Mitos Bedah Bariatrik

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengalami obesitas ditambah penyakit genetik itu berbahaya sekali buat kesehatan, lho

Mitos Bedah Bariatrik

Mitos Seputar Bedah Bariatrik

Untuk kasus tertentu, bedah bariatrik bisa jadi solusi untuk keluhan tersebut. Masih ragu untuk menjalani tindakan ini? Yuk, baca dulu fakta-fakta mengenai bedah bariatrik.


Bedah bariatrik berbahaya, risiko tinggi

Faktanya: Bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kandung empedu yang merupakan pembedahan rutin di semua rumah sakit.


Tindakan bedah bariatrik mahal

Faktanya: Salah satu kesaksian pasien setelah menjalani bedah bariatrik mengatakan porsi makannya menjadi sangat sedikit, sehingga biaya makan dapat ditabung. Tabungan kembali terisi seperti sebelum membayar biaya pembedahan setelah 12 bulan.


Apabila dibandingkan dengan tidak menjalani bedah bariatrik lalu harus menjalani perawatan ketika terkena komplikasi seperti serangan jantung, maka biaya pemasangan stent jantung satu buah saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.


Bedah bariatrik adalah bedah kosmetik

Faktanya: Bedah bariatrik tidak bertujuan membuat Anda langsing dan memiliki bentuk tubuh yang lebih menarik. Tujuan utama bedah bariatrik adalah menyelamatkan Anda dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang merupakan efek langsung dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang akan menyerang pasien obesitas.


Menjadi langsing dan mendapatkan betuk tubuh lebih menarik adalah bonus dan efek tambahan yang hampir selalu terjadi.


Bedah bariatrik menyebabkan sakit

Faktanya: Pasien setelah pembedahan bariatrik rata-rata pulang dari rumah sakit pada hari kedua perawatan, sama seperti kebanyakan pasien setelah pengangkatan usus buntu atau kandung empedu. Bedah bariatrik 99 persennya dilakukan dengan teknik laparoskopi, pembedahan dengan sayatan kecil.


Bedah bariatrik membutuhkan perawatan lama

Faktanya: Setelah pembedahan memang harus konsultasi dengan dokter sampai bertahun-tahun lamanya, tapi lebih bersifat kontak kelanjutan monitoring yang tidak wajib untuk mendampingi pasien.


Efek bedah bariatrik tidak menetap, tidak permanen

Faktanya: Efek bedah bariatrik jauh lebih permanen dari diet manapun. Dampak bedah bariatrik dapat menjadi betul-betul permanen dengan mempertahankan perubahan pola makan yang sudah ada setelah pembedahan.


Permanen dapat dicapai dengan disiplin dan menahan diri, serta melakukan hidup sehat dengan berolahraga, yang akan menjadi jauh lebih mudah dilakukan karena bobot tubuh yang sudah berkurang.


Bedah bariatrik sering menimbulkan komplikasi

Faktanya: Tingkat komplikasi pada pembedahan sleeve gastrectomy, pembedahan bedah bariatrik paling populer saat ini, hanya sekitar 1 dari 1.000 pasien, lebih rendah dari pembedahan kandung empedu.


Bedah bariatrik hanya untuk menguruskan badan saja

Faktanya: Bedah bariatrik memiliki efek luar biasa untuk menyembuhkan atau setidaknya mengurangi kelainan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.


Bedah bariatrik menyebabkan kurus tidak alami, malnutrisi

Faktanya: Bedah bariatrik yang paling sering dilakukan yakni sleeve gastrectomy, sangat jarang menyebabkan malnutrisi. Kurus yang dicapai dengan pembedahan bariatrik merupakan kurus karena pembakaran lemak, kurus paling alami yang mungkin didapat.


Bedah bariatrik merupakan penemuan baru

Faktanya: Bedah bariatrik sudah ada sejak 1968.