Saat mengangkat galon air mineral, Martin (33 tahun) tiba-tiba merasa nyeri luar biasa pada tulang belakangnya
Meski telah beristirahat, rasa nyeri itu tak kunjung reda. Dia pun memeriksakan diri ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui rasa nyeri yang dirasakan akibat dari Herniated Nucleus Pulposus (HNP) atau dikenal dengan sebutan saraf terjepit.
HNP merupakan kondisi ketika bantalan lunak (strukturnya seperti gel) di antara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) mengalami tekanan atau pecah sehingga terjadi penyempitan. Penyempitan ini menyebabkan terjepitnya urat-urat saraf yang melalui tulang belakang.
Diagnosis HNP dapat berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sebagai pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan X-ray anatomi tulang belakang, ataupun MRI pada tulang belakang.
HNP dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti batuk dalam jangka waktu lama dan terus-menerus, berat badan berlebih (obesitas), cedera/trauma terhadap benturan, gaya hidup, genetik, kelainan/tekanan pada bentuk tulang belakang, menyetir pada jangka waktu yang lama, merokok, pekerjaan (mengangkat, menarik, mendorong benda berat), degeneratif, serta postur tubuh yang tidak diposisikan secara benar.
Saat terjadi HNP, seorang penderita akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
Baca juga: Mengatasi Saraf Terjepit Tanpa Operasi, Apakah Bisa?
Saat didiagnosa mengalami HNP, Martin mengira dirinya harus menjalani operasi. Terbayang meja operasi dengan peralatan yang menyeramkan. Belum lagi bekas luka dan masa penyembuhannya.
Seketika rasa takut menyelimuti dirinya. Padahal, HNP dapat ditangani dengan teknik Percutaneous Laser Disc Compression (PLDD). Tindakan invasif minimal ini bertujuan menyusutkan tonjolan nucleus pulposus dengan menggunakan energi laser.
Tindakan yang memiliki tingkat keberhasilan mencapai 80 persen ini dapat dilakukan pada HNP tahap awal, sebelum cincin annulus fibrosus mengalami robekan.
Sekilas, PLDD mirip dengan suntik saraf.
Tetapi, keduanya memiliki perbedaan pada target penyuntikan. Jika pada suntik saraf yang menjadi target adalah saraf yang terjepit, pada PLDD, yang menjadi target adalah penyebab terjepitnya saraf (nucleus pulposus yang keluar).
PLDD dan PCDD dilakukan dengan tata laksana sebagai berikut:
Baca juga: PELD: Minimal Invasive untuk Saraf Terjepit
Keseluruhan prosedur ini hanya berlangsung selama 15 menit untuk tiap level. Setelahnya, dilakukan observasi selama 12 jam. Jika tidak ada kondisi yang mengkhawatirkan, pasien dapat kembali ke rumah, dan kembali ke rumah sakit 1 – 2 minggu setelahnya untuk melakukan kontrol.
Setelah menjalani penanganan, pasien diharapkan memperhatikan beberapa hal agar HNP tidak kembali berulang, seperti menjaga berat badan, tidak melakukan aktivitas berat atau mengangkat benda dengan posisi yang benar, serta mengenakan korset untuk sementara waktu selama 6 – 8 minggu.
Jangan sampai rasa nyeri tulang belakang mengganggu aktivitas Anda, ya!