Posisi tubuh yang tidak baik dalam aktivitas harian dapat menyebabkan rasa nyeri pada leher
Pernahkah Anda merasa nyeri pada leher? Atau setidaknya, timbul rasa pegal setelah beraktivitas? Kabar cukup baiknya, Anda tidak sendiri mengalami hal tersebut. Banyak orang usia produktif yang mengalaminya juga.
Kabar kurang baiknya, Anda telah memberikan beban berlebih pada organ tubuh—dalam hal ini otot dan tulang leher.
Ketika berbicara tentang leher, kita membicarakan kesatuan organ yang terdiri dari tulang, otot, kelenjar, pembuluh darah, tenggorokan, kerongkongan, dan saraf. Gangguan pada kesemua organ tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada leher.
Hanya saja, untuk golongan usia produktif, rasa nyeri pada leher paling sering disebabkan permasalahan pada tulang, saraf, dan otot.
Rasa nyeri pada leher dapat dihindari dengan menerapkan beberapa hal berikut:
Perlu diketahui, dibandingkan dengan ukuran leher, ukuran tulang leher sangat kecil. Apalagi ditambah dengan fungsinya yang harus menopang beban kepala yang beratnya sekitar lima hingga enam kilogram.
Dan lagi, secara anatomi, posisi tulang leher berada di belakang sementara kepala yang ditopangnya berada di depan.
Secara umum, gangguan pada leher yang disebabkan oleh cedera dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Ketika mengalami rasa nyeri pada leher, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah menerapkan terapi RICE. Tapi apabila setelah dua minggu rasa nyeri tidak juga reda, segera periksakan kondisi Anda ke dokter spesialis bedah ortopedi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Segera Atasi Nyeri pada Leher
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera.
Memberikan kompres dingin pada bagian yang cedera untuk membatasi pembengkakan dan mengurangi rasa nyeri.
Memberikan kompresi (gaya tekanan) pada bagian yang mengalami cedera.
Posisikan bagian yang mengalami cedera lebih tinggi dari posisi jantung untuk membantu mendorong cairan keluar dari daerah yang mengalami cedera.
Pemeriksaan yang biasanya dilakukan terkait dengan nyeri leher adalah pemeriksaan fisik dan wawancara terkait kondisi yang Anda alami. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan pencitraan (MRI, X-ray, atau jika perlu CT-Scan).
Dari hasil pemeriksaan, diketahui penyebab permasalahan dan dapat lakukan tindakan penanganan yang tepat. Jika permasalahan pada otot (ditandai dengan rasa nyeri yang timbul saat melakukan gerakan), biasanya hilang dengan sendirinya atau jika perlu ditangani dengan konsumsi obat-obatan atau soft collar (neck splint).
Sementara, jika permasalahan pada tulang dan saraf (ditandai dengan rasa nyeri yang terasa meski tidak bergerak dan menjalar ke tangan atau belikat, timbul rasa baal), dapat ditangani fisioterapi atau jika perlu dilakukan tindakan minimal invasive sesuai dengan kondisi yang dialami.
Terutama pada permasalahan tulang dan saraf, rasa nyeri pada leher yang ditangani secara cepat dan tepat dapat menghindarkan Anda dari risiko yang lebih merugikan, seperti kelumpuhan.
Jadi, jangan sepelekan rasa nyeri pada leher, ya!
Baca juga: Bebas Saraf Terjepit