Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jika tidak ditangani dengan baik, sakit kepala tipe tegang (tension type headache) dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2

Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang

Sakit kepala tentu sudah tidak asing. Tak jarang yang menyepelekan sehingga tidak melakukan penanganan dengan baik. Padahal, sakit kepala yang berulang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan tingkat produktivitas. 


Sakit kepala tipe tegang (tension type headache) merupakan salah satu tipe sakit kepala yang dialami oleh orang-orang dengan aktivitas harian yang padat. Umumnya pada usia produktif (25 hingga 50 tahun), dengan kecenderungan lebih banyak dialami oleh wanita. Karenanya, sakit kepala berulang menjadi penyebab tersering eksekutif muda bolos dari pekerjaan.


Kebanyakan penderita sakit kepala tipe ini adalah pekerja atau eksekutif muda yang tengah giat meniti karier, dengan beban kerja melimpah, dan tenggat waktu kerja yang ketat. Hal-hal tersebut membuat seseorang mudah stres dan merasa lelah, yang kemudian menimbulkan sakit kepala tipe tegang. 


Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya sakit kepala tipe tegang. Hanya saja, otot yang tegang serta faktor psikogenik dipercaya berkontribusi terhadap terjadinya gangguan ini. Sakit kepala ini juga disebut sebagai sakit kepala psikogenik. 


Stres dan beban pikiran dapat menstimulasi saraf perifer (saraf tepi) pada otak. Ketika saraf ini terstimulasi, akan terjadi kontraksi pada otot-otot di area kepala yang kemudian menimbulkan nyeri. Ketika dilakukan pemeriksaan pada penderita sakit kepala tipe ini, sering dijumpai ketegangan pada otot di sekitar kepala. 


Sakit kepala tipe tegang memiliki beberapa jenis, yaitu:


  • Tension type headache sewaktu: serangan sakit kepala yang terjadi sesekali tanpa sering berulang. 
  • Tension type headache episodik: serangan sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya selama tiga bulan berturut.
  • Tension type headache kronik: serangan sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya selama tiga bulan berturut. 


Ketika tidak mendapat penanganan yang baik, ketiga jenis sakit kepala tipe tegang tersebut dapat menjadi sebuah rangkaian. Tension type headache sewaktu dapat berkembang menjadi tension type headache episodik, yang kemudian menjadi tension type headache kronik.


Tension type headache kronik dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya serta memicu timbulnya keluhan nyeri pada titik-titik lain, seperti pada bahu, punggung, dan sebagainya. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, akan sangat sulit untuk mendeteksi asal munculnya nyeri tersebut. Yang berarti, dapat menurunkan tingkat efektivitas penanganan yang dilakukan. 


Tension type headache kronik juga dapat memicu tubuh untuk memproduksi hormon stres (hormon kortisol) secara terus-menerus. Jika terjadi dalam waktu lama, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah sehingga risiko terjadinya serangan jantung ikut meningkat.


Tingginya produksi hormon kortisol pun memicu pelepasan gula ke dalam darah sehingga ikut pula meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 


Gejala sakit kepala tipe tegang

Merasakan tekanan dan ikatan yang kuat pada kedua sisi kepala menjadi gejala khas dari sakit kepala tipe ini. Selain itu, sensasi ini juga dapat muncul pada otot-otot di sekitar kepala, seperti leher atau bahu. 


Pada sebagian kasus, penderita sakit kepala tipe tegang juga mengalami gejala sensitif terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia), layaknya yang terjadi ketika mengalami sakit kepala tipe lainnya. 


Intensitas sakit kepala yang terjadi bisa berada pada level ringan hingga sedang. Intensitas ini tidak bertambah meski penderita melakukan aktivitas fisik, seperti naik-turun tangga dan sebagainya. 


Penanganan yang tepat

Penanganan yang dilakukan untuk sakit kepala tipe tegang tergantung pada jenis yang dialami. Gejala yang timbul pada tension type headache sewaktu dapat diredakan dengan bantuan pain killer, pijatan pada otot-otot yang tegang, atau obat luar semacam essential oil


Jika intensitas sakit kepala meningkat, penanganan pun bukan sekadar untuk meredakan gejala, melainkan untuk mencari dan melakukan penangan pada penyebab terjadinya sakit kepala. 

Menyeimbangkan ritme hidup, mengelola stres dengan baik, serta menerapkan pola hidup sehat dapat mengatasi sakit kepala tipe tegang.


Meski aktivitas harian begitu padat, selalu sempatkan untuk beristirahat, tidur, dan olahraga untuk melenturkan dan mengendurkan otot. 


Penting diketahui, sering kali stres tidak dipicu oleh kesibukan. Pikiran-pikiran yang muncul pada diri sendirilah yang menimbulkan stres. Ada orang yang aktivitas hariannya tidak padat, tapi mengalami stres karena hal-hal kecil. 


Jika penerapan hal-hal tersebut tidak membuat kondisi membaik, segera berkonsultasi pada dokter spesialis saraf. Cepatnya penanganan meningkatkan kemungkinan sakit kepala tipe tegang dapat diatasi hingga tuntas. 


Bagi penderita sakit kepala tipe tegang, dokter dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk meninjau kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya sakit kepala, seperti adanya infeksi atau kelainan fisiologis.


Dokter juga dapat memberikan penanganan tambahan jika dirasa perlu, seperti pemberian obat antidepresan, terapi akupunktur, dan fisioterapi.