Jangan Sepelekan Mata Merah

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mata merah merupakan suatu keadaan yang sering dihadapi oleh berbagai kalangan masyarakat

Jangan Sepelekan  Mata Merah

Mata merah dapat timbul akibat pelebaran pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya warna kemerahan pada permukaan bola mata. Derajat kemerahan pada mata biasanya tidak berhubungan dengan keparahan suatu penyakit mata yang diderita.


Namun, harus diwaspadai ketika ada keluhan lain yang menyertai mata merah tersebut, misalnya jika disertai sakit kepala, mual, muntah, ataupun gangguan penglihatan.


Penyebab mata merah dengan penglihatan normal


  • Konjungtivitis, suatu inflamasi atau peradangan pada konjungtiva. Gejala yang timbul berupa mata merah, gatal, berair/belekan, terasa mengganjal.


  • Blefaritis, peradangan pada kelopak mata serta bulu mata yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya berupa kemerahan pada kelopak mata disertai gatal, sehingga mirip dengan reaksi alergi. Biasanya terdapat kotoran (krusta) yang menempel pada bulu mata.


  • Perdarahan konjungtiva, dapat terjadi akibat suatu trauma (tumpul), batuk/bersin yang keras, pada pemakaian obat pengencer darah, atau tanpa sebab yang jelas (spontan). Mata akan terlihat merah dan gradasinya sangat tergantung dari luasnya perdarahan.



Penyebab mata merah dengan penglihatan yang menurun


  • Borok kornea, peradangan pada kornea yang disebabkan oleh infeksi yang umumnya didahului luka. Kelainan ini merupakan penyebab kebutaan ketiga terbanyak di Indonesia. Gejalanya, mata merah dengan penurunan penglihatan (buram) dan tampak lesi atau kekeruhan di kornea.


  • Uveitis, peradangan pada jaringan uvea akibat infeksi, trauma, keganasan, atau proses autoimun. Gejalanya berupa mata merah disertai sakit; silau dengan derajat penurunan penglihatan (buram) yang bervariasi dari ringan sampai berat.


  • Glaukoma akut, peningkatan tekanan bola mata yang terjadi secara mendadak. Dapat terjadi karena mempunyai bawaan genetik glaukoma, atau timbul sebagai komplikasi penyakit mata lain. Gejalanya berupa sakit hebat di mata yang bersifat mendadak dan dapat menjalar ke kepala; dapat disertai rasa mual dan kadang-kadang muntah; penglihatan buram yang sering diawali seperti melihat gambaran pelangi di sekitar sumber cahaya.


  • Endoftalmitis, infeksi di dalam bola mata umumnya melibatkan mata secara keseluruhan yang didahului oleh trauma tembus/tajam pada bola mata, ulkus kornea yang perforasi, ataupun riwayat operasi mata sebelumnya. Gejalanya berupa mata merah, sakit, bengkak dan nyeri, disertai dengan penglihatan yang sangat menurun.


Apa yang harus dilakukan bila mata merah?


Apabila terjadi mata merah, dapat dilakukan kompres dingin pada area mate. Pada beberapa kasus yang ringan, hal ini cukup membantu. Akan tetapi, apabila tidak ada perbaikan, bahkan cenderung memburuk sampai mengganggu penglihatan, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.


Pemakaian obat-obatan yang dibeli bebas di apotek tanpa pengawasan dokter spesialis mata dapat membahayakan mata, khususnya obat yang mengandung steroid. Obat pencuci mata (misalnya boorwater) tidak dianjurkan karena dapat merusak flora normal yang ada di mata.


Selain itu, obat pencuci mata tradisional, seperti air daun sirih, kembang teleng, dan obat tetes mata mengandung madu, juga tidak dianjurkan karena belum terbukti secara klinis, bahkan bisa menyebabkan iritasi mata. Ada sebagian masyarakat yang beranggapan urin (air kencing) atau ludah dapat mengobati mata merah. Hal ini sangat menyesatkan.


Kapan harus berkonsultasi dengan dokter spesialis mata?


  • Mata merah lebih dari 1—2 hari
  • Mata merah setelah terkena trauma benda tajam
  • Mata merah, buram, disertai mual dan muntah
  • Mata merah, sakit, disertai gangguan penglihatan
  • Terdapat benda asing pada mata
  • Sangat sensitif terhadap cahaya atau silau yang berlebihan
  • Terdapat kotoran mata berwarna kuning atau kehijauan
  • Timbul kelainan kulit, seperti cacar air di sekitar mata