Hindari Batu Empedu

Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Memiliki peran penting bagi tubuh, fungsi empedu bisa terganggu akibat terbentuknya batu

Hindari Batu Empedu

Ketika mendengar tentang batu empedu, tidak jarang yang bertanya bisa sampai terdapat batu di dalam empedu. Perlu diketahui, ketika berbicara tentang batu empedu, jangan membayangkan batu yang seperti kita temui sehari-hari.


Yang disebut batu empedu adalah endapan yang berasal dari cairan empedu. Hal ini biasanya terbentuk dari kolesterol atau pigmen cairan empedu—bisa juga campuran keduanya. Batu empedu bisa terdapat di kantong atau kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di saluran empedu (koledokolitiasis).


Secara umum, dikenal istilah 4F sebagai faktor risiko terjadinya batu empedu, yaitu Female, Forty, Fertile, dan Fat.


Meski pada perkembangan saat ini, terdapat beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan terbentuknya batu empedu, seperti:


  • Diet tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan rendah serat
  • Diabetes melitus
  • Kehamilan atau konsumsi, obat dengan kadar estrogen tinggi
  • Penurunan berat badan yang terlalu cepat


Terbentuknya batu di kandung empedu dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti nyeri perut kanan atas yang menjalar ke punggung kanan disertai rasa mual, kembung, dan sering serdawa.


Tidak jarang gejala ini tidak timbul dan pasien baru mengetahuinya setelah pemeriksaan kesehatan melalui ultrasonografi.


Yang perlu diketahui, batu empedu yang menimbulkan gejala (kolesistolitiasis simtomatik) merupakan indikasi dilakukannya tindakan pengangkat batu sekaligus kandung empedu (kolesistektomi).


Selain itu, tindakan ini perlu dilakukan bila dijumpai radang kandung empedu (kolesistisis) yang bila dibiarkan dapat mengancam jiwa karena infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (sepsis).


Tindakan ini bisa dilakukan secara operasi terbuka atau dengan teknik laparoskopi (minimal invasive)—tergantung pada kondisi pasien dan ketersediaan fasilitas.


Apabila saat didiagnosis terdapat batu empedu sementara pasien tidak mengalami gejala tertentu (kolesistolitiasis asimtomatik), tindakan pengangkatan batu empedu belum dianjurkan.


Namun, pasien dianjurkan memeriksakan diri secara berkala untuk menghindari terjadinya komplikasi.


Meski beberapa faktor risiko tidak dapat dihindari, tapi menjalani pola hidup sehat tentu meminimalisir kemungkinan terbentuknya batu empedu.


Setelah Operasi Kandung Empedu

Setelah menjalani proses pengangkatan kandung empedu, hati tetap memproduksi cairan empedu dan masuk ke saluran cerna—hanya saja tanpa melewati penampungan.


Pasien yang menjalani tindakan ini disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan santan selama beberapa waktu setelah tindakan dilakukan.


Jika Batu Empedu Tidak Ditangani

Karena berbagai alasan, terkadang orang enggan menjalani operasi. Padahal, batu empedu bergejala yang tidak segera ditangani dengan baik dapat menimbulkan kondisi yang lebih buruk bagi kesehatan, di antaranya:


  • Infeksi kandung empedu dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kanker kandung empedu
  • Batu yang menyumbat saluran empedu dapat menimbulkan hambatan aliran dan pasien menjadi kuning (koledokolitiasis)
  • Hambatan aliran pankreas dan menimbulkan radang pankreas (pankreatitis)
  • Kanker kandung empedu


Adanya koledokolitiasis dan/atau pankreatitis tentu membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk. Selain itu, penanganannya memerlukan operasi lain selain operasi pengangkatan kandung empedu.


Seiring dengannya, risiko tindakan pun menjadi lebih tinggi. Jadi, segera lakukan tindakan sebelum dampak yang ditimbulkan semakin buruk.