Kehamilan Trimester Pertama, Apa yang Perlu Diperiksa?

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pemeriksaan kehamilan memberikan informasi penting tentang kesehatan Anda dan bayi selama kehamilan

Kehamilan Trimester Pertama, Apa yang Perlu Diperiksa?

Pemeriksaan kehamilan dapat menemukan masalah awal seperti diabetes gestational (kencing manis saat kehamilan) dan pre-eklamsia (tekanan darah tinggi), yang bila tidak ditangani dengan benar dapat menempatkan ibu dan bayi pada risiko.


Pemeriksaan yang dilakukan dapat menginformasikan ibu mengenai hal-hal tentang kesehatan bayi, misalnya apakah bayi tersebut memiliki cacat bawaan ataupun kelainan kromosom. Untuk sampai pada pemeriksaan ini, perlu waktu dan ketelitian.


Tidak semua pemeriksaan akurat 100 persen, tetapi kita dapat mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya kelainan bawaan adalah rendah.


Jika dokter merekomendasikan ibu tentang suatu pemeriksaan atau tes, pastikan untuk mendapat informasi tentang risiko dan manfaatnya. Rata-rata, orang tua setuju bahwa pemeriksaan kehamilan membantu mereka untuk mempersiapkan kedatangan bayi, namun tentu saja hal tersebut merupakan sebuah pilihan.


Walaupun begitu, tetap dihimbau bagi orang tua agar tetap melakukan pemeriksaan untuk memelihara kesehatan sang ibu dan buah hati.


Baca juga: Pemeriksaan Kehamilan Tentukan Kualitas Hidup Anak


Prosedur Pemeriksaan

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pendahuluan pada ibu, yang mencakup penilaian berat dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu badan, serta frekuensi napas.


Untuk mengonfirmasi kehamilan, ibu akan diminta untuk melakukan tes urin untuk memeriksa kadar hCG dan hormon dalam kehamilan. Selain itu, melalui urin akan diperiksa juga kadar protein, gula, dan tanda-tanda infeksi.


Selanjutnya, darah ibu akan diambil untuk memeriksakan:


  • Golongan darah dan Rhesus Factor (Rh). Jika ibu tipe Rh negatif dan pasangannya Rh positif, ibu dapat menghasilkan antibodi (zat kekebalan) yang berbahaya bagi janin. Hal ini dapat dicegah melalui suntikan khusus yang akan diberikan kepada ibu.


  • Anemia, di mana kadar hemoglobin dalam darah rendah. Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang bertugas mengikat dan mengangkut oksigen yang dibutuhkan tubuh. Jenis anemia sangat beragam, namun di Indonesia masih didominasi oleh jenis anemia defisiensi (kekurangan) zat besi.


  • Hepatitis B, C, penyakit menular seksual sifilis dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).


  • Kekebalan terhadap toksoplasma, virus cytomegalo, campak Jerman (rubella), herpes, dan cacar air (varicella)


Baca juga: Mitos-Fakta Kehamilan


Pemeriksaan Trimester Pertama

Mengapa pemeriksaan ini dilakukan? Dokter melakukan tes skrining untuk menentukan risiko seorang ibu dengan bayi down syndrome (trisomi 21), sindrom Edward (trisomi 18), atau kelainan kromosom lainnya.


Tes yang juga disebut dengan panel pemeriksaan trimester pertama ini idealnya dilakukan dalam dua bagian, yakni:


Mengambil Sampel Darah Ibu

Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar protein dalam darah. Tes ini dapat menunjukkan bayi yang memiliki kelainan kromosom mempunyai risiko rata-rata lebih tinggi.


Melakukan Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi berkembang sangat pesat akhir-akhir ini akibat kemajuan teknologi digital sehingga mampu memberikan gambaran pencitraan yang lebih detail dan jelas. Secara umum pemeriksaan ultrasonografi sangat aman, selama pemeriksa mematuhi prinsip pemeriksaan seperti As Low As Reasonably Achievable (ALARA).


Baca juga: Pantau Tumbuh Kembang Janin Setiap Saat


Tujuan USG

Adapun tujuan ibu melakukan USG adalah sebagai berikut:


  • Verifikasi perkiraan tanggal persalinan


  • Mendeteksi kehamilan di luar rahim


  • Melihat jumlah janin


  • Menentukan apakah janin tumbuh normal sesuai usia


  • Rekam detak jantung dan gerakan nafas janin


  • Memeriksa jumlah cairan ketuban


  • Melihat posisi plasenta


  • Menemukan cacat struktur


  • Mendeteksi masalah lain seperti cacat jantung bawaan, bibir sumbing dan kelainan pada organ


Wanita yang pada pemeriksaan skrining terdeteksi mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya down syndrome atau kelainan kromosom lainnya akan ditawarkan pengujian diagnostik, biasanya melalui Chorionic Villous Sampling (CVS) di trimester pertama atau amniosentesis pada trimester kedua.


Pemeriksaan terbaru adalah skrining darah ibu bebas sel janin atau Non Invasive Prenatal Testing/Diagnostic (NIPT/NIPD) yang mengevaluasi DNA janin dalam darah seorang wanita dan dapat memberikan diagnosis tentang kelainan kromosom tertentu.


Lakukanlah skrining pada trimester pertama kehamilan agar memiliki waktu lebih banyak untuk merencanakan serta mempersiapkan masalah kesehatan yang mungkin dimiliki janin. Pemeriksaan darah biasanya dilakukan antara 9-14 minggu, dan pemeriksaan USG dilakukan antara 11-13 minggu.


Namun perlu diingat bahwa ini adalah skrining, bukanlah tes definitif. Pengujian lebih lanjut harus dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dan janin.