Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Normal

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Meski dianggap sebagai keluhan ringan, nyeri haid yang hebat bisa jadi indikasi adanya gangguan kesehatan lain

Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Normal

Meski dianggap sebagai keluhan ringan, nyeri haid yang hebat bisa jadi indikasi adanya gangguan kesehatan lain. Kenali nyeri haid yang normal dan abnormal untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang ‘akrab’ bagi para wanita. Keluhan yang biasanya datang menjelang dan pada hari awal-awal datang bulan ini membuat penderitanya tidak nyaman dan berakibat pada terganggunya aktivitas. Bahkan, nyeri haid yang hebat bisa membuat penderitanya berguling-guling menahan sakit. 


Sebenarnya nyeri haid merupakan keluhan normal. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai, karena nyeri haid yang tidak normal juga bisa jadi pertanda adanya gangguan kesehatan lain.


Baca Juga: Siklus Haid dan Reproduksi Sehat


Nyeri Haid Muncul di Usia Belia

Nyeri haid (dismenorea) adalah nyeri yang biasa dirasakan sesaat sebelum atau saat menstruasi. Umumnya gejala yang dirasakan adalah kram yang terpusat di perut bawah, kadang disertai nyeri pinggang.


Biasanya nyeri haid dimulai saat remaja karena siklus haid di usia ini masih suka berubah-ubah. Tetapi pada siklus ovulasi, kejadian ini akan berkurang seiring bertambahnya usia. Jadi, semakin dewasa usia seseorang, kemunculan nyeri haid seharusnya bisa berkurang. 


Jika masih muncul nyeri haid, kemungkinan ada faktor risiko lain yang menyertainya. Di antaranya indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 20 alias tubuh terlalu kurus, menstruasi pertama yang datang lebih dini (sebelum usia 12 tahun), interval menstruasi yang panjang, perdarahan yang iregular atau berlebih, serta gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi kafein yang berlebihan, alkohol, dan minuman berkarbonat.


Baca Juga: Menstruasi Tak Teratur, Hati-hati PCOS


Penyebab Nyeri Haid


1. Kontraksi otot pada rahim

Ketika menstruasi terjadi, dinding rahim mengalami pelepasan dan kontraksi yang lebih kuat untuk mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi. Proses ini dapat menekan pembuluh darah di sekitar rahim, mengganggu suplai darah dan oksigen ke rahim. Akibatnya, jaringan rahim melepaskan prostaglandin, sebuah zat kimia yang dapat menyebabkan nyeri haid.


Prostaglandin juga dapat meningkatkan kontraksi otot rahim, yang menyebabkan rasa nyeri lebih intens. Selain itu, prostaglandin juga bisa menyebabkan gejala lain seperti mual, kram perut, kelemahan, dan sakit kepala. Setelah menstruasi selesai, kadar prostaglandin akan berkurang, sehingga nyeri haid dan gejala lainnya dapat mereda dengan sendirinya.


2. Kondisi atau penyakit tertentu

Nyeri haid dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer adalah jenis nyeri haid yang umum dialami oleh wanita, terutama pada awal menstruasi. Sementara dismenore sekunder disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:


  • Endometriosis
  • Radang panggul
  • Adenomiosis
  • Fibroid atau miom, yaitu tumor jinak di dinding rahim
  • Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD (intrauterine device) Selain itu, nyeri haid juga dapat disebabkan oleh masalah pada kandung kemih atau saluran tuba falopi, serta penyempitan leher rahim.


Nyeri haid yang disebabkan oleh dismenore sekunder biasanya terjadi lebih awal dari nyeri haid biasa dan berlangsung lebih lama. Selain nyeri, dismenore sekunder juga dapat disertai dengan gejala lain seperti menstruasi tidak teratur, keputihan yang kental dan berbau, perdarahan di luar masa menstruasi, dan nyeri saat berhubungan seksual.


Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Gangguan Menstruasi


Nyeri Haid Normal atau Tidak Normal?

Secara umum, nyeri haid dapat diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Nyeri haid primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan berasal dari kontraksi rahim, tanpa penyakit atau tidak ditemukan adanya kelainan.


