Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tidak sekadar proses pengenalan bayi terhadap sumber ASI, inisiasi menyusu yang dilakukan dengan baik dapat berpengaruh positif bagi perkembangan bayi di masa depan

Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif

Meski proses menyusui berlangsung secara alami dan sudah menjadi naluri manusia untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk pangan, bayi yang baru lahir perlu diberi rangsangan agar bisa mendapat nutrisi yang dibutuhkan.


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) memiliki peran sangat penting demi memastikan terpenuhinya kebutuhan asupan bayi.


IMD diawali dengan kontak kulit antara ibu dengan bayi. Pada fase ini, bayi akan mencari payudara ibu dan menghisap air susu ibu (ASI). Proses ini dilakukan segera setelah bayi lahir.


Setelah lahir, bayi dikeringkan (tanpa mengeringkan bagian tangan) lalu diletakkan tengkurap pada dada atau perut ibu. Biarkan kontak kulit berlangsung selama satu jam dan dilanjutkan proses IMD pada satu jam berikutnya.


Cairan ketuban pada tangan bayi memiliki bau yang sama dengan payudara ibu. Bau inilah yang akan menuntun bayi mencari payudara ibu.


Proses yang sama juga dilakukan pada bayi kembar, prematur, ataupun bayi dengan berat badan rendah. Ibu yang menjalani operasi caesar tidak perlu takut menjalani proses IMD karena dokter spesialis anak atau bidan akan membantu proses tersebut selama prosedur caesar dilakukan, dengan meletakkan bayi melintang di atas dada ibu dan membantu mendekatkan posisi mulut dan kepala bayi pada payudara ibu.


Pada bayi yang dilahirkan melalui persalinan normal, posisi bayi diletakkan di atas perut ibu dan bayi secara otomatis akan menggerakkan kepala dan badannya mencari dan menyusu pada payudara ibu.


Pada kondisi bayi cukup bulan, bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah yang sakit, proses IMD mungkin tidak dapat dilakukan. Walau demikian, kolostrum ibu (cairan ASI pertama yang kaya nutrisi dan imunitas) tetap dapat diberikan pada bayi, baik dengan mengoleskannya ke mulut bayi dengan menggunakan spuit atau kapas lidi yang steril.


Proses IMD memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi ibu dan bayi, seperti:


  • Membangun ikatan dan hubungan kuat antara ibu dengan bayi
  • Bayi mendapatkan kolostrum, cairan emas ASI yang kaya akan nutrisi dan zat-zat imun bagi tubuh
  • Menjaga tingkat kadar gula pada bayi
  • Kontak kulit ibu dengan bayi menjaga panas tubuh bayi
  • Membuat bayi menyusu lebih lama (mendukung suksesnya pemberian ASI eksklusif)
  • Menurunkan angka kematian bayi
  • Bagi ibu, menyusui dapat mengurangi perdarahan pasca persalinan dan memberi rasa nyaman serta percaya diri bagi ibu untuk menyusui.


Demi menunjang kesuksesan ASI eksklusif, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pada pasal 9 dan 10.


Selain dukungan pemerintah, peran serta orangtua untuk mencari tahu tentang ASI dan manfaatnya, menjaga kesehatan diri dan payudara, tujuh kontak laktasi dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi penting dilakukan.


Kesuksesan pemberian ASI eksklusif bisa dimulai dengan memberikan dukungan penuh pada ibu dari pasangan dan keluarga (lingkungan terdekat), tidak memberikan cairan lain selain ASI pada bayi baru lahir, tidak memberikan empeng/dot pada bayi, memilih fasilitas kesehatan yang mendukung pemberian IMD dan ASI eksklusif, serta rawat gabung antara ibu dan bayi dalam 24 jam pertama.


Hal lain yang bisa dilakukan adalah ikut serta dalam kelompok masyarakat yang mendukung gerakan menyusui serta rutin melakukan kontak laktasi akan sangat membantu ibu dan orangtua dalam pemberian ASI eksklusif.


Tujuh Kontak dengan Tenaga Kesehatan/Konselor Laktasi

  1. Saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui
  2. Saat hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi
  3. Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat IMD
  4. 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu perlekatan mulut bayi pada payudara
  5. Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi
  6. Kontak keenam dan ketujuh dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan. Untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.