Evaluasi Akurat Saat Golden Period

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kemajuan teknologi pada MRI memungkinkan dilakukannya evaluasi otak penderita stroke pada golden period

Evaluasi Akurat Saat Golden Period

Dalam beberapa tahun terakhir, ancaman stroke semakin menjadi momok. Tidak hanya di dunia, tapi khususnya di Indonesia, penderita stroke semakin meningkat. Semakin tingginya penderita stroke di negeri ini bahkan menempatkan stroke di posisi pertama sebagai penyakit penyebab kematian di Indonesia, menggusur penyakit jantung.


Pengertian Stroke

Stroke  adalah  gangguan  fungsi  saraf  akut  yang  disebabkan  terganggunya  aliran  darah  otak yang  timbul mendadak. Keadaan ini dapat terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Gangguan aliran darah ini akan mengakibatkan kerusakan atau kematian sel-sel otak.


Stroke  terjadi karena beberapa faktor risiko, yang dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, jantung, diabetes melitus, dislipidemia atau gangguan lemak seperti kolesterol, trigliserida tinggi, kelebihan berat badan (obesitas), dan kekentalan darah.


Sementara, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (prevelansi pada laki-laki 7,1 per 1.000 sementara perempuan 6,8 per 1.000), dan ras/suku bangsa.


Stroke memiliki tanda dan gejala yang berbeda pada setiap penderita, tergantung pada bagian pembuluh darah yang terkena serta besarnya penyumbatan aliran darah dan pendarahan yang terjadi. 


Misal, jika penyumbatan terjadi di area bicara, seseorang menjadi tidak bisa bicara atau bicaranya menjadi 'pelo' dan tidak dapat mengatur kata-katanya. Gejala lain yang kerap ditemui adalah lumpuh mendadak, kepala pusing berputar-putar (vertigo), tak bisa melihat, dan mengalami mati rasa.


Sering pingsan serta kehilangan kesadaran (blackout) juga patut diwaspadai sebagai gejala dari stroke sumbatan.


Seperti halnya gejala, dampak yang diakibatkan oleh stroke pun tergantung pada luas atau lebar dan letak terjadinya gangguan aliran darah.


Jika mengenai tempat yang berbahaya, seperti batang otak, dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.


Kuratif Stroke

Serangan stroke merupakan suatu keadaan darurat medis. Seseorang yang dicurigai terkena serangan stroke harus sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit guna dilakukan evaluasi dan penanganan secepatnya.


Penanganan pada masa emas (golden period) yang berlangsung kurang dari enam jam setelah terjadinya gejala awal stroke sangat penting. Hal ini guna mencegah terjadinya kerusakan tetap, kecacatan yang lebih parah, atau bahkan menghindarkan dari kematian.


Salah satu evaluasi terhadap serangan stroke adalah menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Teknologi pencitraan yang menggunakan gelombang elektromagnetik ini dapat mengevaluasi kondisi otak pascastroke. 


Melalui pemeriksaan ini, dapat dideteksi jenis, letak, serta lebar atau luas serangan stroke yang terjadi. Pemeriksaan dengan MRI juga dapat melihat ada-tidaknya risiko dari stroke, seperti sumbatan-sumbatan kecil yang biasanya disebabkan oleh faktor  risiko seperti kolesterol, kekentalan darah, hipertensi, dan diabetes.


Selain itu, perkembangan teknologi medis memungkinkan pemeriksaan MRI untuk mendeteksi kondisi iskemik di otak kurang dari enam jam (golden period) setelah terjadinya serangan stroke, sebelumnya diperlukan sekitar 24 jam untuk mendeteksi kelainan. Dampak yang lebih fatal akibat stroke pun dapat dihindari.