Kategori ini dapat digolongkan ke nyeri haid yang normal. Sedangkan nyeri haid sekunder berhubungan dengan penyakit pada daerah panggul, seperti endometriosis, adenomiosis, atau mioma uteri. Tipe ini dapat dianggap sebagai nyeri haid yang abnormal.


Nyeri haid primer terjadi karena kurangnya suplai darah pada otot rahim yang disebabkan kontraksi otot rahim yang sering dan memanjang. Nyeri haid primer biasanya terjadi sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan berkurang secara bertahap setelah 72 jam.


Selain itu, kram haid timbul secara intermiten dengan intensitas yang berbeda dan biasanya berpusat pada daerah perut bawah dengan pola yang konsisten selama siklus menstruasi.


Sedangkan pada wanita dengan nyeri haid sekunder, kerap kali berhubungan dengan penyakit pada daerah panggul, seperti endometriosis. Biasanya gejala yang dirasakan adalah intensitas nyeri yang meningkat, dapat terjadi pada pertengahan siklus dan pada minggu haid yang sedang terjadi.


Endometriosis yang muncul pada rektum dapat mengakibatkan nyeri saat buang air besar. Jika tumbuh di vagina atau infiltrasi dalam, dapat menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan seksual.


Sedangkan pada kelainan akibat mioma, nyeri disebabkan oleh haid yang berlebih dan intensitasnya berhubungan dengan volume aliran haid.


Baca Juga: Waspadai Nyeri Perut Saat Haid


Pengobatan Nyeri Haid yang Normal

Nyeri haid primer bisa diatasi dengan tindakan non-medis dan medis. Tindakan non-medis bisa dilakukan dengan mengompres perut yang kram dengan air hangat, olahraga teratur, konsumsi makanan berkalsium dan menghindari makanan yang menyebabkan faktor risiko, seperti makanan yang mengandung lemak tinggi.


Sedangkan untuk pengobatan medis, yang diberikan pada lini pertama adalah antinyeri seperti asam mefenamat dan ibuprofen. Bila nyerinya tidak kunjung reda, bisa diberikan pil KB kombinasi. Atau, diberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab gangguan kesehatan (penyakitnya).


Pola hidup sehat merupakan salah satu cara untuk mencegah atau meminimalisir rasa nyeri ketika haid. Kebiasaan sehat yang dianjurkan antara lain:


  • konsumsi makanan yang dapat mengurangi rasa sakit atau kram saat menstruasi seperti makanan berkalsium tinggi (susu, almond, sayuran hijau, biji wijen), kayu manis, dan jahe;
  • hindari minuman beralkohol, kafein, dan berkarbonat;
  • jauhi makanan yang berlemak; dan 
  • berolahraga secara teratur, tiga kali seminggu, dapat mengeluarkan endorfin yang dapat berfungsi sebagai antinyeri dan meningkatkan mood secara alami.


Baca Juga: Endometriosis, si Penyebab Nyeri Hebat Saat Menstruasi


Cara Mengurangi Nyeri Haid Normal


1. Terapi Panas pada Perut

Jika Anda merasakan menstruasi sangat menyakitkan, coba terapi panas pada perut Anda. Isi botol kaca dengan air hangat dan letakkan di atas perut sebagai kompres. Pastikan untuk melapisi kulit dengan kain untuk menghindari panas langsung dari botol.


Suhu panas dari kompres ini akan membantu mengendurkan otot rahim yang kaku, yang merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi nyeri haid. Anda dapat mengulanginya beberapa kali hingga merasa lebih baik.


Selain menggunakan botol, Anda juga bisa menggunakan bantalan hangat yang ditempelkan di bagian bawah perut. Ini adalah cara yang banyak dipilih untuk meredakan nyeri haid pada hari pertama karena efeknya langsung terasa.


