Cegah Dampak TBC

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tuberculosis (TBC) menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh para orang tua

Cegah Dampak TBC

Tuberculosis (TBC) menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh para orang tua. Pada anak, penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini dapat menyerang organ tubuh manapun.


Meski disebabkan oleh kuman yang sama, TBC pada anak memiliki kekhasan tersendiri dibanding pada orang dewasa. Belum sempurnanya sistem imun, terutama pada anak berusia di bawah lima tahun, membuat kuman penyakit ini dapat menyebar dan menyerang organ tubuh manapun.


Karenanya, TBC Disseminata (terjadi pada dua organ tubuh atau lebih) lebih banyak ditemukan pada anak daripada orang dewasa. Belum sempurnanya sistem imun pada anak juga membuat gejala yang timbul akibat penyakit ini tidak terlalu khas. 


Walaupun begitu, orang tua perlu curiga jika buah hati mengalami mengalami kondisi berikut selama dua minggu atau lebih, yaitu batuk yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati, sering demam yang tidak diketahui penyebabnya, berat badan yang tidak naik atau bahkan menurun, atau anak terlihat lemas atau lesu.


Selain itu, gejala khusus dapat saja timbul tergantung dari organ tubuh yang terserang.


Anak berisiko TBC:

  • Tinggal satu rumah dengan penderita TBC 
  • Berusia di bawah lima tahun 
  • Tinggal di lingkungan padat 
  • Memiliki gangguan sistem imun 
  • Berusia remaja (sistem imun tubuh menurun akibat ketidakseimbangan hormon) 


Anjuran bagi penderita TBC: 

  • Jalani pengobatan dengan baik dan tuntas 
  • Terapkan perilaku etika batuk (mengenakan masker serta tidak batuk atau membuang dahak sembarangan 
  • Lakukan investigasi untuk mengecek ada-tidaknya anggota satu rumah yang tertular 
  • Ibu menyusui yang mengidap TBC tetap dapat menyusui bayinya. Namun, harus menerapkan upaya pencegahan penularan seperti mengenakan masker dan menerapkan etika batuk yang benar terhadap bayinya


Diagnosis terbaik untuk TBC adalah dengan melakukan pengecekan kuman Mycobacterium tuberculosis melalui Tes Cepat Molekuler (TCM). Dengan memeriksa sampel dahak, tidak hanya dapat diketahui seseorang terjangkit TBC atau tidak, tetapi juga jenis TBC yang diidapnya.


Dikenal ada dua jenis TBC, yaitu yang sensitif terhadap obat dan yang kebal (resisten) terhadap obat.


Selain itu, TBC juga dibagi menjadi TBC biasa dan TBC berat (jika terjadi pada otak, tulang, atau milier/menyebar ke berbagai organ).


Pada anak, pemeriksaan ini tidak mudah dilakukan. Karenanya, dapat dilakukan pemeriksaan tidak langsung, yaitu Tuberculin Skin Test (TST) atau tes Mantoux dan pemeriksaan IGRA.


Kadang juga diperlukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui kemungkinan organ yang terserang TBC. 


Setelah dinyatakan menderita TBC aktif, seorang anak harus menjalani pengobatan.


Tahap Pengobatan Penyakit TBC

Pengobatan TBC terbagi dua tahap, yaitu: 


1. Tahap Intensif

Berlangsung dua bulan. Penderita TBC biasa akan diberikan minimal tiga jenis obat, sementara penderita TBC berat akan diberikan minimal empat jenis obat


2. Tahap Lanjutan

Penderita akan diberikan dua jenis obat. Berlangsung empat bulan untuk TBC biasa dan bisa sampai sepuluh bulan pada TBC berat. Sementara, penderita TBC kebal obat akan diberikan obat yang jumlahnya lebih banyak, dengan durasi lebih lama (bisa hingga 24 bulan), serta dengan efek samping yang lebih banyak.