Kelola Diabetes Secara Mandiri

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tidak hanya rutin memeriksakan diri serta menuruti imbauan yang disampaikan dokter, penyandang diabetes melitus pun perlu menerapkan tata kelola mandiri demi penanganan yang maksimal atas permasalahan kesehatan yang dialaminya

Kelola Diabetes Secara Mandiri

Tidak ada orang yang ingin terjangkit penyakit, tapi ketika sudah terjadi, usaha setiap orang tentu berupaya untuk dapat mengendalikan penyakit tersebut. Hanya saja, yang tidak jarang terjadi adalah pandangan bahwa dokter, obat, serta mungkin tindakan medis (seperti operasi) dinilai sebagai solusi utama yang dapat menyelesaikan segala permasalahan kesehatan.


Padahal, setiap orang bertanggung jawab atas kondisi tubuhnya, termasuk dalam upaya pengendalian penyakit yang sedang dihadapi, termasuk penanganan kasus diabetes melitus (DM).


Satu kondisi yang kurang baik adalah sistem pelayanan kesehatan masih terfokus pada penanganan berdasarkan gejala (symptom-driven care). Kondisi bertambah buruk jika pasien tidak mengikuti saran yang diberikan.


Penting dipahami bahwa kunci utama tata laksana adalah tata kelola sehari-hari oleh pasien. Karenanya, kolaborasi antara pasien, keluarga, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan dalam tatalaksana DM akan membuat penanganan menjadi lebih efektif (maksimal).


Pentingnya pemeliharaan terhadap diri dapat dilihat dari data penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat. Berdasar penelitian ini, terjadi peningkatan empat kali lipat terjadinya komplikasi pada penyandang DM yang tidak mendapat edukasi mengenai pemeliharaan terhadap diri sendiri.


Edukasi tata kelola mandiri pada penyandang DM dewasa dapat membantu memperbaiki kontrol gula darah (HbA1C) dalam jangka waktu yang panjang. Hanya saja, pengendalian ini akan menurun pada satu hingga tiga bulan jika tata kelola mandiri dihentikan. Artinya, tata kelola mandiri merupakan usaha yang harus dilakukan secara berkesinambungan.


Penerapan tata kelola mandiri

Setelah mendapat edukasi dari dokter mengenai tata kelola mandiri, penting bagi pasien untuk menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Seperti pada lazimnya, memulai hal baru akan terasa berat pada awalnya, tapi jika dilakukan secara konsisten maka akan membentuk kebiasaan dan pasien bisa menjadi terbiasa dengannya.


Ada beberapa aktivitas yang termasuk tata kelola mandiri penderita DM, yaitu:


  • Pengetahuan mengenai diabetes;
  • Pengelolaan makan;
  • Aktivitas fisik;
  • Obat; dan
  • Pemantauan mandiri (termasuk di dalamnya memantau kadar gula darah dan memberikan perhatian lebih terhadap ada tidaknya luka di kaki pasien DM).


Selain itu, bagi orang-orang di sekitar penyandang DM, penting juga untuk melakukan beberapa hal yang dapat mendukung suksesnya penerapan tata kelola mandiri, yaitu:


  • Mendukung pasien dalam mengambil keputusan;
  • Mendorong pasien untuk peduli terhadap diri sendiri;
  • Memberikan kebebasan kepada pasien dalam memecahkan masalah; dan
  • Berkolaborasi aktif dengan tim tenaga kesehatan demi tercapainya perbaikan klinis, status kesehatan, dan kualitas hidup pasien.


Jika dilakukan dengan baik, tata kelola mandiri akan memberikan dampak positif bagi penyandang DM, seperti:


  • Peningkatan pengetahuan kesehatan;
  • Perbaikan perilaku;
  • Perbaikan luaran (output) klinis, seperti penurunan HbA1C;
  • Penurunan berat badan;
  • Biaya kesehatan yang lebih ekonomis; dan
  • Perbaikan kualitas hidup.


Penerapan tata kelola mandiri ini sifatnya individual, karena antara satu penyandang DM akan sangat mungkin berbeda dengan penyandang DM lainnya. Hal ini karena tata kelola mandiri disesuaikan dengan budaya, usia, psikososial, dan kebutuhan masing-masing pasien.


Karenanya, penting bagi pasien untuk mengonsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi, metabolik dan diabetes dalam tata kelola mandiri yang sesuai dengan dirinya.