Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), Si Pencegah Komplikasi Hipertensi

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Solusi sederhana dengan beragam fungsi untuk memantau tekanan darah tinggi Anda

Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), Si Pencegah Komplikasi Hipertensi

Jangan pernah menyepelekan hipertensi. Apalagi, hipertensi atau tekanan darah tinggi pada tahap awal seringkali belum terasa mengganggu. Jika disepelekan, dampak lanjutannya bisa berbahaya.


Saat seseorang mengalami hipertensi, ia harus menjalani pengobatan secara menyeluruh. Mulai dari konsumsi obat setiap hari, mengontrol pola makan, rutin berolahraga, dan memeriksakan tekanan darah secara teratur.


Mirip dengan diabetes, segudang masalah dapat ditimbulkan oleh hipertensi yang tidak terkontrol. Tanpa deteksi dini dan pengobatan yang memadai, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pada jantung, ginjal, otak, dan mata.


Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai tanda dan gejala hipertensi sedini mungkin guna menghindari risiko komplikasi dari penyakit ini di kemudian hari.


Ciri-ciri dan Gejala Hipertensi

Hipertensi memiliki gejala yang berbeda pada setiap orang. Berikut ini gejala hipertensi secara umum: 


  • Sering sakit kepala
  • Merasa tengkuk berat
  • Telinga berdenging
  • Detak jantung tak teratur
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Pandangan kabur
  • Kelelahan


Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Hipertensi

Penderita hipertensi kerap tidak menyadari dirinya menderita hipertensi. Bahkan, dari seluruh kasus hipertensi, sekitar 90 persen di antaranya termasuk hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti.


Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi:


  • Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang mengalami hipertensi semakin besar.


  • Obesitas. Meningkatnya berat badan akan mengganggu distribusi nutrisi dan oksigen yang dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.


  • Kurang olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.


  • Kebiasaan merokok. Jika tak ingin terancam tekanan darah tinggi, berhentilah merokok. Zat kimia dalam rokok dapat membuat pembuluh darah menyempit, yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.


  • Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada seseorang dengan riwayat darah tinggi di keluarganya.


Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) dapat menjadi salah satu solusi agar terhindar dari risiko komplikasi hipertensi. Pada prinsipnya, alat portabel ini digunakan untuk mengukur dan memantau tekanan darah Anda selama 24 jam.


Hasilnya, pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan menjadi lebih akurat dan menyeluruh (komprehensif).


Pemasangan ABPM relatif mudah, dilakukan di rumah sakit oleh tenaga medis pada lengan bagian atas pasien. Setelah dipasang, pasien diizinkan pulang serta dianjurkan untuk beraktivitas seperti biasanya, termasuk bekerja, berolahraga, dan beristirahat.


Setelah 24 jam, pasien akan diminta kembali ke rumah sakit untuk melepaskan alat tersebut, dan data dari alat tersebut akan dibaca hasilnya oleh dokter.


ABPM diperlukan pada seseorang dengan kondisi berikut:


  • Hipertensi yang tidak terdeteksi. Berfungsi sebagai skrining saat ditemukan faktorfaktor yang mencurigakan. Misalnya, jika saat diperiksa dengan echocardiogram muncul tanda penebalan otot jantung, tapi saat diperiksa tekanan darahnya ternyata bagus atau normal.


  • Mengetahui jenis hipertensi. Misalnya pada seseorang yang tekanan darahnya normal di siang hari, tapi tinggi di malam hari.


  • Seseorang dengan sindrom white coat hypertension (WCH), kondisi di mana tekanan darah yang tidak normal hanya terjadi saat pemeriksaan dilakukan langsung oleh dokter, akibat rasa cemas berlebihan.


  • Evaluasi pasien hipertensi. Dengan menggunakan ABPM, dapat diketahui apakah seseorang dengan hipertensi tersebut tekanan darahnya terkontrol atau tidak. Terkadang, apabila pemeriksaan hanya dilakukan sewaktu-waktu saja, bisa saja kondisi tekanan darah pasien pada saat itu dalam keadaan normal.


ABPM merupakan alat sederhana dengan berbagai manfaat, yakni sebagai langkah preventif, metode diagnostik, serta evaluasi terapi darah tinggi. Dibandingkan dengan pengobatan komplikasi hipertensi, tentu biayanya pun lebih murah.


Jika digunakan secara tepat, ABPM dapat membantu menyelamatkan banyak orang dari risiko penyakit penyerta hipertensi dan menghindarkannya dari pemeriksaan lanjutan dengan biaya lebih mahal, seperti MRI, CT-Scan, atau kateterisasi jantung.


Mari jaga jantung sehat Anda dengan pemantauan tekanan darah berkala.