Masa liburan sekolah biasanya dimanfaatkan oleh para orangtua untuk membawa anak laki-lakinya untuk dikhitan
Khitan, sunat, atau sirkumsisi pada dasarnya adalah pemotongan sebagian dari preputium (kulit yang menutupi penis) sehingga keseluruhan glans penis menjadi terlihat. Tindakan ini biasa dilakukan pada usia anak-anak menjelang akil balig pada umat Islam. Namun, kini, tak jarang juga orangtua yang mengajak anak laki-lakinya untuk dikhitan sejak usia balita, meskipun tanpa adanya indikasi medis.
Sebagian besar operasi khitan dilakukan bukan berdasarkan alasan medis, tapi lebih ke arah keagamaan, adat istiadat, dan budaya. Namun, sebagian lagi dilakukan akibat adanya indikasi medis, di antaranya dilatarbelakangi oleh:
Khitan dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, serta menjaga agar balanitis dan balanopostitis tidak terjadi. Khitan juga dapat mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosis, yaitu ketika kulup tidak bisa ditarik kembali dan terjebak di sekitar ujung penis.
Terdapat dua cara tindakan operasi bedah khitan yang biasa dilakukan:
Sebelum melakukan tindakan khitan, anak biasanya diberikan anestesi lokal. Sedangkan pada khitan bayi dan balita, biasanya dilakukan anestesi umum, supaya memudahkan dokter untuk melakukan tindakan.
Meski tergolong tindakan yang tidak terlalu sulit, operasi khitan masih dapat memiliki risiko komplikasi sebagai berikut
Sangat jarang terjadi (kurang dari lima persen). Jika terjadi, pemberian antibiotika oral dan mandi teratur dapat mengurangi infeksi tersebut.
Jika terjadi perdarahan ringan di sela-sela jahitan khitan dan tidak sampai mengalir, atau perdarahan yang terjadi saat anak ereksi di pagi hari pada satu sampai dua hari pertama setelah tindakan, maka perdarahan tersebut masih dianggap normal.
Cukup dikeringkan dan dioles salep antibiotika topikal untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah infeksi perdarahan tersebut. Namun, apabila setelah khitan ditemukan perdarahan yang tidak wajar dengan jumlah banyak, serta mengalir tidak berhenti setelah ditekan dengan kain kassa, segera konsultasikan dengan dokter.
Yaitu penyempitan atau perlekatan pada muara saluran berkemih. Keadaan tersebut dapat terjadi pada 11 persen kasus pasien khitan. Pada bayi, hal tersebut berhubungan dengan dermatitis yang disebabkan karena kontak dengan popok sekali pakai (diapers), sedangkan pada anak yang lebih besar hal ini berhubungan dengan balanitis xerotica obliterans (BXO).
Sebelum mengajak buah hati Anda untuk khitan, jangan lupa berkonsultasi dahulu ke dokter spesialis anak Anda, ya.