Alasan si Kecil Terlambat Bicara

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Keterlambatan bicara atau dikenal juga dengan speech delay banyak menjadi momok bagi orangtua

Alasan si Kecil Terlambat Bicara

Keterlambatan bicara atau dikenal juga dengan speech delay banyak menjadi momok bagi orangtua. Apa sebetulnya yang menyebabkan si kecil ‘terlambat bicara’, dan seperti apa gejala atau tanda-tanda yang perlu diwaspadai? Mari baca ulasannya berikut ini.


Apa penyebab speech delay?


Secara definisi, terlambat bicara belum dirumuskan secara baku. Namun, pengertian sederhananya adalah ketika anak belum menunjukkan kemampuan dalam berbicara sesuai dengan usianya.


Penyebab speech delay bermacam-macam, misalnya karena keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, baik secara umum maupun dalam penerimaan (reseptif) atau ekspresinya (ekspresif), adanya gangguan pendengaran, masalah pada struktur seputar organ pembentuk suara, gangguan perilaku seperti autisme, masalah psikososial berat, maupun gangguan fungsi dan perkembangan lain seperti misalnya apraksia dan disabilitas mental.


Hal yang perlu digarisbawahi oleh para orangtua adalah seringkali keterlambatan bicara menjadi suatu tanda dari masalah fungsi atau perkembangan lain yang tidak berdiri sendiri, sehingga perlu segera dikonsultasikan ke dokter spesialis anak untuk diperiksa lebih lanjut. Semakin dini dikenali, semakin cepat ditangani, diharapkan hasilnya semakin baik.


Faktor Risiko yang Nempengaruhi speech delay

Ada beberapa kondisi terlambat bicara yang disebabkan oleh masalah pada otak sejak lahir. Selain itu, terlambat bicara juga bisa disebabkan oleh faktor lain. Misalnya, pada anak yang lahir dengan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala normal, namun seiring perjalanan waktu memiliki gangguan perkembangan karena berbagai sebab.


Adanya gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang yang tidak ditangani dengan baik, anak sakit berat pada masa kritis perkembangan bagian otak yang mengatur kemampuan bicara, atau masalah pengasuhan dan stres psikososial berat seperti perlakuan salah (abuse) dan penelantaran juga dapat meningkatkan risiko terlambat bicara pada anak.


Pada usia berapa tanda speech delay mulai terlihat?

Cara mudah mengetahui apakah kemampuan bicara anak terlambat atau tidak adalah dengan melakukan screening perkembangan secara berkala. Di Indonesia, jadwal screening tumbuh kembang yang disarankan adalah setiap 3 bulan sekali sampai usia 2 tahun, kemudian dilanjutkan setiap 6 bulan sekali sampai usia 6 tahun.


Dalam screening tumbuh kembang, tidak hanya perkembangan bicara yang diperiksa, namun juga pertumbuhan (pertambahan berat badan, panjang/tinggi badan, dan lingkar kepala) dan ranah perkembangan yang lain, seperti gerak kasar, gerak halus, dan kemampuan sosial kemandirian.


Dengan cara ini, diharapkan tanda ke arah penyimpangan perkembangan bisa dideteksi sedini mungkin.


Usia berapa bisa terdeteksi, tergantung dari instrumen apa yang digunakan untuk pemeriksaan. Pada fasilitas kesehatan tingkat pertama, instrumen yang disarankan dari Kementerian Kesehatan adalah SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).


Instrumen ini dapat mendeteksi masalah tumbuh kembang pada anak mulai usia 3 bulan. Di tempat praktik dokter spesialis anak, instrumen yang digunakan bisa berbeda tergantung keahlian dokter tersebut.

Penanganan yang tepat dan screening sejak dini diharapkan dapat menghindarkan si kecil dari masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.