Keluarga Berencana, Perencanaan Demi Kesejahteraan Anak

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tingginya angka kematian ibu karena melahirkan dan nifas di seluruh dunia terutama di Indonesia, Cina, India, dan negara-negara berkembang, menjadikan keluarga berencana merupakan suatu kewajiban demi kesejahteraan anak-anak kita di masa depan

Keluarga Berencana, Perencanaan Demi Kesejahteraan Anak

Di Cina, karena begitu tingginya ledakan penduduk jumlah anak dalam keluarga hanya dibatasi satu orang saja. Akan dikenakan denda atau pajak yang sangat tinggi bila terjadi kelahiran anak ke-2 dan seterusnya.


Sekitar 160 juta perempuan di dunia hamil setiap tahunnya, dan 90 persen ledakan penduduk terjadi di Asia. Lima belas persen dari angka kelahiran tersebut merupakan persalinan dengan risiko berat yang mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 ibu per bayi setiap tahun.


Tiga penyebab utama klasik kematian terbesar ibu hamil adalah pendarahan karena persalinan, pre-eklamsia atau hipertensi, dan infeksi. Dengan keluarga berencana (KB) diharapkan dapat mengurangi risiko-risiko tersebut, di samping antenatal care atau pemeriksaan rutin kehamilan dan persalinan yang aman dan higienis.


KB diharapkan dapat:


  • Mengurangi kemungkinan hamil yang tidak diinginkan sehingga dapat mengurangi risiko abortus
  • Memperpanjang interval kehamilan sehingga ibu hamil dalam keadaan optimal, sehat jasmani rohani, dan sudah mapan secara sosial ekonomi. Dalam tenggang masa ini, diharapkan juga ibu hamil dan pasca melahirkan mempunyai cukup waktu untuk merencanakan, menunda, atau bahkan memutuskan tidak lagi menambah jumlah anak yang dapat disesuaikan melalui pilihan alat KB atau kontrasepsi yang ada
  • Menghindari kehamilan di usia muda


Saat ini begitu banyak metode kontrasepsi yang tersedia, namun secara umum dapat dibedakan menjadi yang mengandung hormon atau hormonal, tanpa hormon atau non hormonal, dan kombinasi keduanya. Kontrasepsi yang mengandung hormon misalnya pil, injeksi, dan implant.


Kontrasepsi yang tidak mengandung hormon atau mekanik misalnya dengan menghitung masa subur, coitus interuptus atau senggama terputus, kondom, dan IUD.

Kontrasepsi kombinasi misalnya penggunaan IUD dengan LNG (Levonorgestrel).


Kontrasepsi mantap

Bila Anda tidak lagi menginginkan jumlah anak bertambah, maka pilihannya adalah kontrasepsi mantap (kontap). Ini tindakan sterilisasi yang dapat dikerjakan pada wanita ataupun pria, melalui tindakan tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria.


Kontrasepsi mantap dapat dilakukan misalnya pada kasus riwayat caesar berulang, riwayat penyakit jantung pada ibu, riwayat kehamilan risiko tinggi, atau ibu lanjut usia (di atas 40 tahun dan cukup anak).


Perlu diketahui bahwa pemakaian kontrasepsi tidak menjamin 100 persen aman dari kehamilan. Walaupun angka kegagalannya di bawah 1 persen, namun metode KB sampai saat ini tetap merupakan pilihan yang bijak untuk menunda kehamilan demi tercapainya keluarga yang sejahtera.


Dibanding dengan kontrasepi sementara (pil, IUD, injeksi, kondom), maka efektivitas kontap jauh lebih tinggi lagi. Dan, dari semua alternatif pilihan kontrasepsi mantap tadi, yang paling efektif adalah dengan fimbrectomy (kegagalan mendekati 0 persen), dengan cara memotong kedua tuba falopii wanita secara permanen dibandingkan dengan kontap konvensional atau ikat tuba.


Diskusikan dengan suami dan dokter kandungan untuk mendapatkan informasi sebaik-baiknya tentang pilihan KB yang sesuai dan paling baik untuk kebutuhan Anda.