Mengenal Kelainan Hati Dari Hepatitis Sampai Kanker Hati

Selasa, 18 Agustus 2015

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengenal Kelainan Hati Dari Hepatitis Sampai Kanker Hati

Organ hati yang memiliki berat 1,2 sampai 1,5 kg berguna untuk metabolisme karbohidrat, lemak, protein, sintesis zat/faktor pembekuan darah, dan detoksikasi berbagai racun dan amoniak. Istilah ‘hepatitis’ dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya berbagai macam, mulai dari infeksi (virus, bakteria dan protozoa) sampai non-infeksi (obat-obatan dan alkohol).

Terkait jenisnya, pada saat ini dikenal adanya Virus Hepatitis A, B, C, D, E, F, G dan TT. Di antara berbagai jenis virus tersebut, hanya Virus Hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan kanker hati. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2014 lalu, mengungkapkan pengidap hepatitis B dan C di Indonesia sebanyak 28 juta jiwa. Prevalensi pengidap hepatitis B sebanyak 9,4 persen dan hepatitis C sebanyak 2,1 persen.

Hepatitis B dan C dapat menular melalui cairan tubuh (darah dan hubungan seks), jarum suntik yang terkontaminasi/tidak steril, dan dari ibu ke anak. Kelompok risiko tinggi untuk tertular adalah dokter, perawat, petugas laboratorium, anggota keluarga pengidap, homoseks, wanita tunasusila, pemakai narkoba, dan transfusi darah yang tidak disaring untuk Hepatitis B dan C.

Pengidap hepatitis akan menunjukkan beberapa gejala. Pada stadium awal/akut, hanya didapatkan gejala seperti sakit flu, demam, nyeri otot dan sendi, disertai rasa tidak enak di perut, mual-muntah, dan selera makan hilang. Setelah satu minggu, timbul sclera (lapisan luar mata yang berwarna putih) mata kuning, kulit tubuh kuning, dan air seni seperti teh. Masa tunas hepatitis akut berlangsung selama 28 sampai 120 hari.

Diagnosa dan Pemeriksaan

Selain gejala klinik, biasanya dokter menganjurkan untuk pemeriksaan darah Selain itu, juga dianjurkan pemeriksaan USG abdomen (hati). Pada umumnya, semua penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis pada stadium awal/akut akan sembuh.

Kecuali Virus Hepatitis B dan C, di mana sebagian penderita akan beranjak ke stadium lanjut atau hepatitis kronik. Hal ini umumnya terlihat bila pemeriksaan darah tetap positif lebih dari 6 bulan.

Lamanya perjalanan penyakit dari hepatitis kronik ke sirosis hati (pengerasan hati) memakan waktu 10 hingga 15 tahun. Pada stadium sirosis hati, tampak volume hati yang mulai mengecil dan mengeras, biasanya terdapat cairan d rongga perut yang biasa disebut asites dan kaki pasien mulai membengkak akibat kekurangan albumin karena fungsi hati yang menurun.

Salah satu komplikasi yang sering dijumpai adalah hematemesis, yakni muntah darah dan buang air besar dengan tinja berwarna hitam (melena). Hal ini terjadi akibat pecahnya varises esofagus/ pembuluh darah di tenggorokan.

Pada stadium akhir, yaitu kanker hati (hepatoma), penderita akan terlihat kurus dengan perut membuncit dan mata kuning. Pada pemeriksaan penunjang dengan USG atau CT-Scan perut, tampak gambaran hati yang berbenjol-benjol, tidak rata. Sementara, pada pemeriksaan laboratorium, tampak peningkatan nilai Alfa Foeto Protein yang menjadi salah satu petanda kanker hati.

Saat ini, hanya ada tersedia vaksin untuk Virus Hepatitis A dan B, Virus Hepatitis C belum tersedia. Bentuk pengobatan untuk Hepatitis B kronik tersedia dalam bentuk tablet/kapsul. Sedangkan untuk Hepatitis C kronik tersedia dalam bentuk suntikan interferon yang durasinya adalah sekali suntik perminggu.

Lamanya pengobatan untuk penderita Hepatitis B kronik sekitar 2 hingga 3 tahun. Sedangkan untuk Hepatitis C kronik tergantung dari jumlah virus yang ditemukan. Untuk mengetahui jumlahnya, dapat dilakukan pemeriksaan darah.

Pada stadium lanjut sirosis hati dan kanker hati, ada beberapa pengobatan atau tindakan medis yang bisa dilakukan, seperti Ligasi Varices Esofagus bilamana terjadi pecah varices esofagus, dan penyuntikan kemoterapi melalui pembuluh darah yang dikenal dengan TACE pada kanker hati. Akan tetapi, hasilnya masih belum memuaskan.

dr. Chaidir Aulia, Sp.PD-KGEH

Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi

RSPI-Pondok Indah