Cegah Osteoporosis Sejak Dini

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati

Cegah Osteoporosis Sejak Dini

Osteoporosis adalah suatu kondisi massa tulang yang dapat menyebabkan masalah pada struktur tulang. Orang dengan osteoporosis memiliki kondisi tulang yang rapuh dan berisiko lebih besar untuk mengalami patah tulang apabila dibandingkan dengan individu dengan usia, jenis kelamin, dan ras yang sama tanpa osteoporosis.


Osteoporosis sendiri berarti “tulang yang porotik (berongga)”, secara umum osteoporosis merupakan suatu kelainan tulang yang terjadi akibat kombinasi pengurangan kemampuan osteoblast (sel pembentuk tulang) untuk membentuk tulang dan peningkatan penyerapan oleh osteoclast (sel penyerap tulang).


Hal tersebut menyebabkan pengurangan secara total massa tulang pada tulang Anda. Semakin rendah total massa tulang, maka akan semakin rapuh tulang Anda.


Tulang – terutama pada daerah peralihan di tulang panjang dan tulang punggung – lebih sering dipengaruhi oleh kondisi ini, sehingga pada Anda yang mengalami osteoporosis suatu trauma ringan saja dapat dengan mudah menyebabkan patah tulang.


Mengalami patah tulang di usia produktif saja cukup merepotkan, apalagi jika terjadi di usia lanjut. Kualitas hidup pun semakin menurun.


Faktor Penyebab Osteoporosis

Osteoporosis dapat disebabkan karena banyak hal; misalnya seperti penyakit endokrin, tidak digunakannya anggota gerak tubuh (disuse), dan sebagai proses penuaan pasca menopause. Walaupun demikian, pada penderita osteoporosis biasanya ditemukan lebih dari satu faktor yang bisa menyebabkan kondisi osteoporosis.


Faktor risiko mengalami osteoporosis meliputi: 


  • Jenis kelamin, wanita berusia di atas 50 tahun lebih banyak mengalami osteoporosis. Perbandingannya 1:4 wanita dibandingkan 1:8 pria; 
  • Berhenti menstruasi (pascamenopause ataupun buatan), masa menopause ditandai dengan berhentinya menstruasi, akibatnya tubuh wanita mengalami penurunan hormon estrogen, padahal hormon ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kekuatan tulang.
  • Kekurangan kalsium dalam diet;
  • Gangguan makan; 
  • Kebiasaan merokok; 
  • Konsumsi kafein dan alkohol yang berlebihan;
  • Kurangnya aktivitas fisik.


Diagnosis Osteoporosis

Untuk menilai apakah Anda mengalami osteoporosis atau tidak, pemeriksaan klinis harus didukung dengan penilaian kepadatan massa tulang yang diukur dengan suatu alat khusus yang disebut dual energy X-ray absorptiometry (DXA) pada tulang belakang, tulang pergelangan, dan panggul.


Alat ini dapat mengukur kepadatan tulang dan membandingkannya dengan populasi. Apabila terdapat nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi maka dapat dikatakan Anda mengalami osteoporosis.


Terkadang, diperlukan pemeriksaan laboratorium lainnya juga untuk menyingkirkan kemungkinan lain penyebab osteoporosis. Beberapa hal yang dapat diperiksa meliputi kadar kalsium, fosfor, dan alkaline fosfatase, serta studi metabolik untuk menunjukkan keseimbangan kalsium.


Pencegahan Osteoporosis

Osteoporosis sendiri memang merupakan bagian dari proses degeneratif (penuaan) yang tidak dapat dihindari, sehingga Anda harus melakukan segala upaya untuk menghindari efek negatif dari kondisi ini.


Sejak usia 20-an Anda dapat mulai berinvestasi untuk kesehatan tulang di masa lanjut usia nanti.


Berikut ini beberapa cara mudah untuk melakukannya:


  • Rutin berolahraga untuk memupuk massa tulang
  • Mengonsumsi makanan dengan kalsium dan vitamin D yang tinggi. Keduanya berperan penting. Jika kalsium berfungsi untuk menjaga kekuatan tulang, vitamin D berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh. Kalau asupan kalsiumnya cukup tapi tidak diimbangi dengan vitamin D yang mumpuni, kalsium tersebut tidak akan bisa diserap oleh tubuh dan justru akan dibuang.
  • Sering berjemur pada waktu yang tepat untuk mengoptimalkan penyerapan vitamin D pada tubuh
  • Hindari konsumsi alkohol yang berlebihan dan hentikan kebiasaan merokok


Salah satu pilar utama dalam penanganan osteoporosis adalah untuk mencegah terjadinya patah tulang akibat trauma dengan energi rendah. Semakin dini Anda memulai ‘menabung’ serta menghindari faktor risiko diharapkan dapat memperlambat terjadinya osteoporosis.


Apabila dibutuhkan, suplementasi kalsium dan vitamin D dapat diberikan secara rutin. Pengobatan yang tersedia harus diberikan sesuai indikasi, misalnya seperti pemberian terapi penggantian hormon, atau pengobatan lainnya.


Sebagai organ yang bertugas menopang seluruh tubuh, kesehatan tulang perlu perhatian ekstra. Tanpa tulang yang sehat dan kuat, aktivitas yang dapat Anda lakukan pun menjadi terbatas.


Jadi, mari mulai perhatikan kesehatan tulang Anda agar tetap sehat dan kuat sampai masa lanjut usia nanti.