Kehamilan dengan Plasenta Previa

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Perdarahan yang terjadi saat kehamilan merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang obstetrik

Kehamilan dengan Plasenta Previa

Plasenta previa adalah pertumbuhan plasenta yang terletak pada dinding rahim bagian bawah dan menutupi seluruh atau sebagian dari mulut rahim. Plasenta atau ari-ari berkembang selama kehamilan dan merupakan pemberi nutrisi dan oksigen bagi janin yang sedang berkembang.


Serviks atau mulut rahim adalah bagian terbawah rahim yang akan membuka saat proses persalinan berlangsung. 


Pada awal kehamilan, sangatlah wajar apabila plasenta tumbuh pada dinding rahim bagian bawah. Seiring dengan membesarnya rahim, plasenta akan ikut bergerak naik sesuai dengan perkembangan rahim.


Memasuki trimester ketiga, seharusnya plasenta sudah tidak lagi berada di bagian bawah rahim, sehingga mulut rahim dapat terbuka saat persalinan dan siap untuk melahirkan. Namun, apabila plasenta masih berada di bawah dan menutupi seluruh atau sebagian mulut rahim, keadaan tersebutlah yang disebut dengan previa.


Jenis dan Penyebab Terjadinya Plasenta Previa

Berdasarkan posisi plasenta, plasenta previa dibedakan menjadi:


  1. Marginalis, tepi plasenta mendekati mulut rahim tetapi tidak menutupi mulut rahim
  2. Partialis, plasenta menutupi sebagian mulut rahim
  3. Totalis, plasenta menurutpi seluruh mulut rahim


Plasenta previa terjadi pada 1:200 kehamilan, dan akan lebih sering terjadi pada perempuan yang memiliki faktor risiko sebagai berikut:


  1. Abnormalitas bentuk rahim
  2. Banyaknya jumlah kehamilan sebelumnya
  3. Riwayat kehamilan ganda (kembar) sebelumnya
  4. Riwayat adanya operasi di bagian rahim seperti section caesaria atau kuretase
  5. Perempuan yang merokok
  6. Hamil pada usia lanjut


Baca juga: Kontraksi pada Kehamilan, Kenali Jenisnya


Gejala Plasenta Previa

Gejala utama dari plasenta previa adalah perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba, kadangkala disertai dengan adanya kontraksi. Perdarahan seringkali terjadi pada akhir trimester dua atau awal trimester tiga, atau sama sekali tidak terjadi perdarahan sampai memasuki masa persalinan.


Jumlah perdarahan sangat bervariasi, dapat hanya berupa sedikit tetesan darah sampai jumlah darah yang cukup banyak melebihi perdarahan saat haid.


Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Plasenta Previa

Dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mendiagnosis adanya plasenta previa. Termasuk melihat jenis plasenta previa dan dalamnya perlekatan plasenta pada dinding rahim, apakah hanya di dinding rahim atau sampai mencapai otot rahim, bahkan keluar otot rahim dan mencapai dinding kandung kemih atau tidak.


Hal ini harus dipatikan secara seksama, mengingat dokter harus mempertimbangkan jumlah perdarahan yang mungkin akan terjadi dan mempersiapkan darah untuk transfusi, bila diperlukan, sebelum bayi Anda dilahirkan.


Baca juga: PMS atau Hamil?


Penanganan Plasenta Previa

Dokter akan sangat berhati-hati dalam menentukan apakah bayi Anda harus segera dilahirkan atau masih dapat menunggu sampai usia kehamilan melampaui 36 minggu. Apabila perdarahan masih dapat diatasi dan kontraksi dapat dihilangkan, waktu terbaik untuk melahirkan bayi Anda pada keadaan ini adalah 36 minggu ke atas.


Pada wanita hamil yang mengalami plasenta previa, pilihan cara persalinan adalah dengan melalui operasi caesar. Apabila dipaksakan untuk lahir secara normal, akan ada risiko perdarahan yang sangat banyak dan sulit diatasi, dan hal ini mengancam nyawa Anda dan bayi.


Apabila usia kandungan Anda baru memasuki awal trimester tiga dan terjadi perdarahan yang tidak banyak serta masih bisa diatasi, sebaiknya ikut anjuran dokter untuk:


  1. Mengurangi aktivitas fisik
  2. Bed rest total pada wanita hamil dengan riwayat perdarahan banyak dan berulang
  3. Pelvic rest, seperti: tidak berhubungan seksual selama sisa waktu kehamilan, tidak memasukkan tampon vagina, tidak melakukan douching atau pembersihan vagian dengan cara menyemprotkan cairan menggunakan aplikator tertentu


Wanita hamil dengan plasenta previa seringkali dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit dengan tujuan agar dokter dapat lebih mudah melakukan observasi ketat serta memberikan tindakan khusus yang mungkin diperlukan, seperti:


  1. Transfusi darah pada wanita yang mengalami anemia akibat perdarahan yang terjadi
  2. Obat-obatan untuk mencegah terhjadinya persalinan lebih awal (prematur), karena saat terjadi perdarahan sering disertai adanya kontraksi yang memicu terjadinya proses persalinan
  3. Obat-obatan yang digunakan untuk mematangkan paru janin


Baca juga: Pemeriksaan Kehamilan Tentukan Kualitas Hidup Anak


Kapan Harus ke Rumah Sakit?

Anda harus sesegera mungkin ke rumah sakit apabila mulai merasakan kontraksi perut disertasi dengan perdarahan. Tetaplah tenang, tidak perlu panik selama perjalanan.