2. Terapi Akupunktur

Akupunktur adalah pengobatan tradisional yang melibatkan penggunaan jarum tipis yang ditusukkan pada titik-titik tertentu di tubuh untuk merangsang saraf. Terapi ini dapat membantu meredakan kram menstruasi dengan merangsang pelepasan endorfin, mengurangi peradangan, dan menciptakan rasa relaksasi. Penting untuk mendapatkan akupunktur dari seorang profesional, karena ini bukanlah metode yang dapat dilakukan secara mandiri.


3. Menjaga Hidrasi Tubuh

Pastikan Anda cukup minum air untuk menjaga kecukupan cairan tubuh. Dehidrasi atau kekurangan cairan dapat memperburuk nyeri haid. Disarankan untuk minum minimal 2 liter air putih setiap hari. Selain itu, Anda bisa mengonsumsi jus buah tanpa gula tambahan sebagai sumber cairan.


Buah memiliki rasa manis alami yang membuatnya tetap enak tanpa tambahan gula. Anda juga bisa mencoba minuman lemon hangat atau jahe, yang memiliki efek menenangkan dan membantu mengurangi nyeri haid.


4. Pemilihan Pola Makan yang Tepat

Mengatur pola makan yang sehat dapat membantu mengatasi nyeri haid. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 dan nutrisi penting lainnya. Hindari makanan tinggi lemak jahat, gula, dan garam berlebihan. Juga sebaiknya hindari kafein, minuman berkarbonasi, dan cokelat, karena dapat memperburuk kram perut.


5. Melakukan Aktivitas Ringan

Meskipun banyak orang cenderung beristirahat atau tidur saat mengalami nyeri haid, tetapi melakukan aktivitas fisik ringan dapat membantu meredakan nyeri. Misalnya, jalan-jalan santai di pagi hari atau yoga. Olahraga dapat merangsang pelepasan endorfin, yang berperan sebagai hormon penghilang rasa sakit, sehingga bisa membuat Anda merasa lebih baik.


6. Berhenti Merokok

Merokok tidak hanya berbahaya untuk kesehatan jantung dan paru-paru, tetapi juga dapat membatasi aliran oksigen ke panggul, yang dapat memicu nyeri haid. Selain itu, merokok juga dapat memengaruhi kesuburan wanita. Oleh karena itu, jika Anda merokok, menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan dan mengurangi nyeri haid.


7. Pengelolaan Stres

Nyeri haid dapat diperparah oleh stres, jadi penting untuk mengendalikan stres sebagai cara untuk mengurangi nyeri haid. Cobalah kegiatan yang dapat meningkatkan mood Anda, seperti menonton film, membaca buku, berbelanja, atau meditasi untuk merilekskan pikiran.


Anda juga bisa mencoba teknik pernapasan dengan mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, yang dikenal sebagai terapi pernapasan untuk mengatasi stres dan meredakan sakit kepala.


8. Mengonsumsi Suplemen

Penelitian menunjukkan bahwa vitamin D, E, B1, dan B6 dapat membantu meredakan nyeri haid. Meskipun vitamin-vitamin ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari, Anda juga dapat mempertimbangkan mengonsumsi suplemen tambahan untuk mengoptimalkan asupan nutrisi Anda.


Baca Juga: Penanganan Gangguan Haid dan Gangguan Kesuburan dengan Bedah Invasif Minimal


Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

  • Nyeri yang hebat di daerah panggul
  • Intensitasnya meningkat
  • Nyeri bisa timbul di tengah-tengah siklus atau selama menstruasi, bisa terjadi selama satu minggu
  • Disertai gejala lain, seperti sakit saat berhubungan intim 


Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Kendalikan berat badan
  • Hindari merokok dan minum alkohol
  • Olahraga teratur
  • Hindari obat-obatan diet karena bisa merusak sel telur
  • Penuhi kebutuhan vitamin D, bisa didapat dari sinar matahari atau suplemen


Jika upaya-upaya sebelumnya tidak berhasil meredakan nyeri haid yang Anda alami, segera konsultasikan diri Anda pada Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan. Setelah melakukan pemeriksaan dan mendiagnosis penyebab nyeri haid Anda, dokter akan meresepkan pengobatan yang tepat untuk Anda.