Atasi Alergi, Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tidak sekadar menyembuhkan gejala yang timbul, penanganan alergi makanan secara cepat dan tepat dapat mendukung tumbuh kembang si kecil

Atasi Alergi, Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi

Alergi makanan merupakan reaksi imun (hipersensitif) yang tidak diinginkan setelah seseorang mengonsumsi makanan (biasanya protein). Sebagian besar reaksi yang timbul terjadi pada organ yang pertama kali kontak dengan makanan, yaitu saluran pencernaan.


Gejalanya dapat berupa bengkak dan gatal pada bibir, lidah, atau tenggorokan. Bisa pula menimbulkan gejala sakit perut, muntah, diare, dan tinja berdarah. Gejala pun dapat timbul pada kulit, seperti gatalgatal dan kemerahan di kulit (urtikaria/biduran), eksim, dermatitis. Alergi dapat menimbulkan gangguan saluran napas, seperti asma, rinitis/pilek, dan lainnya. 


Pada anak, alergi (khususnya terhadap makanan) merupakan hal yang perlu mendapat perhatian agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya di kemudian hari. Meski sebagian besar gejala yang terjadi bersifat ringan dan bisa segera teratasi, pada beberapa anak, gejala yang berat hingga berakibat fatal dapat terjadi jika tidak mendapat penanganan yang tepat.


Jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi:


  • Golongan yang sering menimbulkan alergi: susu sapi/kambing, telur, kacang-kacangan, makanan laut seperti udang dan kepiting, kedelai, serta gandum 
  • Golongan yang relatif jarang menimbulkan alergi: daging ayam, daging sapi, kentang, cokelat, jagung, nasi, dan jeruk 
  • Beberapa bahan aditif yang ditambahkan pada makanan juga dapat menimbulkan alergi. Bahan aditif ini bisa berupa bahan alami (seperti bumbu), atau bisa pula berupa bahan sintetis berupa zat pengawet, penyedap, dan pewarna makanan


Karenanya, ketika memiliki kecurigaan anak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, orang tua dapat mengonfirmasi dengan tidak memberikan makanan yang dicurigai menyebabkan alergi selama dua minggu. Setelah dua minggu, coba berikan kembali makanan tersebut.


Jika timbul gejala alergi kembali, dapat dikatakan anak memang alergi terhadap makanan tersebut dan sebaiknya dihindarkan (avoidance) dulu selama minimal enam bulan. 


Beberapa jenis alergen dari makanan dapat ditoleransi atau menghilang seiring bertambahnya usia. Namun, ketika gejala alergi tetap muncul bahkan setelah penghindaran, sebaiknya segera periksakan kondisi anak ke dokter. 


Melakukan penghindaran terhadap hampir semua jenis makanan yang baru diduga sebagai penyebab alergi tanpa melalui diagnosis atau pemeriksaan yang benar, bukanlah solusi yang tepat.


Berpantang dengan ketat pada sejumlah jenis makanan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan gizi (malnutrisi) atau kesulitan makan pada anak. Selain itu, kualitas hidup anak dan keluarga pun dapat ikut terganggu.


Risiko alergi dari orang tua:


  • 5-15 persen jika kedua orang tua tidak ada riwayat alergi
  • 20-40 persen jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi
  • 60-80 persen jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi