osteoarthritis lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35 persen dari jumlah kasus yang ada. 


Aspek karakteristik umum pasien yang didiagnosis penyakit sendi osteoarthritis, memperlihatkan bahwa usia, jenis kelamin, obesitas, ras/genetik, dan trauma pada sendi mempunyai korelasi terhadap terjadinya osteoarthritis.


Prevalensi penyakit osteoarthritis meningkat secara dramatis di antara orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Hal ini terjadi akibat adanya perubahan yang berkaitan dengan usia pada kolagen dan proteoglikan, yang menurunkan ketegangan dari tulang rawan sendi, dan juga akibat pasokan nutrisi yang berkurang untuk tulang rawan.


Tipe Osteoarthritis

Berdasarkan penyebabnya, osteoarthritis dibedakan menjadi dua, yaitu osteoarthritis primer dan osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer dapat disebut osteoarthritis idiopatik, tidak memiliki penyebab yang pasti (tidak diketahui) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal sendi.


Osteoarthritis sekunder disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), dan imobilisasi yang terlalu lama. Kasus osteoarthritis primer lebih sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan osteoarthritis sekunder.


Penanganan Osteoarthritis

Selama ini osteoarthritis sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari. Namun, telah diketahui bahwa osteoarthritis merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui. Kerusakan tersebut dapat diawali oleh kegagalan mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.


Sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan osteoarthritis. Pengobatan yang ada hingga saat ini hanya berfungsi untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan fungsi dari sendi yang terkena.


Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai dalam proses terapi osteoarthritis, yaitu untuk mengontrol nyeri dan gejala lainnya, untuk mengatasi gangguan pada aktivitas sehari-hari, dan untuk menghambat proses penyakit. 


Pilihan pengobatan dapat berupa olahraga, kontrol berat badan, perlindungan sendi, terapi fisik, dan obat-obatan. Bila semua pilihan terapi tersebut tidak memberikan hasil, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan pembedahan pada sendi yang terkena.


Prosedur pembedahan (misal osteotomi, pengangkatan sendi, penghilangan osteofit, parsial arthroplasty atau total arthroplasty, joint fusion) diindikasikan untuk pasien dengan rasa sakit parah yang tidak memberikan respon terhadap terapi konservatif atau rasa sakit yang menyebabkan ketidakmampuan fungsional substansial dan mampu mempengaruhi gaya hidup.